Sembilan belas

2.7K 333 6
                                    

kiww jejaknya mana??Kalau ada typo mohon dikoreksi 🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

kiww jejaknya mana??
Kalau ada typo mohon dikoreksi 🙏

Happy reading semua ❤️🕊️

⏱️⏱️⏱️

Aleth merengek, membalikkan badannya merasa tidak enak. Tangannya bergerak memukul-mukul seseorang di sampingnya sesekali menendangnya. Hal ini adalah hal yang biasa untuk seorang Aletha Arcasena di dunia manusia jika dirinya tidak bisa tidur. Lebih parahnya dia dipaksa tidur di ranjang milik Spincer. Sepanjang malam Aleth mengutuk Spincer. Namun, orang di sampingnya masih terlelap nyaman.

Menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang sambil bersedekap, Aleth menatap Spincer dalam diam.

"Nggak bisaaaaa, arrghh pengen pulang!!! Mama pengen pulang!!" Aleth kembali merengek lalu mengambil bantal putih polos di sampingnya.

Bugh

Bugh

Bugh

"Bangun lo bangsat!" Teriak Aleth di samping telinga Spincer.

"Pengen pulanggg, Graaaaaa! Gue nggak bisa tidur!"

Aleth menarik selimut putih sampai lehernya. Namun, tak sampai satu menit Aleth kembali duduk. Menendang selimut tak berdosa itu, tangan kirinya sengaja menopang dagu sembari menatap lekat-lekat wajah teduh orang disampingnya.

Tangan kanannya terulur, jari telunjuknya mengukir huruf di pipi lembut Spincer.

"Kalau lo bukan manusia jadi-jadian, dari awal pasti gue udah jatuh cinta."

Aleth menyentuh mata Spincer bergantian. "Ck, liat nih muka lo unreal banget, mata lo sebenarnya bagus tapi pengen gue colok aja gitu."

Aleth menggembungkan pipinya, saat ia akan menarik tangannya seketika tangan Spincer mencengkramnya.

"Aku mendengarnya, gadis merepotkan," ucap laki-laki itu masih menutup matanya.

Aleth menahan nafas, dia berteriak dalam batin. Mamakkk jantung gue maaaaaak

Sebisa mungkin Aleth menampilkan wajah datar, tetap cool meskipun hatinya berhasil diporak-porandakan.

"Gadis merepotkan, apakah kau butuh sesuatu?"

"Ng-nggak, g-gue cuma nggak bisa tidur."

Spincer membuka matanya perlahan. Manik mata birunya sungguh indah saat malam hari apalagi hanya diterpa cahaya remang-remang. Sinar bulan sabit dari atas langit di gelapnya malam menembus cendela tanpa kaca, ditambah cahaya beberapa lilin yang menerangi mereka berdua terlihat benar-benar seperti sepasang Raja dan Ratu.

Aleth beringsut mundur melihat gerakan Spincer begitu mencurigakan. Memicingkan mata, tangannya bergerak ke atas nakas kayu dimana terdapat buah-buahan berserta alat pemotongnya.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Where stories live. Discover now