Horny

13.6K 77 0
                                    

"Lho, kamu kerja disini rupanya.." ujar Adam surprise..


"Ya mas, eh pak.." Nisa tertunduk malu, wajahnya merona merah, tak disangka bertemu dengan Adam kembali.


"Mari silahkan duduk, mana surat kerjanya.." Ujar Adam tersenyum melihat gadis manis ini salah tingkah dihadapannya.


Anissa menyerahkan surat yang tadi diberikan oleh Bu Dewi, "Ini pak.."


Adam memeriksa dan membaca surat tersebut, lalu melipat surat tersebut dan menyerahkan kembali ke Anissa, "Kamu terbiasa dengan aplikasi office kan? Nah sekarang tugas pertama kamu ini." Adam memberikan sebuah bundle dokumen kepada Anissa.


"Coba kamu susun materi untuk presentase nanti sore, itu di bundle sudah saya kasih stabillo poin-poin yang akan kita sampaikan di rapat nanti, tugas kamu adalah meringkas poin-poin itu secara menarik, kamu paham kan?" Tanya Adam.


Nisa hanya mengangguk, walau sebenarnya masih bingung dengan apa yang diperintahkan bosnya ini.


"Tenang aja, kamu pelajari aja poin yang sudah saya stabillo, saya yakin kamu bisa segera paham, kalau ada kendala, jangan ragu untuk bertanya ama saya." Ucap Adam sambil tersenyum ramah, Anissa sungguh semakin salah tingkah di hadapan Adam, pria ini semakin tampan dan berwibawa di matanya.


"Ya sudah kamu bisa kembali ke meja kamu." Ucap Adam.


Nisa mengeluarkan charger dari tasnya. "untung saya bawa chargernya pak, kemaren gak sengaja kebawa ama saya, maaf ya pak, gak nyangka bisa ketemu bapak disini."


"Sudah kamu simpan aja, saya udah beli yang baru, oh ya saya lupa, hari ini hari pertama kamu kerja, sekaligus juga lembur pertama, nanti jam empat sore kamu dampingi saya rapat dengan klien, dan saya harap materi presentase sudah kelar sekitar jam tiga ya." Ucap Adam.


"Baik pak, saya permisi dulu..." Anissa bangkit dari duduknya dan berpamitan pada Adam.


"Nanti kamu tanya mbak Indah, biar dia carikan meja kosong buat meja kerja kamu..." Ujar Adam lagi.


"Ya permisi.." Nisa jalan dengan menbungkukkan tubuhnya keluar dari ruangan Adam.


Adam memandang ke arah pintu, dia sungguh tak menyangka bisa bertemu dengan gadis manis itu lagi, namun sepertinya gadis itu agak canggung, tidak seperti yang dia temui di bandara, Telpon di meja Adam berdering, Adam kemudian mengangkat telpon dari kliennya.


***


Anto menggeliatkan tubuhnya yang telanjang dada, tubuh kekar dengan hiasan tato di sekujur tubuh membuat penampilannya terkesan macho, Anto membawa segelas kopi ke teras, di luar ada tukang Sayur yang sedang dikerubungi oleh ibu-ibu.


Anto tersenyum dan melangkah ke pagar, dari dalam pagar Anto tersenyum menyapa para ibu-ibu yang sedang asyik memilih sayur, "Mas ada tomat merah?" tanya Anto pada Tukang sayur.


"Ohh ada mas, mau berapa mas?" Tukang sayur bertubuh gemuk itu menjawab dengan ceria.


"Setengah kilo aja mas." Anto membuka pagar dan menghampiri gerobak motor tukang sayur, ibu-ibu terlihat melirik-lirik ke arah tubuh Anto yang macho, memang Anto sengaja show off di hadapan para ibu-ibu itu.


Tentu saja Ibu-ibu itu melirik ke arah tubuh atletis Anto, biasanya yang mereka lihat di rumah adalah suami-suami mereka yang buncit, dan kini pria jantan macho dan bertato memamerkan tubuh atletisnya, dari sekelompok ibu-ibu itu, Anto melihat ada seorang ibu muda yang menempati rumah didepannya, Anto tersenyum mengangguk pada ibu muda yang bernama Indri itu.

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now