Dixon yang kini tengah melangkahkan kedua kaki jenjangnya dikoridor bangunan utama akademi Mathisi yang merupakan akademi privat didalam ibu kota Veritas, sama sekali tidak mengidahkan teman-temannya yang sejak tadi terus saja membuntuti dirinya sembari mengajukan beberapa pertanyaan yang memiliki makna serupa."Tuan muda Vyacheslav, apa saya dapat bertemu dengan kakak perempuan anda?"
"Apa saya dapat mengirimkan undangan untuk kakak perempuan anda?"
"Tuan muda Dixon, saya berkenan untuk mengajukan permintaan untuk menjadi pasangan debutante kakak perempuan anda. Apakah saya dapat mengetahui hal apa yang beliau sukai dan tidak sukai?"
"Tuan muda Vyacheslav, sebenarnya bagaimana bisa anda secara tiba-tiba saja memiliki seorang kakak perempuan??"
"Tuan muda! Saya pikir kita ini teman, mengapa anda sama sekali tidak pernah memberitahu saya bahwa anda memiliki seorang kakak perempuan?"
"Apakah saya dapat menjadi rekan anda untuk proposal nilai kelompok seni berpedang, tuan muda Vyacheslav?"
"Saya berkehendak duluan untuk menjadi rekan tuan muda!"
"Apakah saya dapat berkunjung ke kediaman Vyacheslav untuk mempelajari seni berpedang lebih lanjut?"
"Saya dengar kakak perempuan anda memiliki wajah secantik dewi Athena?"
"Bukankah dewi tercantik itu Afrodit ya?"
Para tuan muda bangsawan berengsek ini. Dixon ingin sekali rasanya menendang selangkangan para bajingan itu, hingga terpental jauh dari dalam kekaisaran ini. Ah sial, bahkan rasanya seumpama membunuh para bangsawan bukanlah hal yang dapat menyebabkan persoalan kompleks, pasti Dixon sudah menebas leher mereka semua sejak tadi.
Belum selesai masalah dengan para tuan muda bangsawan itu, seseorang yang begitu Dixon hindari secara tiba-tiba saja muncul dihadapannya.
"Saya menghadap kepada tuan muda Vyacheslav, apa kabar Dixon?" Bariton itu berhasil membuat Dixon mengulas ekspresi yang begitu tidak bersahabat. "Saya menghadap yang mulia Grand duke muda, Cyzarne Igetis Pavlusha." Dixon menundukan kepalanya secara ringkas sebelum kemudian kembali melempar tatapan yang begitu sengit kearah pria bersurai merah dihadapannya itu.
"Ya-yang mulia Grand duke muda Pavlusha!"
"Saya menghadap yang mulia Grand duke muda!"
Cyzar melirik kearah para tuan muda dibelakang Dixon dengan datar. "Bisakah kalian semua pergi? Saya memiliki hal penting untuk dibicarakan bersama dengan tuan muda Vyacheslav." Ucapan itu lebih terdengar seperti peringatan kematian, dibandingkan ramah-tamah.
Sontak para tuan muda itu saling menatap sembari berbisik-bisik satu sama lain.
"Hei, apakah kita harus pergi? Aku pikir beliau mengusir kita."
"Apakah hal yang ingin beliau bicarakan dengan tuan muda Dixon adalah kakak perempuannya?"
"Apa maksudmu?"
"Bukankah bisa saja tuan muda dari Grand duke Pavlusha mengincar posisi sebagai menantu yang mulia Duke Vyacheslav? Aku dengar posisi putri yang mulia Duke adalah posisi istri yang paling banyak diminati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEYOND THE HORIZON
Fantasy• AVAILABLE ON E-BOOK VER (ORDER AT IG!) • Madelaine Vyacheslav menjalani kehidupan sebagai putri buangan yang tidak dianggap, ironisnya Madelaine pun juga harus mengalami kematian yang mengenaskan. Tepat setelah pengeksekusiannya selesai, Madelaine...