Kenangan Indah

7.8K 76 0
                                    

Maya membuka pintu rumahnya, rumah ini menjadi lebih sunyi dan terasa dingin, Maya menyalakan lampu ruang tamu, matanya mengelilingi seluruh dinding ruang tamu, ada foto besar tergantung di dinding, foto pernikahannya dengan mas Adam, foto-foto lain yang lebih kecil, ada foto dirinya yang terlihat cantik, Mata Maya terpaku pada sebuah foto saat Mas Adam memeluknya dari belakang, Maya teringat betul kapan foto itu diambil, foto itu diambil saat mereka merayakan sebulan mereka berpacaran, Maya tersenyum mengingat salah satu momen yang paling bahagia dalam hidupnya itu.

***


4 Tahun Lalu


Maya tergesa-gesa memasuki perpustakaan kampus, sebulan lagi deadline Bab Landasan Teori skripsinya harus masuk, Ini semester kedua Maya mengambil skripsi, neneknya yang sering sakit belakangan ini membuat Maya harus membagi konsentrasi antara menyusun skripsi dan mengurus Nenek, sehingga akhirnya kesibukan Maya mengantar Neneknya berkonsultasi dengan dokter membuat skripsinya terbengkalai.


Dosen pembimbing Maya, yang merupakan dosen favorit bagi mahasiswa penyusun skripsi telah memperingatkannya agar lebih serius dalam tugas akhirnya itu, selama menjadi dosen pembimbing skripsi, baru kali ini dia gagal membantu mahasiswanya menyelesaikan skripsi dalam satu semester, mahasiswa yang tidak bisa menyelesaikan skripsi dalam satu semester merupakan aib bagi reputasinya, makanya dengan keras dosen itu mengancam akan mengundurkan diri sebagai dosen pembimbing Skripsi, jika Maya kembali gagal menyelesaikan skripsinya di akhir semester.


Maya menyerahkan secarik kertas kecil pada petugas penjaga perpustakaan, "sebentar ya mbak saya cari dulu." Petugas itu memeriksa judul buku yang diminta oleh Maya melalui PC, "Wah maaf saya baru inget, buku yang mbak minta ini baru aja dipinjam oleh mas Adam."


"Ya...kapan tanggal baliknya mbak?" tanya Maya panik.


"Baru aja kok dipinjam, tuh mas Adamnya aja masih disini." Petugas perpustakaan menoleh ke suatu arah.


Maya mengikuti pandangan petugas tersebut, ada banyak mahasiswa yang sedang berada disana, "Benarkah masih disini, aku harus menemui dia, ini penting.." Batin Maya.


"Mbak yang namanya Mas Adam itu yang mana sih." Tanya Maya lagi.


Perempuan petugas perpustakaan itu memandang heran ke arah Maya, "Mbak kayaknya bukan mahasiswi baru, masa gak kenal cowok paling keren di kampus."


Maya jengkel sekali dengan sikap petugas perpustakaan ini, namun dia menahan diri untuk terlihat kesal, "Harus gitu gue kenal dia! ampun ganjen banget sih bocah." "Tuh kelihatan kan meja nomor 7, itu Mas Adam." Petugas itu menunjuk ke suatu arah, Maya melihat ada dua orang cowok disana, keduanya duduk berhadapan dipisahkan sekat pendek, keduanya seperti sedang asyik dengan laptopnya.


"Mbak..." Maya tak jadi bertanya saat melihat petugas penjaga perpustakaan itu sedang sibuk melayani mahasiswa lain, Maya kemudian segera menuju meja yang di katakan oleh petugas tadi.


Maya bingung yang mana diantara dua cowok ini yang bernama Adam, dengan sedikit gugup Maya menjawil pundak cowok yang membelakanginya, Cowok itu menoleh sambil membuka headsetnya, sedikit terkejut Maya melihat penampilan cowok didepannya, kaca mata tebal dengan wajah yang jauh dari keren menyapanya, "Ya kenapa mbak."


"Dasar cewek sutur, kaya gini di bilang keren huh." Maya mengutuk dalam hati info sesat petugas perpustakaan tadi.


"Ehgghh, maaf mas Adam?" Tanya Maya, cowok itu tak menjawab, dia mengenakan headsetnya kembali, lalu menunjuk ke arah cowok didepannya. Maya baru paham kalau cowok yang bernama Adam ternyata adalah cowok yang berada didepan si kacamata tebal ini.

Diary Seorang IstriWo Geschichten leben. Entdecke jetzt