Diary Seorang Istri - Part 62

3K 27 3
                                    

Ketulusan Hati Anissa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketulusan Hati Anissa


Beberapa orang penting telah berkumpul di ruangan perawatan Maya sore itu, ada Pak Roberts, Edwin dan juga Santoso, mereka sama-sama menunggu kehadiran Tim Dokter sekaligus juga ingin menyaksikan proses hibernasi Adam, Anissa juga tampak ada di ruangan tersebut, Maya yang berangsur pulih telah mengganti pakaian rumah sakit dengan pakaian miliknya sendiri.

"Ibu jangan khawatir, saya akan memastikan kalau pak Adam akan mendapatkan perawatan terbaik agar Pak Adam bisa pulih seperti sedia kala." Ujar Pak Roberts, Maya mengenal Pak Roberts karena beberapa kali pernah bertemu dengannya saat acara kantor.

"Ya bu, entah di Surabaya, Jakarta atau bahkan di luar negeri tak ada masalah, kami akan melakukan upaya terbaik untuk kesembuhan Pak Adam." Timpal Edwin.

"Mbak Nissa, saya minta mbak Nissa membantu merawat Pak Adam ya, apalagi kondisi ibu Maya yang sedang hamil perlu mendapat bantuan dalam menjaga Pak Adam." Ujar Pak Roberts.

Anissa hanya tersenyum mengangguk, sungguh dia memang ingin ikut memastikan kesembuhan pria yang dicintainya, jika diperintahkan untuk balik ke jakarta, pastinya Nissa tak akan tenang bekerja, karena seluruh pikirannya hanya fokus pada Adam, walau dia merasa canggung dan tak ingin berdekatan dengan Maya, namun dia tak bisa memungkiri kalau perempuan menyebalkan itu adalah istri dari pria yang dicintainya, Nissa mencoba berkompromi dengan perasaan kesalnya itu.

Tok! Tok!

Semua menoleh kearah pintu, Tim Dokter yang akan melakukan proses hibernasi memasuki ruangan, Profesor Suharso mengangguk dan menyapa Edwin yang di kenalnya cukup baik, dokter itu bersalaman dengan semua orang yang ada di ruangan tersebut, walau Profesor Harso tak mengenal Adam, namun melihat sosok yang hadir, Profesor Harso yakin kalau pasiennya ini bukan orang sembarangan.

"Mungkin ibu sebagai istri akan menyampaikan sesuatu, sebelum kami mulai proses hibernasi." Ujar Prof Harso pada Maya.

Maya hanya diam termenung, sebenarnya banyak yang ingin dikatakan oleh Maya, banyak yang ingin Maya sampaikan pada suaminya itu, namun Maya ragu, dia takut apabila semua yang akan di ceritakannya bakal mempengaruhi kondisi suaminya.

"Bagaimana setelah proses hibernasi itu Prof, apa suami saya akan kembali pulih? Apa akan kembali seperti sebelumnya?" Tanya Maya.

"Saya tidak ingin mendahului kehendak Tuhan, tapi setiap proses penanganan medis, pasti akan ada resiko, dari semua alternatif, kami menyimpulkan proses hibernasi adalah proses yang paling Minim resiko, namun semua juga tergantung pada kondisi pasien, tapi dari pemeriksaan sebelumnya, kondisi pasien sangat baik, fungsi hati, jantung, dan lain-lain semua normal, tinggal psikis yang berhubungan dengan keinginan pasien untuk sembuh. Apalagi ibu sedang hamil, pasti akan menjadi penyemangat beliau untuk berjuang sembuh, dari pengalaman saya, anak adalah faktor terbesar bagi setiap manusia untuk berjuang.." profesor Harso berkata panjang lebar.

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now