Chapter 45 - The Great Sage Phoenix

27.3K 4.9K 546
                                    


Selama beberapa hari ini, Madelaine hanya sibuk berkutat melakukan segala macam kegiatannya dari dalam kamar. Sampai-sampai rasa jenuh itu memadati hampir seluruh isi kepala, dan juga rongga dadanya.

Madelaine sebenarnya sudah jauh lebih baik, ia sudah kembali sehat. Namun, mengapa sang Duke masih saja melarang dirinya untuk melakukan ini itu, beserta melangkah keluar dari dalam kamarnya? Bahkan pria itu sampai memperketat penjagaan para Kesatria disekitar kamarnya, alhasil Madelaine pun sama sekali tidak dapat mencuri celah untuk keluar secara diam-diam lagi.

Namun akhirnya, kabar baik datang.

Madelaine sontak mengukir secercah senyuman bahagia diwajahnya. "Benarkah?" Tanyanya kepada Shula, yang di iringi dengan binar-binar keantusiasan.

Shula yang berdiri dihadapan Madelaine tampak mengangguk dengan mantap. "Nona akan menghadiri festival perburuan bersama dengan yang mulia Duke, dan juga tuan muda Dixon!" Ujarnya memberi tahu.

Festival perburuan, tentu saja Madelaine pernah mendengarnya. Walaupun belum pernah menghadirinya secara langsung dan hanya mendengar festival tersebut dari mulut ke mulut, Madelaine pernah mendamba-dambakan untuk menghadirinya. Sebab kabarnya, tidak hanya dapat menikmati bentang alam yang cantik saja. Namun lanskap langit pada malam hari pun katanya juga sangat indah. Ratusan bahkan nyaris ribuan bintang akan bersinar dengan terang, seperti sebuah kolam gemerlap.

Itu semua karena dahulu kala, salah satu nenek moyang dari Kekaisaran Neveritas pernah mendapatkan kesaktian dari para Dewa didalam hutan tersebut. Berkat cahaya penerangan dunia, hingga itulah mengapa sebabnya didalam hutan 'Erensia' yang akan dijadikan lokasi utama perburuan nanti terdapat sebuah berhala besar yang terbuat dari permata safir ceylon.

Warnanya putih. Jernih seperti air, dan ketika cahaya bintang menembusnya, itu akan menjadi seperti kerlingan gemerlap dunia peri.

Konon perburuan yang dilaksanakan pun berupa sebuah persembahan untuk menghormati pantung Dewa tersebut, sang pelindung hutan Erensia.

Namun tentu saja festival perburuan ini tetap akan digunakan oleh para tuan muda dan nona muda dari seluruh keluarga bangsawan untuk mencari pasangan.

Para tuan muda itu akan mempersembahkan hewan yang mereka buru kepada Dewa, namun beratas namakan wanita yang mereka sukai.

Yah, secara tidak langsung ini adalah ajang persaingan dalam pencarian pasangan.

Madelaine terdiam sejenak, seraya menoleh kearah bingkai jendela.

Ngomong-ngomong, bukankah adik laki-lakinya itu Dixion Dollares Vyacheslav juga masuk kedalam kandidat tuan muda yang paling di incar di Kekaisaran ini?

Madelaine menganggukkan kepalanya ayal. Itu masuk akal sih, bukankah Dixon adalah penerus Duke yang merupakan keluarga paling tersohor di Ibu kota? Tentu saja para nona muda itu pasti menginginkan kedudukan sebagai Duchess masa depan.

Ditambah lagi, Dixon juga memiliki wajah yang tidak hanya tampan tetapi teramat-sangat tampan.

"Nona." Seruan Shula membuat Madelaine membuyarkan angan-angannya.

"Iya, Shula?"

"Itu.." Shula menyengir dengan lebar. "Tuan Duke mengatakan bahwa nona boleh memanggil penjahit terbaik di Kekaisaran ini, ataupun seumpama nona berkehendak untuk keluar dan pergi ke butik secara langsung. Tuan Duke bilang bahwa anda boleh membeli apapun yang anda inginkan."

BEYOND THE HORIZONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang