Enam belas

2.7K 359 6
                                    

Harap vote ya ayang-ayangku❤️

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Harap vote ya ayang-ayangku❤️

⏱️⏱️⏱️


Kekesalan sejak kemarin belum reda, setiap kali gadis dengan netra coklat tua itu melakukan sesuatu pasti selalu disalahkan Spincer.

Dia selalu didesak tidak boleh gemetar memegang pedang, tapi pedang sepanjang 1 cm ini sungguh berat seperti mengangkat lima besi dalam satu tangan sedangkan berat Aleth hanya 55. Apalagi dia sendiri hanyalah gadis SMA.

Aleth menghela nafas panjang sudah beberapa kali ia berusaha mengangkat satu pedang ini tapi sama sekali tidak membuahkan hasil.

"Agra, gue nggak bisa," rengek Aleth melihat Spincer berdiri dihadapannya sembari melipatkan tangan. Rasanya dia ingin menonjok muka sok sangar Spincer.

"Mengangkat pedangku saja kau bisa, kenapa mengangkat ini saja kau tidak bisa?" Tanyanya galak.

"Pedang lo agak ringan, yang ini berat banget."

"Ayo lanjutkan! Aku tidak ada niat untuk menukar pedang itu."

PRANG!!!

Aleth sengaja membuang pedang sialan itu, cuma karena pedang sepanjang 1 cm keringatnya sudah bercucuran. Seperti saat ia disuruh lari pagi sama orang tuanya, terpaksa Aleth lakukan. Setelah sampai di depan pintu rumah, semua rasa sakit langsung menyerang tubuhnya, mulai dari tangan sakit, paha, pinggang, leher dan bawah perutnya belum lagi peluh membanjiri tubuh rampingnya dan keesokan harinya ia demam.

"Pokoknya gue nggak mau! Lawak anjir, primadona SMA Erlangga bisa pake pedang, bisa gempar sekolah gue."

Melirik pedang tergeletak tak berdaya disamping kaki Aleth, mata gadis itu memutar malas mengamati Spincer memungut benda tajam tersebut.

SRATT!!

Untung saja refleks Aleth bagus sehingga dia bisa langsung mundur satu langkah kebelakang.

Aleth menurunkan pandangannya mengamati ujung pedang tepat dibawah dagunya.

"Gimana gadis merepotkan? Jika kau tidak bisa menghadapiku bagaimana dirimu merebut permata dari tangan Rossler?"

Mencermati ucapan licik pria bermata biru tua didepannya tidak membuat dirinya ketakutan.

PRANG!!

Bunyi pedang terjatuh akibat tendangan tak terduga dari Aleth.

BRUK!!

Aleth mendorong tubuh Spincer hingga terjatuh. Gadis itu menindihnya dengan tangan kiri menggenggam erat baju Spincer sedangkan tangan kanannya terkepal di udara siap meninju wajah tampan Spincer. Sedangkan kedua kaki Aleth menahan kaki Spincer meskipun tidak mudah.

"Gadis merepotkan, aku menyuruhmu berlatih pedang bukan berlatih memukul wajah orang!"

"Gue nggak perlu pedang! Lagian logika aja, asap nggak kira bisa mati cuma karena ditebas. Emang, asap bisa terpisah, tapi itu cuma bentar. Sekarang to the poin aja, Rossler bisa dibunuh pake apa?" Tanya Aleth serius, dia ingin cepat-cepat kembali ke dunianya tapi pangeran Brilliance itu seperti sengaja mengulurkan waktu.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Kde žijí příběhy. Začni objevovat