Bab 48 - Wajah Tak Asing

6K 37 0
                                    

Mobil Pajero putih yang dikendarai oleh Anto, memasuki halaman sebuah toko pakaian, mereka memang berencana untuk membeli pakaian ganti, karena mereka sama sekali tak membawa apa-apa, "Ya sementara beli disini dulu aja ya dek, besok sisanya kita cari di Mal sambil anu..." Ujar Anto menatap Maya.

"Ya sayang...ya udah yuk.." Maya tersenyum manis kepada Anto.

Hari semakin malam, waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan, sesaat lagi rupanya toko pakaian itu akan segera tutup, sepertinya Maya tak terlalu menyukai jenis model pakaian yang tersedia disini, Maya hanya membeli sebuah blus dan sebuah kaos, serta celana legging pendek dan panjang, serta membeli beberapa pakaian dalam, termasuk lingerie berwarna merah maron, sedangkan Anto hanya membeli kaos serta celana pendek.

"Udah Dek? Kok Cuma dikit." Tanya Anto.

"Ya mas. Gak ada yang cocok, tapi untuk sementara ini cukuplah." Jawab Maya.

Anto mengangguk dan menunggu diluar saat Maya pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya, tak berapa lama Maya sudah selesai membayar dan menenteng belanjaan keluar, berbarengan Maya meninggalkan toko, para penjaga toko juga mulai sibuk menutup toko mereka.

Anto membukakan pintu mobil dengan gaya gentelemen, Maya tersipu dan mengucapkan terima kasih diiringi senyum manisnya, tak lama Anto juga masuk ke mobil dan duduk di belakang kemudi, ''Dek, nama hotelnya apa, biar aku pasang di gps." Tanya Anto.

"Sebentar mas.." Maya mengambil hpnya dan mulai menyebutkan tempat, Anto sedikit terkejut dan memandang Maya, "Resort dek? Wow, kayaknya mahal ya.." Tanya Anto.

"No problem, yang penting aku ingin puasin kebersamaan kita sayank, udah yuk...jalan udah gak tahan.." Ujar Maya dengan nada manja.

"Gak tahan kenapa?" Goda Anto.

"Ihhhh, massss....eh mas, kamu tadi gak beli cd buat ganti?" Tanya Maya menyadari kalau Anto tak membeli pakaian dalam untuk dirinya.

"Emangnya Celana dalam perlu?" kedip Anto.

Maya terkekeh geli, "Dasar.."

"Dek kalau di GPS, setengah jam lagi kita baru sampai di resort, kayaknya tempatnya deket banget ama laut ya." Tanya Anto lagi.

Maya hanya mengangguk sambil mengeluarkan Chitato dari bungkus plastik mini market, di suapinya kekasih gelapnya itu, sebagaian remah yang berserakan disekitar mulut Anto diusapnya dan dimasukkan kemulutnya, "Kayaknya sih gitu mas, aku dulu pingin nginep disitu sama mas Adam, namun selalu gak jadi, karena mas Adam sibuk terus."

"Maaf ya mas, aku bukan ngomongin suamiku loh..." Ujar Maya sambil membelai dagu Anto.

"Gak apa sayang, cerita aja yang perlu kamu cerita, biar semua beban hati kamu hilang.." ucap Anto lembut.

"Males ah...., aku saat ini mau seneng-seneng aja selagi ada kesempatan, aku berhak untuk bahagia kan.." Jawab Maya singkat, seolah mencari pendukung atas kenistaan yang dilakukannya.

***

Adam sedang memandangi air mancur yang indah didepannya, malam belum terlalu larut, dan Adam juga belum mengantuk, kini dia sedang menikmati taman hotel yang cukup indah, Bos Serayu Capital memberikan akomodasi lumayan mewah untuknya, saat sedang menikmati keindahan air mancur, sebuah panggilan masuk ke hpnya, panggilan dari Susanto rupanya.

"Hai To, dimana lo, udah sampai resort?" Tanya Adam

"Sudah, ini aku lagi menikmati laut, Dam..jadi kamu nanti pindah jadi karyawan serayu?" Jawab Santo sambil balas bertanya.

"Sebenarnya gini sih To, Pak Edwin menyetujui proposal namun dengan syarat bikin perusahaan baru untuk menjalani projek nanti, dan pak Robert setuju dengan syarat tersebut, ya udah gue didapuk jadi direktur perusahaan baru tersebut, emang kenapa To, tiba-tiba lo bertanya kaya gitu." Ujar Adam.

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now