Bab 34 - Pertempuran Dahsyat

16.1K 84 0
                                    

Anto dengan tubuh telanjang Bulat naik ke kasur menunggu Maya yang tengah berada di kamar mandi, "Dek...kok lama banget..." Ujar Anto tak sabar.

"Sebentar Mas, ini mau keluar." Teriak Maya dari kamar mandi.

Anto mengelus-elus kontolnya yang sudah sedikit tegang, gel itu masih melekat di batang kontolnya, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, Anto terkesiap melihat sosok indah yang keluar dari kamar mandi.

"Mas..." Ujar Maya sambil menyender di kusen kamar mandi, wajah Maya terlihat erotik dan cantik, Maya mengenakan kemeja putih tanpa di kancing, buah dada montok Maya menyembul dibalik kemaja putihnya..

"Woooww...." Anto melotot terpesona meyaksikan pemandangan indah didepannya ini.

****

"Ihh udah bugil aja mas.." Ujar Maya menutup matanya, wajahnya seketika merona melihat Anto dengan sengaja mengelus dan mengocok pelan batang kontolnya yang besar.

"Loh udah sering liat masih malu aja sih, sini sayang.." Anto melambaikan tangannya meminta Maya mendekat.

Maya memegang dua sisi pakaainnya yang sudah tak terkancing sempurna, Maya mendekati Anto dan duduk di ranjang, Anto beringsut mendekati Maya dan kini telah duduk di belakang Maya, Anto mengelus paha Maya yang Halus sambil membisikkan kata-kata cabul di telinga Maya, beberapa kali wajah Maya merona mendengar ucapan Anto, terkadang kepalanya menggeliat saat bibir Anto menggelitik telinganya.

"Kamu harum sekali sayang, gak sabar rasanya ingin menjilati memekmu yang wangi, kamu suka kujilat lehermu kaya gini." Bisik Anto lirih, lidahnya mulai mengelus pelan batang leher putih mulus itu, Maya hanya bisa mengerang dan merintih sambil menganggukan kepala.

Anto lalu bertumpu dengan lututnya, wajah Maya terangkat ke atas, Anto segera melumat bibir Maya dengan lembut, Maya membalas lumatan Anto, sesekali mereka melepaskan mulut mereka, dan tali liur memanjang kental menyambung di bibir mereka berdua.

Anto mengeluarkan lidahnya, dan Maya seperti kesetanan menghisap lidah Anto, berusaha memerah simpanan liur di lidah sang pejantan, pipinya mengempot dalam, liur Anto cukup banyak masuk ke mulutnya, Anto melepaskan lidahnya dari hisapan sang betina yang tengah mabuk dengan syahwatnya, Anto mengecup rambut harum Maya, disingkapnya kemeja Maya hingga sebagian punggung mulusnya terlihat mempesona.

Maya menoleh dengan wajah semakin merona merah, entah kenapa Maya merasa syahwatnya semakin menggebu saat ini, Maya tak tahu kalau Gel yang di jilat Anto sebelumnya telah berpindah ke lidahnya saat Maya menghisap lidah Anto tadi, reaksi gel itu sungguh cepat merangsang syaraf libidonya.

Anto kini tengah melatakan lidahnya di sekujur punggung mulus wanita cantik itu, Maya semakin resah dengan syahwatnya yang begitu menggelora, Maya segera berbalik dan mendorong Anto hingga terjatuh terlentang, tenaga Maya seolah berlipat ganda akibat libidonya yang menyala-nyala, Maya dengan histeris meremas kontol besar yang mengacung tegak di selangkangan Anto.

Wajah Maya merona kemerahan, napasnya terdengar memburu, ditatapnya kontol besar yang penuh dengan urat tebal ditangannya, gigi Maya menggelutuk gemas, tanpa disuruh lagi, Maya langsung memasukkan kontol itu kedalam mulutnya, lidah Maya membelai batang kontol Anto dengan penuh napsu, Anto meremas rambut Maya sambil tersenyum, gel itu ternyata sungguh luar biasa melecut hasrat sang betina.

Maya semakin liar terobsesi dengan kelamin pejantannya, tanpa jijik Maya menjilati biji pelir hingga lubang dubur Anto, sungguh kontras pemandangan di kamar itu, seorang wanita cantik dari kalangan atas tengah menjilati dubur hitam seorang penjaga parkir, namun Maya sungguh tak peduli, syahwatnya yang menggelora telah menggantikan akal sehatnya, semakin dalam Maya menghisap kontol Anto semakin menggelora hasrat seksual yang dirasakannya, Anto meletakkan dua tangannya di bawah kepalanya, dia kini bagai seorang Sultan yang tengah di service oleh sang bidadari cantik.

Diary Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang