Dua puluh satu

2.7K 326 9
                                    

Sebelum baca harap vote dan kasih komentar guyss!! Pencet bintang di pojok kiri bawah!

Kalau ada typo tuh koreksi namanya juga manusia hehe

Happy reading ❤️🕊️

⏱️⏱️⏱️

"Aleth kemarilah, Nak!"

Bibir Aleth sedikit gemetar, kakinya melemas seperti jelly saat berhadapan dengan Raja Theodore di depan para orang-orang berpangkat penting.

Tidak sengaja matanya bertubrukan dengan Spincer, bangkit dari duduknya, Aleth membungkuk memberi hormat seperti yang lain.

"Siapkah kau melakukan misi ini?" Tanya Raja Theodore.

Sekali lagi ia melirik Spincer yang mengangguk. "I-iya, gue udah janji ke Agra." Sangat mencolok penolakan Aleth karena mulutnya mengiyakan tapi kepalanya menggeleng.

"Kau belum siap?"

"Eh? Siap lah, ayo sini gue musnahin tuh Rossler."

"Baik." Raja Theodore mempersilahkan Yuard berdiri di samping Aleth. Pria berumur itu membuka kitab yang Aleth sendiri tidak tau apa isinya.

"Nona, sesuai sejarah yang ada disini ... Cara mengambil permata kehidupan itu harus diambil oleh manusia yang memiliki darah murni dan wangi, dan kamulah itu." Yuard memanggil pelayan membawa nampan emas dan satu gelas berisikan air.

"Pangeran, kemarilah!"

Aleth merasa asing melihat situasi sekarang, kerutan selalu muncul di otaknya. Apalagi melihat Spincer mencabut pisau kecil yang terselip di celananya.

Crashh!!

Matanya melotot melihat darah Pangeran Brilliance itu menetes. Ini semua disengaja, luka tepat di telapak tangan tersebut darahnya membanjiri seluruh tangan.

Spincer merampas gelas kecil dari tangan Yuard lalu meneteskan beberapa darah di sana. Mata tajamnya menatap Aleth yang ketakutan, semakin mendekatkan langkah membuat tubuh gadis didepannya gemetaran.

"Aslih, kek ditanyain man rabbuka? Ma dinuka? Man nabiyyuka?
Ma kitabuka? Sama Malaikat"

"G-gra?" Tanyanya terbata-bata saat tangannya diangkat lalu tergoreslah luka lumayan dalam di telapak tangan Aleth.

"Darahmu dan darahku harus tercampur. Kau akan meminumnya sebagai syarat agar Rossler tidak bisa menyentuhmu bahkan melukaimu," kata Spincer mulai menekan luka Aleth, darahnya ia wadahkan menggunakan gelas tadi.

"Kau percaya kepadaku tidak?" Tanyanya terasa menusuk sampai ke relung hati paling dalam.

"Lo bareng gue kan? Yakali gue sendirian."

"Kau harus mengambilnya sendirian, aku akan bertarung di depan dan mengalihkan perhatian mereka."

Aleth bergeming menatap takut-takut gelas yang disodorkan Spincer.

"Minumlah, demi kesehatanmu."

"Nggak mau anjir, gue takut minum darah. Agama gue ngeharamin hal itu, makan darahnya sapi aja nggak boleh apalagi minum darah langsung," tolaknya keras.

"Minumlah Aleth, atau aku yang akan memaksamu?"

"Tapi, Gra, gue nggak mau," rengeknya terdengar seperti anak kecil meminta dibelikan mainan.

Raja Theodore menepuk pundak Spincer, Aleth terkejut tidak ingat adanya orang no 01 di kerajaan ini.

"Anakku, Aletha, percayalah Spincer akan menjagamu meskipun kalian berdua harus berbeda lokasi, Spincer akan menjagamu dari jauh."

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Where stories live. Discover now