Memacu Syahwat Dengan Pria Lain part 1

29.8K 137 2
                                    

Aku menggigit bibirku sendiri saat kutatap pantulan diriku di cermin besar wastafel kamar mandi, duh seksi banget ya, aku busungkan dadaku yang tak terlalu besar ini, terlihat kentara sekali tonjolan putingku disana, desiran semakin kencang mengetarkan hatiku.

Aku melihat ke arah bawahku, ya ampun tanktop terusan yang kupakai ini hanya panjang sebatas paha saja? Kalau aku menungging sedikit bakalan keliatan bongkahan pantatku, aku tersenyum-senyum melihat kebinalan yang tiba-tiba merasuk diriku ini.

Aku berjalan perlahan mendekati pintu, duh hatiku semakin berdegup, desiran gairah ini semakin mengiris-iris perasaanku, aku pegang dadaku debaran gemuruh jantungku terpacu kencang, membuatku sedikit sesak napas.

Dengan mengumpulkan seluruh kepercayaan diri aku membuka pintu kamar mandi ini, dengan hati berdebar semakin kencang aku melangkah keluar, kulihat Mas Anto menatapku tajam, sempat kulihat jakunnya naik turun menelan ludah yang mungkin tiba-tiba banyak di mulutnya.

Ohh ternyata pria gagah yang duduk itu tidak lebih tenang dariku, aku yakin dia juga sama sepertiku gugup, dan memikirkan itu kepercayaan diriku tiba-tiba menjadi naik, entah setan binal mana yang merasukiku, aku sengaja berlenggok menggodanya saat aku melewati bangku tempatnya duduk.

Aku berjalan membelakanginya sambil tersenyum, wajahnya yang bengong itu sekilas terlihat lucu dimataku, (tentu saja dia bengong, jika author ada disana juga pasti bengong dan ngeces liat dek maya penampilan sensual gitu) tingkahku juga semakin menjadi menggodanya, aku duduk dikursi dekat ranjang sambil mengelap rambutku yang basah dengan cara yang cukup menggoda.

"Loh kok diem aja mas, kaya ngeliat hantu hihihi.." ujarku sambil mengelap rambutku membelakangi Mas Anto.

"Dek Maya seksi banget.." ucap pria itu, ucapannya sungguh menggetarkan hatiku yang terus berdesir tak karuan ini.

Aku tak menanggapi ucapannya itu, sebenarnya saat ini aku benar-benar gugup, aku yakin wajahku semakin merona merah, untung saja mas Anto tak melihat wajahku saat ini.

Kamar ini menjadi hening, mungkin kami berdua sama-sama gugup, aku sendiri tak sadar terus mengeringkan rambutku, aku bingung apa yang akan terjadi selanjutnya, duh antara bingung dan penasaran menjadi satu.

Tak ada suara dari mas Anto, aku menoleh padanya, sedikit terkejut dan tersipu saat aku melihatnya menatap tajam diriku, rupanya sedari tadi sepertinya matanya tak lepas dari diriku, aku menunduk dan mataku melihat tonjolan putingku sedikit lebih runcing, duh kenapa sih putingku jadi lebih tegang, ohh....desiran di dadaku semakin hebat.

Apa yang kulakukan ini? Aku kini setengah telanjang satu kamar dengan pria yang juga setengah telanjang, duh aku baru ingat kalau mas Anto tidak mengenakan celana dalam, aku menggigit bibirku, sungguh aku tak ingin lari dari suasana ini, kegugupanku bercampur dengan hasrat dan penasaranku..ya aku menginginkan apapun yang terjadi malam ini biarlah semua terjadi, aku sudah siap dan aku memang menginginkan semua ini.

"Yuk kita mulai mas, oh ya tolong ambilin lotion di plastik belanjaan tadi mas.." Ucapku lirih, aku menangkap Mas Anto langsung bangkit dan mencari lotion di plastik yang kutunjuk itu, aku kemudian berbaring telungkup di atas ranjang.

Aku memejamkan mataku, aku yakin pria bertato yang gagah ini dapat melihat kemulusan paha belakangku yang tersingkap di balik tanktop sepahaku ini, suara langkah kaki mas Anto kudengar mendekat perlahan, detak jantungku semakin berdegup kencang, aku berusaha menurunkan tanktopku yang tersingkap ke atas.

Tiba-tiba sebuah tangan kurasakan menyentuh pundakku yang tak tertutup, kulit tangan Mas Anto menyentuh kulitku, seluruh pori-poriku meremang merespon sentuhan itu, terasa seperti jutaan semut menjalar di sekujur tubuhku.

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now