BAB 41 - Rencana Busuk Anto

5.3K 46 0
                                    

Maya semakin larut dalam meladeni video call kekasih gelapnya itu, tanpa malu Maya menggoda Anto dengan menyingkapkan sebelah pakainnya di bagian dada, hingga bongkahan payudara mulusnya terlihat begitu ranum menantang.

"Duhh..montok banget sayang.." Goda Anto sambil menjulurkan lidahnya.

"Mas mau nenen gak, ini udah gatel banget pengen dihisap mas.." Maya memegang payudaranya dan mendekatkan layar hpnya ke putting susunya.

"Pengen banget sayang, mas kecanduan nenen ama dek Maya." Ujar Anto.

"Hmmmm, hisep mas..pliss..'' rintih Maya.

"Kamu abis negewe ama suami kamu ya.." Tiba-tiba Anto melemparkan pertanyaan yang membuat Maya terkejut, entah kenapa saat itu Maya merasa menghianati kekasih gelapnya ini, padahal dia bersetubuh dengan suaminya sendiri, tapi dia merasa bersalah.

"Ya mas...maaf ya..mas Anto gak marah kan, tadi mas Adam ngajakin, aku gak bisa nolak sayang.." Ujar Maya parau.

"Loh kok minta maaf, gak apa kok, kan itu kewajiban dek Maya sebagai istri." Ucap Anto.

"Hmmm kan mas yang punya memek aku...makanya aku merasa bersalah...hmmm, tapi mas Adam gak seperkasa mas kok, jauh banget ama mas, aku kalau boleh milih mendingan di ewe sama mas suer deh." Entah darimana Maya memiliki kebinalan seperti ini, namun memang Maya saat itu merasa bersalah telah melayani suaminya di ranjang.

"Duh serius aku yang punya memek kamu sayang?" tanya Anto menggoda.

Maya dengan wajah imut mengangguk, "beneran, memek ini punya kamu sayang...adek hanya menjalankan kewajiban sebagai istri aja, lain kalau ngewek ama mas..ihh aku pengen diewe lagi kaya tadi sore mas....besok ya kita ketemuan..." jawab Maya, suaranya semakin serak dengan syahwatnya yang menggelora.

Anto hanya tersenyum menanggapi.

"Tuhh mas mah, malah senyum gitu....mas..liat kontolnya dong..aku pengen ngisep kontol mas..." pinta Maya dengan suara yang semakin parau, tampak jelas birahinya telah menggebu-gebu.

"hmm, ehh bentar ya dek, mas ada telpon nih...nanti kita sambung lagi.." Ujar Anto tiba-tiba.

"Ahhh...ntar aja nelponnya, mass...." Suara Maya terdengar mendayu manja.

"Dari mantan istriku dek, kayaknya penting, nanti aku telpon lagi ya.." Ujar Anto yang kemudian menutup telponnya, Maya cemberut namun juga tak bisa berbuat apa-apa, rasa horninya telah membuncah, Maya segera meloloskan celana piyama serta celana dalam yang dikenakannya, maya merintih lirih sambil menggesek klitorisnya, benaknya berimajinasi kalau saat itu Anto dengan lidah panasnya tengah menjilati vaginanya, Maya terus melakukan masturbasi untuk meluapkan hasratnya yang tertahan.

Di tempat lain, Anto menyeringai, "Hmmm sori ya sayang, ini salah satu rencanaku selanjutnya untuk menguji kamu.." Anto meletakkan hpnya di meja, dihirupnya kembali kopinya yang sudah mulai dingin.

***

Pagi itu kehidupan kembali normal, para pekerja berlomba-lomba keluar dari sarang mereka masing-masing untuk mencari imbalan materi untuk mencukupi kebutuhan mereka, Anissa yang menjadi bagian dari kaum urban Jakarta tengah berdiri termangu di KRL yang ditumpanginya, ingatan tentang ciuman yang dilakukan perempuan yang ternyata istri Pak Adam dengan pria di Mobil hitam membekas di benaknya.

Anissa begitu kesal dengan perilaku perempuan itu, perempuan itu begitu tega berselingkuh dan membohongi lelaki baik yang telah mencuri hatinya, Anissa ingin sekali memberitahu Pak Adam tentang hal yang dilihatnya, Anissa merasa bosnya itu harus tahu kelakuan istri yang di banggakan di belakangnya.

Dalam hatinya tak henti Anissa mengutuk kelakuan istri bosnya itu, Anissa tak menduga perempuan yang menggunakan hijab, malah tak tahu malu berciuman dengan lelaki lain yang bukan suaminya.

Diary Seorang IstriOnde histórias criam vida. Descubra agora