Seluruh petinggi Kekaisaran Neveritas tampak saling memandang satu sama lain dengan sorot yang skeptis. Tentu saja mereka terkejut, sebab dua orang yang merupakan pemimpin dari keluarga terpenting di Kekaisaran baru saja mengungkapkan secara tegas bahwa mereka akan memberikan dukungan kepada Pangeran yang hendak di-turunkan dari atas tahta oleh sang Kaisar sendiri.Grand duke, dan Duke yang baru saja mengungkapkan secara tidak langsung bahwa mereka akan menentang keputusan sang Kaisar.
Suasana didalam ruang pertemuan tampak semakin memanas. Beberapa petinggi lainnya tampak berpikir dengan keras. Entah jalan mana yang harus mereka ikuti, namun semua jelas mengetahui fakta bahwa Kekaisaran Neveritas tidak akan dapat berdiri dengan kuat jika tanpa dukungan keluarga Pavlusha dan Vyacheslav.
Dua keluarga yang merupakan keluarga bangsawan paling di butuhkan jasanya oleh Kekaisaran Neveritas.
Cyzarne mengangkat wajahnya dengan begitu percaya diri, melirik kearah sosok Hadeon sejenak sebelum kemudian Kembali memberikan seluruh atensinya kepada para bangsawan lainnya didalam ruangan tersebut.
"Mari lakukan pemungutan suara," Bariton berat Cyzarne berhasil membuat seluruh orang melirik kearahnya.
"Pemungutan suara?" Marquiss Rosston menyahuti.
Cyzarne mengangguk sekali "Ya, mari lakukan pemungutan suara terkait siapa yang akan mendukung Pangeran Kairos untuk naik tahta maupun sebaliknya."
Hadeon tidak langsung menyahuti, pria berparuh baya dengan surai seputih perak itu tampak menolehkan wajahnya kearah Marquiss Rosston dan juga Marquiss Hailard.
Tatapan dari kedua iris kuning emas milik Hadeon seolah-olah berkata 'Bagaimana dengan keputusan kalian?'
Marquiss Rosston dan Marquiss Hailard tentu mengetahui apa yang akan Hadeon pilih.
Mendukung Pangeran Kairos.
"Kalau begitu, mari kita mulai.." Cyzarne beringsut bangkit dari atas tempat duduknya, "Kalian dapat mengungkapkan dengan jelas, terkait keputusan apa yang akan kalian pilih." Cyzarne mengedarkan pandangannya, "Tentu saja keputusan kalian adalah keinginan dari diri sendiri, tanpa dorongan atau paksaan orang lain. Jadi, putuskan dengan bijak dan lihat kesempatan yang terbaik secara cermat."
Meski Cyzarne menegaskan bahwa para bangsawan harus memutuskan sendiri, namun tetap saja ucapan pemuda itu memiliki makna tersirat. Diakhir kalimatnya, jelas Cyzarne menegaskan bahwa ini adalah kesempatan yang bagus, dan jika mereka menolaknya, maka mereka yang rugi. Tidak cermat dalam menelaah situasi yang tengah terjadi.
Tatkala semua orang tengah berpikir dengan keras, Duke Tarrineuz yang merupakan pemimpin dari daerah selatan tampak membuka celah bibirnya yang sejak tadi tertutup rapat.
"Bagaimana dengan pihak Katedral?" Pertanyaan yang Ilario ajukan berhasil membuat para bangsawan lain segera menyahuti.
"Benar, bagaimana dengan pihak Kardinal Rothes dan Saintess Lilith? Bukankah pihak katedral jelas-jelas mengatakan bahwa Pangeran Kairos telah menodai kesucian Kekaisaran?"
"Pangeran Kairos tidak pantas untuk naik tahta—"
"Count Maltese." Hadeon secara tiba-tiba saja menyela. Dengan tatapan dinginnya, Hadeon kemudian menambahkan. "Apa yang membuat anda berpikir bahwa Pangeran Kairos tidak pantas untuk naik tahta?"
Count Maltese tampak tidak terintimidasi oleh tatapan dingin Hadeon, dan tetap mempertahankan ekspresi angkuhnya. "Semua orang tahu, bahwa Pangeran Kairos adalah putra yang tidak di-inginkan oleh Baginda Kaisar."
"Count Maltese, beraninya anda.. !—"
"Itu adalah rahasia umum, semua orang mengetahuinya." Bela Count Maltese. "Pangeran Kairos memiliki ibu yang merupakan rakyat biasa. Beliau hanya mewarisi setengah darah Baginda Kaisar." Tegas Count Maltese.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEYOND THE HORIZON
Fantasy• AVAILABLE ON E-BOOK VER (ORDER AT IG!) • Madelaine Vyacheslav menjalani kehidupan sebagai putri buangan yang tidak dianggap, ironisnya Madelaine pun juga harus mengalami kematian yang mengenaskan. Tepat setelah pengeksekusiannya selesai, Madelaine...