51. menuju kelahiran

79.1K 13.9K 4.9K
                                    

Cis dulu yang berharap author khilaf 📸

Happy rebahan 👍

⚔️⚔️⚔️

PRIIIIITTTTTT

suara peluit terdengar membuat dua balita berlari tuing tuing mendekati sang kakek yang berdiri tegap.

Kedua bocil itu secara bersamaan melap tangan kotornya ke celana seraya menatap polos kakeknya bersiap untuk menerima upah.

Mata Arifin melihat pekarangan rumahnya yang telah bersih. Kemudian ia mengeluarkan dompet dan memberikan uang dua puluh ribu kepada Stella dan dua puluh ribu kepada Jerikho.

" Jangan jajan sembarangan. Uangnya ditabung aja di celengan babi Lea sama celengan ayam Riko." Nasehat Arifin tapi tidak dibalas sama sekali.

Yah, beginilah pekerjaan Stella untuk menghidupi keluarganya😔

Rai, Lusiana, dan Chia tertawa geli melihat hal itu. Apalagi wajah Stella sangat bahagia karena di umur tiga tahun ia sudah bisa mencari nafkah dengan keringat sendiri meskipun badannya terasa pegal.

Berbeda dengan Jerikho yang tetap merasakan bugar lantaran ia memang terbiasa dalam bekerja merapikan kamarnya. Balita dua tahun itu memang bukan pemalas, ia suka membantu ibunya membersihkan kamar, memasak kue, mengumpulkan daun-daun kering di halaman atau intinya dia bukanlah beban keluarga.

Stella juga sebenarnya suka bekerja. Yakni menjalankan tugas sebagai apa? Yaps, bener👍

Walaupun tadi di dalam hati Stella sudah berjanji akan melaporkan tindakan Arifin ke perlindungan anak sebab telah memperkerjakan bocil-bocil di bawah umur. Tapi karena telah bahagia mendapatkan upah, Stella mengurungkan niat.

Balita cantik itu mencium uangnya sekilas lalu menatap Leon yang memasuki pekarangan rumah dengan wajah lesu sehabis pulang les tambahan.

Lantas Stella segera berlari ke arah Leon untuk memamerkan uangnya.
" Abang onyet, liat Lea dapat uang."

Leon melirik bocil sesat dengan tidak minat. " Trus gue harus bilang wuihhh, Kelen banget anjay. Gitu?"

Anak bungsu itu berjalan lesu lalu duduk bersandar pada ibunya
" Mamah... Leon mau nikah aja."

" Emang udah punya calon? Udah punya pekerjaan bagus untuk memenuhi biaya rumah tangga nanti?" Tanya Lusiana seraya memijat punggung putranya.

" Culuh nikah ama onyet aja, Oma." Saran Stella dan mendapat pelototan tajam dari ibunya.

" Lea, gak jera mommy cubit terus hah?" Omel Rai.

Stella menatap sekilas ibunya lalu berjalan mengendap-endap keluar pekarangan hendak jajan ke Indomaret yang tepat berada di depan rumah Oma dan Opa nya.

Tapi tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan kedatang seorang laki-laki tampan yang mengendarai motor matic mulai memasuki halaman rumah. Hal tersebut membuat Stella segera berlari ke pelukan ibunya sebab om ulik sudah pulang.

Sekarang Elvalindo sudah membuka bengkel sebagai usaha dengan dimodali oleh sang ayah.

" Assalamualaikum."

GIONATAN 2: Harta, Takhta, Stella. (Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora