Chapter 22 - A Covenant

36.8K 5.3K 178
                                    


Madelaine mendaratkan tubuhnya keatas sebuah sofa yang terletak tepat dihadapan Hadeon. Perempuan cantik bersurai sebiru samudra itu tampak menatap lurus kearah sang Duke dengan sorot yang terbilang cukup dingin. "Perjanjian, mari buat perjanjian diantara saya dengan anda secara tertulis diatas kertas menggunakan stempel segel keluarga ini." Madelaine berujar dengan ekspresi yang bersungguh-sungguh.

Hadeon tidak memiliki pilihan lain. Ia hanya bisa menahan perempuan dihadapannya itu selama satu tahun, tepat sebelum umurnya beranjak dewasa.

"Baiklah, jika memang itu yang kau inginkan. Tetapi perihal debutantemu, aku akan mengadakannya pada akhir musim ini."

Huh? Ada apa dengan pria itu? Mengapa tiba-tiba ia menginginkan Madelaine untuk segera melakukan debutante?

"Saya tidak menginginkan debutante. Bukankah saya sudah mengatakannya kepada anda waktu itu? Saya menolak untuk melakukan debutante, dan mengenalkan diri saya dihadapan para bangsawan kalangan atas sebagai Madelaine Vyacheslav. Saya hanya ingin hidup sebagai seorang rakyat biasa, Madelaine Zestasia. Saya tidak butuh marga keluarga Vyacheslav dikehidupan saya kali ini." Madelaine menjelaskan dengan percaya diri.

Sementara pria bersurai putih yang bersemayam tepat dihadapan Madelaine tampak tersentak. Bagaimana bisa anak kecil yang sebelumnya selalu bersikap dengan manja dan berusaha untuk meraih atensinya kini telah berubah menjadi sosok yang seberani itu? Tatapan yang diberikan olehnya bahkan tidak kalah dingin dengan sebuah bongkahan batu es didaerah utara.

Hadeon terdiam sejenak. Masih dengan ekspresi yang sama datarnya, pria itu kemudian kembali berujar. "Debutante adalah perintah dari sang Kaisar."

Telak sudah. "Perintah dari sang Kaisar?" Madelaine mengerutkan pelipisnya tidak mengerti. "Baginda Kaisar bahkan tidak mengetahui keberadaan saya, bagaimana bisa beliau memerintahkan secara langsung agar saya melakukan debutante?"

Hadeon melirik kearah Madelaine sekelebat, sebelum kemudian memberikan isyarat menggunakan jemari tangan kanannya kepada sosok Fench yang berdiri disudut ruangan. "Tunjukkan surat yang dikirim oleh pihak Kekaisaran." Perintahnya yang langsung dilaksanakan oleh Fench.

Fench menyodorkan sebuah dokumen kepada Madelaine, dan membiarkan perempuan itu membuka setiap lembar lalu membaca semua isinya dengan seksama.

Mari katakan saja karena situasi mengerikan sebelumnya itu, dimana kemudian Madelaine melarikan diri. Yah, tampaknya semua itu telah menjadi insiden yang cukup besar. Madelaine tidak pernah menyangka bahwa sang Duke, alias pria bernama Hadeon Regartez Vyacheslav yang kini tengah bersemayam dihadapannya itu akan menghukum para pelayan dan dayang yang melukai dirinya dengan kedua tangannya sendiri.

Apalagi cara pria itu mengadili para pelayan dan dayang itu bisa dikatakan cukup mengerikan. Dengan cara memotong tangan dan kaki mereka hidup-hidup, lalu Madelaine dengar para pelayan dan dayang tersebut juga tidak dibiarkan mati begitu saja. Mereka kabarnya dikurung dipenjara bawah tanah dengan keadaan leher yang terikat cincin besi. Ugh, mengerikan. Bahkan mendengarnya saja berhasil membuat tubuh Madelaine bergidik ngeri.

Tentu semua tindakan sang Duke akan menyebabkan kontroversial yang cukup besar terhadap situasi di Kekaisaran ini.

Maka, bisa dikatakan bahwa saat ini nyaris seluruh anggota keluarga bangsawan sudah mengetahui keberadaan dirinya. Putri dari keluarga Duke Vyacheslav, yang bernama Madelaine Zestasia Vyacheslav. Barangkali Madelaine saat ini tengah menjadi tokoh dari topik utama yang paling panas diseantero kekaisaran. Itulah sebabnya mengapa sang Kaisar meminta seluruh anggota keluarga Vyacheslav untuk menghadap ke istana kaisar secara langsung. Yah, tentu saja dengan begitu maka sang Kaisar dapat mengetahui perawakan Madelaine, si perempuan yang telah menyebabkan kekacauan besar terhadap seluruh anggota keluarga bangsawan dikekaisarannya.

BEYOND THE HORIZONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang