Chapter 36 - Sometimes Heart And Mind Contradict Each Other

24.6K 5.1K 548
                                    


Dikehidupan sebelumnya akan terjadi sebuah kofrontasi antara pihak keluarga Imperial dengan pihak para bangsawan. Dan keluarga Imperial yang lebih condong kepada Paus Seno—yang merupakan pemimpin faksi Kuil Suci, sementara beberapa keluarga bangsawan yang cukup berpengaruh justru lebih memilih untuk berada dipihak faksi para penyihir.

Hal tersebut akan menciptakan sebuah konflik yang cukup sengit.

Dan hingga saat ini, yang mengetahui kapan, penyebab, dan bagaimana menyelesaikan masalah itu hanyalah Kairos seorang.

Jika dikehidupan sebelumnya Kairos akan mulai merancang berbagai macam siasat untuk menjatuhkan sang Kaisar, dikehidupan kali ini, Kairos memiliki alasan untuk tidak lagi melalui jalanan yang kotor dan dipenuhi dengan pecahan kaca itu.

Sebab ada satu orang yang sangat ingin Kairos lindungi.

Satu orang yang benar-benar akan Kairos lindungi sampai-sampai membuat Kairos rela melakukan apa saja demi melindungi perempuan itu. Termasuk mati, atau bahkan melakukan kudeta untuk melawan sang Kaisar.

Meskipun Kudeta akan menjadi sesuatu yang paling mudah untuk ia lakukan. Perebutan tahta secara paksa.

Nyatanya hal tersebut sangatlah kotor, dan Kairos pikir ia tidak ingin mengambil jalan yang dapat membuat seseorang yang ingin ia lindungi. Perempuan itu. Sampai terkena getahnya.

Kairos tidak ingin Madelaine terseret kedalam kubangan lumpur yang mematikan karena dirinya.

"Yang mulia." Felipe yang baru saja kembali dari pusat pelatihan kesatria keluarga Imperial tampak membungkuk dengan hormat kearah Kairos.

"Semuanya sudah siap." Lanjut Felipe.

Sontak Kairos menolehkan wajahnya kearah para anak buahnya, seraya mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.

Pria tampan bersurai sekuning emas bak serpihan bintang itu melirik kearah sebuah pasukan kesatria yang mengabdi dibawah kuasanya. Dengan iris semerah darah yang memancarkan kepemimpinan, Kairos baru saja membuka celah bibirnya seraya berujar dengan lantang.

"Hari ini, kita semua akan melakukan seperti apa yang sudah direncanakan."

"Baik, yang mulia!" Seru para kesatria tersebut dengan riuh.

Kairos kemudian mengangguk. "Kalau begitu, kelompok barisan utama yang akan maju kedepan sana, dan sisanya akan ikut bersama denganku menuju perbatasan."

Felipe tampak gelisah. "Yang mulia." Ujar Felipe pelan, "Apa anda benar-benar ingin melakukan semua ini?"

Kairos menolehkan wajahnya kearah Felipe, wajah tampan bak pahatan patung dewa milik Kairos terlihat begitu datar. Sorot pandangan yang dingin, dan penuh akan keyakinan. "Kita harus melakukannya."

"Tapi yang mulia, bagaimana jika kita gagal?" Khawatir Felipe.

Tentu saja mereka tidak akan gagal. Sebab Kairos sudah mengetahui permasalahan dan keadaan situasi saat ini dengan sangat baik. Melebihi siapapun, Kairos yang paling tahu apa yang akan terjadi dimasa depan nanti.

"Lakukan saja seperti apa yang sudah aku perintahkan."

"Yang mulia!" Felipe memperingati, pria itu tampak begitu cemas. "Apa anda yakin hal ini dapat membuat baginda Kaisar turun dari tahtanya?"

BEYOND THE HORIZONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang