Peristiwa ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali saja, tetapi sudah terlalu sering. Tidak hanya dikehidupan yang sebelumnya, namun dikehidupan kali inipun juga tetap sama. Tidak ada yang berubah, hanya saja setidaknya kali ini Madelaine sudah sedikit lebih siap untuk menghadapinya.Tubuh Madelaine kali ini tidak gemetar ketakutan seperti saat pertama kali dirinya dihadapkan dengan situasi ini dahulu, ataupun menangis sembari memohon-mohon kepada sekelompok orang jahat seperti mereka.
Orang-orang yang selalu menindasnya dengan cara murahan. Barangkali mereka semua melakukan penindasan ini dengan sebegitu percaya dirinya karena mengetahui sikap sang Duke yang tidak acuh terhadap Madelaine.
Benar-benar konyol, bagaimana para pelayan yang berasal dari keluarga bangsawan yang berada dibawah naungan keluarga Vyacheslav itu nekat melakukan penindasan fisik terhadap satu-satunya putri dikeluarga yang mereka layani.
"Astaga lihat itu! Tatapannya benar-benar sangat berani!"
"Hei itu bukan berani, tapi tidak tahu malu!"
"Ah.. Kau benar~ Bagaimana bisa ya putri hasil dari sebuah perzinahan ibunya itu bisa hidup dengan muka yang tebal dikediaman sang Duke yang jelas-jelas bukan ayahnya?"
"Iya~ Aku kasihan sekali dengan yang mulia Duke dan juga tuan Dixon, padahal mereka kan sudah sangat muak dengan muka perempuan rendahan ini."
"Jika jadi dia aku pasti akan lebih memilih keluar dari kediaman ini saja, karena bagaimanapun aku masih memiliki harga diri."
"Ah tidak-tidak! Bahkan aku lebih baik mati~"
"Kalian bagaimana sih! Coba saja kalian lihat dia, memangnya kalian pikir perempuan yang sudah mengetahui bahwa dirinya bukanlah putri kandung dari sang Duke akan tetap memutuskan untuk tinggal dikediaman mewah itu? Kalian pikir dia masih memiliki harga diri?"
Kediaman milik keluarga Duke Vyacheslav memang sangat besar dan juga mewah. Madelaine sendiri juga mempelajari sejarah kekaisaran beserta sejarah keluarga ini dengan sungguh-sungguh. Keluarga yang begitu hebat dalam segala hal, baik dalam bidang politik maupun pertahanan militernya. Dan mengingat berapa banyaknya kontribusi yang telah keluarga Vyacheslav berikan kepada kekaisaran ini.
Jika saja Madelaine adalah seseorang yang tidak menghormati hukum kekaisaran ini, mungkin Madelaine akan mengatakan secara terang-terangan kepada semua orang bahwa Keluarga Vyacheslav itu jauh lebih layak menjadi pemimpin dari monarki ini, dibandingkan sang Kaisar sendiri.
Namun tentu saja Madelaine tidak akan pernah bisa dan berani mengatakan hal tersebut, sebab Madelaine masih mengutamakan keselamatan nyawanya.
Akan tetapi, jika dipikir-pikir kembali, bukankah seharusnya mereka tidak berhak mengatakan hal tersebut? Bukan karena sekedar alasan bodoh 'Putri hasil perzinahan'. Akan tetapi lebih tepatnya karena sang Duke yang tidak pernah memberikan kemewahan dan kehidupan yang layak seperti itu kepada Madelaine.
Jadi, dari mananya Madelaine tidak tahu diri? Ia bahkan tidak pernah meminta uang kepada pria dingin itu barang sepeserpun!
Plak!
Panas. Perih.
Ah, pipinya berdenyut.
"Hei perempuan kurang ajar, berani sekali kau menatap kearahku dengan angkuh begitu? Kau pikir dirimu itu siapa huh? Kau seharusnya sadar, bahwa kau hanyalah seorang putri dari hasil perzinahan." Seorang perempuan bersurai pirang tampak tersenyum puas setelah selesai mengutarakan kata-kata ejekannya dihadapan wajah Madelaine.
Mungkin, dikehidupan sebelumnya Madelaine akan mengamuk dan berusaha untuk memberontak. Namun kali ini, Madelaine jelas akan memilih rute yang berbeda. Bermain dengan cara yang lebih pintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEYOND THE HORIZON
Fantasy• AVAILABLE ON E-BOOK VER (ORDER AT IG!) • Madelaine Vyacheslav menjalani kehidupan sebagai putri buangan yang tidak dianggap, ironisnya Madelaine pun juga harus mengalami kematian yang mengenaskan. Tepat setelah pengeksekusiannya selesai, Madelaine...