Tujuh

3.4K 412 2
                                    

Hii, jangan lupa tinggalkan jejak ya(◕ᴗ◕✿)Kalau ada typo mohon maaf dan aku berharap kalian suka cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hii, jangan lupa tinggalkan jejak ya(◕ᴗ◕✿)
Kalau ada typo mohon maaf dan aku berharap kalian suka cerita ini.

Saran dan kritikannya jangan lupa, aku butuh masukan dari kalian(. ❛ ᴗ ❛.)

Happy reading ( ◜‿◝ )♡

⏱️⏱️⏱️

Kerjaan Brilliance sedang gaduh, banyak barang-barang pecah akibat amukan Spincer kepada orang-orang yang ada di istana.

Leonard dan Dya merupakan seseorang paling dekat dengan Spincer, sekarang harus menahan nafasnya melihat kegaduhan yang Spincer lakukan. Prajurit yang lewat saja tanpa alasan Spincer musnahkan. Leonard sudah menyuruh prajurit untuk mencari gadis yang diinginkan sahabatnya itu. Dia yakin hanya Aleth yang bisa meredakan emosi Spincer.

"CEPAT CARI ALETH!!! JIKA KALIAN TIDAK MENEMUKAN DIA, SIAP-SIAP BESOK TIDAK AKAN MELIHAT MATAHARI LAGI!!! CEPAT!!!"

Teriakan Spincer menggelegar, semua orang hanya diam menunduk takut menghadapi kemarahan Sang pangeran, tapi dengan bodohnya Aleth malah nekat.

Leonard dan Dya saling tatap tatapan saat tak sengaja melihat urat-urat yang menonjol di tangan Spincer. Keduanya melirik Spincer yang sudah setengah berubah. Kejadian seperti sekarang ini mengingat sejoli itu saat ibunda dan adik-adik Spincer dibekukan oleh para Rossler.

Menutup kelopak matanya tiba-tiba, Leonard merasakan Geraman kencang dan tidak lama kemudian angin kencang menghembuskan rambutnya. Suara benda-benda jatuh juga mengagetkan laki-laki pemilik bola mata merah itu.

Leonard melirik Dya lalu menggenggam tangan kekasihnya. "Agra sedang marah, ayo kita ikut cari dia."

"Harusnya kita biarkan dia memenangkan diri."

"Dya, dia itu tidak sedang menenangkan diri tetapi lagi menciptakan masalah. Kau tau kan Agra cepat marah dan bisa-bisa istana ini akan menjadi abu jika terkena api yang disemburkan."

"Kau benar, ayo kita cegah dia."

Mata tajam dengan manik mata biru itu sedang menelusuri seluruh penjuru istana. Dengan mengepakkan sayap hitamnya, sesekali auman naga berhasil mengusir burung-burung yang berada di pohon.

Terbang memutari istana yang luas, mata tajamnya hingga sekarang belum menemukan gadis yang tengah membuatnya naik pitam.

Spincer mendarat dengan sempurna di atas rumput taman istana di mana sungai mengalir yang pernah Aleth kunjungi. Dari tadi bola matanya mengamati satu persatu sesuatu yang ada disitu, tetap saja ia tidak menemukan petunjuk apa-apa.

"Gadis sialan!"

Spincer memejamkan mata, menghembuskan nafas panjang berusaha memendam emosinya.

Memiliki kepekaan tinggi, Spincer bisa mendengar sejoli tengah membisikkan satu dengan lainnya.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang