Part 73 - Kekuatan Cinta Anissa

3K 49 3
                                    

Seminggu kemudian Mas Adam mulai bekerja di Surabaya, saya juga ikut dengan beliau sebagai asisten pribadinya, Mas Adam benar-benar mencurahkan seluruh perhatiannya pada pekerjaan barunya, seolah tak terjadi apapun pada hidupnya, sikap mas Adam ju...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seminggu kemudian Mas Adam mulai bekerja di Surabaya, saya juga ikut dengan beliau sebagai asisten pribadinya, Mas Adam benar-benar mencurahkan seluruh perhatiannya pada pekerjaan barunya, seolah tak terjadi apapun pada hidupnya, sikap mas Adam juga berubah, dia menjadi lebih pendiam dan tertutup, saya yang mendampinginya merasakan perubahan itu.

Oh ya sebelum berangkat ke Surabaya, pak Santoso menemui saya dan menceritakan semua hal yang terjadi di rumah mas Adam malam itu, dia juga memberikan surat itu pada saya, dan meminta saya untuk menyimpannya baik-baik, saya merasa kalau pak Santoso tahu bagaimana perasaan saya sesungguhnya pada Mas Adam.

Ya saya memang menyimpan perasaan pada mas Adam, bukan perasaan iba, tapi perasaan seorang gadis pada pria pujaannya, namun mbak..saya juga tak pernah mengungkapkan perasaan saya itu pada mas Adam, saya hanya menyimpan rapat di hati saya, karena saya tahu posisi mbak sangat kuat di hati beliau, bahkan setelah kejadian itu saya merasa mas adam tak benar-benar bisa menyingkirkan mbak dari hatinya.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, Mas Adam sangat berkonsentrasi penuh dengan pekerjaannya, baru setahun mas Adam bekerja, perkembangan perusahaan begitu pesat di tangan beliau, beberapa negosiasi kontrak dengan perusahaan besar dapat dia menangkan, dan kemudian perusahaan mengakusisi di perusahaan pertambangan di balikpapan ini, dan keputusan mengakusisi perusahaan ini banyak mendapat pujian dari berbagai kalangan, mereka memuji insting mas Adam yang sangat kuat.

Saya sendiri masih tetap sebagai asisten pribadi beliau, saya berusaha semampu saya untuk membantu beliau mbak, hanya itu yang bisa saya perbuat sebagai bentuk perasaan saya pada beliau, saya tak pernah memaksa beliau untuk menerima saya sebagai pengganti mbak, saya bahkan tak pernah sekalipun mengatakan pada beliau tentang perasaan saya sesungguhnya, saya mencintai beliau dengan cara saya sendiri, saya yakin kalau beliau bisa merasakan kuatnya kasih sayang yang saya berikan, maka beliau akan datang pada saya, namun saya tak ingin membuat beliau terbebani mbak, bagi saya melihat beliau sudah bisa bangkit dari kesedihan saja sudah lebih dari cukup, saya bahagia melihat beliau bahagia mbak..Dan rupanya takdir datang dan membuat semua berubah begitu cepat, kalau tidak salah 6 bulan lalu, begini ceritanya...

***

"Selamat pagi mbak Nissa.." suara ramah dan wajah simpatik muncul di depan Anissa.

"Ohh pak Santoso, apa kabar pak? Kayaknya lagi senang banget nih..dah lama gak kelihatan pak." Ujar Anissa

"Hehehe..ya ya, udah lama gak ketemu, mbak Anissa tambah cantik banget hehehe, saya baru dari luar negeri mbak, oh ya...pak bos ada Kan?" jawab Santoso sambil senyum.

"Ada dong..kan nunggu pak Santoso, mari saya antar." Ujar Anissa.

Santoso mengangguk dan berjalan di belakang Anissa, terdengar suara menyuruh masuk saat Anissa mengetuk pintu ruangan Adam, "Pak, ini ada pak Santoso.."

Santoso tersenyum, begitu juga Adam, setelah Santoso masuk, Anissa menutup pintu ruangan Adam dan kembali ke mejanya.

"Wah hebat sekarang kamu Dam, keren nih ruangannya." Ujar Santoso kagum sambil melihat sekeliling ruangan Adam yang sangat luas.

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now