Enam

3.5K 437 6
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dan tolong tandain jika ada typo, aku butuh masukan saran dan kritikan dari kalian😊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa tinggalkan jejak dan tolong tandain jika ada typo, aku butuh masukan saran dan kritikan dari kalian😊

Happy reading sayang-sayang😊

⏱️⏱️⏱️


Sinar matahari menembus celah-celah bawah pintu namun sinar itu tidak berpengaruh sekali ke gadis yang masih meringkuk diatas meja. Menjadikan baju pemberian pelayan istana sebagai selimut, lumayan membantu tubuhnya tidak kaku dan meninggal ditempat.

Suara decitan pintu berhasil membuka kedua kelopak mata Aleth. Tubuh gagah seseorang menghalangi sinar matahari memasuk sepenuhnya. Aleth kembali menutup mata.

"Bangun! Ayo ikut aku ke tempat pembekuan."

Suara berat khas cowok yang berasal dari seseorang tidak berefek sama sekali ke Aleth.

"Bangun atau aku potong kakimu!"

"Ganggu brengsek!" Umpat Aleth sambil menggosok kelopak mata sesekali menguap tanpa menutup mulut.

"Dengar Aleth, aku tidak mengerti bahasamu itu, sekarang bangun dan temui aku dikamar."

"Eh? Kamar? Mau bikin anak?"

Karena mulutnya tidak bisa ia kontrol, Aleth terpaksa memberikan cengiran polosnya. Gadis itu mengelus tengkuk lehernya sendiri, grogi.

"Cepat atau malam ini kau kembali tidur disini." Spincer membalikkan badannya mengabaikan keberadaan Aleth dalam gudang.

"GUE MAU MAKAN WOY!"

Ucapannya tak digubris, membuang bajunya asal, dia menuruni meja dengan malas, memilih meninggalkan gudang dan pergi ke tempat acara jamuan semalam.

Mulutnya ternganga melihat meja yang kosong.

Mereka nggak pernah sarapan? Emang naga sarapan pagi?

Memilih duduk di salah satu kursi sambil menompangkan dagu, mata indah bernetra coklat itu menatap seorang pelayan datang dengan kain lap.

"Woy! Sini!" Aleth menggerakkan telunjuknya menyuruhnya mendekat.

"Tempat pembekuan itu dimana? Lo bisa nganterin gue nggak?"

"Maaf Nona, aku tidak paham bahasamu," ucap orang itu sambil menundukkan pandangannya.

Aleth berdecak malas. "Kamu tau tempat pembekuan?"

"Iya, saya tau. Tapi k-kenapa Nona bertanya seperti itu? Disini tidak diperbolehkan kesana Nona, ini perintah Pangeran Spincer."

Aleth memegang tangan orang itu sedikit terkejut.

"Kalau begitu, kamu pasti tau tentang aurora?"

Pelayan istana itu menggeleng membuat Aleth menghela nafas.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Where stories live. Discover now