22. Garang.

85.9K 13.6K 3.6K
                                    

Halo, kembali lagi bersama saya si author yang paling cuantik ini....

Author cantik kan?

Oke, ekhemm.

Happy anniversary 🍀

⚔️⚔️⚔️

Dua hari yang lalu Gio dan keluarganya telah pulang kerumah setelah menghabiskan waktu selama empat hari di puncak. Gio juga sudah kembali sibuk di kantor sementara Stella selama dua hari ini tidak mau masuk sekolah karena malas.

" Mommy.."

Rai menatap kebawah dimana putrinya sedang menarik ujung bajunya dengan wajah memelas.

" Kenapa?" Tanya Rai seraya mempersiapkan piring di atas meja makan untuk sarapan.

" Lea gak mau cekolah..." Rengek balita tersebut.

" Harus sekolah. Kan Lea udah empat hari libur, trus siap pulang dari puncak, Lea kan libur dua hari lagi. Nanti Lea gak dikenal sama teman-teman Lea lagi lho." Ujar Rai.

" Pokoknya Lea gak mau cekolah, mommy." Pinta Stella menghentakkan kaki kesal.

" Kenapa gak mau sekolah lagi? Hah? Mau mommy cubit?"

Mata bulat gadis cilik tersebut mengerjap berkali-kali mencoba mencari alasan. " Pelut Lea atit.."

Kini Rai menghentikan aktivitas lalu menunduk menatap garang sang anak. " Gak usah bohong, kalo Lea bohong nanti sakit perut beneran. Mau?"

Stella mengerucutkan bibir semakin kesal. Matanya menangkap sosok sang ayah yang berpakaian lengkap ala kantoran dengan jas hitam legam membalut tubuh tegapnya.

" Daddy...." Stella berlari mendekati Gio untuk meminta pertolongan.

" Kenapa? Gak mau sekolah?" Tanya Gio tepat seraya menggendong putri kecilnya dan dibalas dengan anggukan.

" Harus sekolah biar bisa jadi penerus daddy." Ujar Gio yang kini duduk di kursi meja makan dengan Stella pada pangkuannya.

" Gak mauuu... Pokoknya Lea gak mau sekolah...." Stella semakin merengek mana kala melihat Rai sedang memasukkan bekalnya kedalam tas ransel.

Mereka mulai sarapan, hanya balita yang sedang merajuk itu saja tidak. Ia masih setia mengerucutkan bibir sepanjang sepuluh kilometer meskipun Gio berkali-kali menyodorkan sesendok nasi goreng ke depan mulutnya tapi tidak diterima sama sekali.

" Kan nanti Lea bisa pamer sama teman-teman Lea kalo kemarin kita habis jalan-jalan ke puncak." Bujuk Gio agar sang anak mau sekolah.

Stella tetap diam, jika ia malas, dikasih mainan satu truk pun tidak akan bisa membujuknya. Dan ini bukan pertama kalinya Stella berbuat demikian.

Sebelum-sebelumnya juga balita tersebut sering malas ke sekolah tapi Gio dan Rai bisa menghadapi dengan seribu cara.

" Buka mulutnya." Ujar Gio kembali menyodorkan makanan tapi tidak dituruti sama sekali.

Beberapa detik Gio kembali melahap sarapan dan kembali juga menyodorkan sesendok sarapan tepat ke depan mulut putrinya dan kali ini diluar ekspektasi karena Stella malah menepis sendok tersebut sehingga jatuh ke lantai dan menimbulkan suara nyaring.

GIONATAN 2: Harta, Takhta, Stella. (Terbit)Where stories live. Discover now