Empat belas

3K 359 6
                                    

Yang mau liat visual cerita ini bisa liat di tiktok @tulisan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang mau liat visual cerita ini bisa liat di tiktok @tulisan.jovina_

Jangan lupa vote ya guys

⏱️⏱️⏱️

Sudah terhitung berapa hari, tahun atau bulan berada di dunia asing ini, tentu saja Aleth tidak tau. Pihak kerajaan atau Spincer tidak memberi tahunya sudah berapa lama ia tinggal di istana penuh kemewahan ini. Selama disini, hidupnya jauh dari kata damai. Ya, setiap hari Pangeran sialan itu selalu menyuruhnya bak pelayan. Tentu Aleth menentang keras, hal seperti itu lah yang memicu keributan. Alasannya selalu mengaku-ngaku sebagai kekasih lah, suami lah, tunangan lah, belahan jiwa lah, intinya sebutan yang mengikat keduanya.

Benar, Aleth tidak bisa menampik fakta itu, ia berani mengakuinya karena akhir-akhir ini ia merasa begitu terikat dengan Spincer seperti ada benang merah tak kasat mata yang mengikatnya. Balik lagi ke pembahasan awal, meskipun dirinya kekasih atau istri pangeran sialan itu tapi jangan mentang-mentang dan diperlakukan seperti pelayan. Di dunia manusia, Aleth mengerjakan sesuatu sesuai mood, seterusnya akan seperti itu.

Mengingat-ingat ucapan Spincer, hari ini kerajaan Brilliance kedatangan teman kecil Spincer. Eren Bachtera a.k.a Eren, nama itu yang disebut Spincer kemarin di hutan.

Sepanjang perjalanan menuju sungai kecil di samping taman, Aleth mengamati kerajaan Brilliance dihiasi lilin yang terbuat dari minyak di mangkuk kecil, ada juga lilin seperti di dunianya. Para Pelayan sibuk berlalu lalang menghiasi setiap penjuru kerajaan.

"Keknya istimewa banget si Eren. Ahhh namanya bikin plesbek ke Anime Attack on Titan. Pacar gue mana, ya?" Pandangan Aleth menyapu keseluruh ruangan. Dimana Spincer sekarang? Apakah ini yang dikatakan orang-orang 'kalau jauh di mata rindu, kalau deket ribut terus' mengabaikan kata-kata dalam otaknya, gadis itu memilih menghampiri prajurit berumur tetap berdiri tegap di depan depan rerumputan menuju taman.

"Pak, liat Agra nggak?"

"Hamba tuan putri, bisa diulangi?"

"Pangeran siala—eh maksudnya liat pangeran Spincer?"

"Izin menjawab, pangeran sedang menemui pangeran Eren yang akan berkunjung, Tuan Putri."

"Cih, kalau gue kabur dia bakal nyariin nggak ya?" Gumamnya terdengar prajurit didepannya.

"Sepertinya seperti itu Putri, Pangeran Spincer akan mengamuk seperti saat Putri Aleth kabur."

"Yaelah, Pak, belibet banget kalimat Bapak. Yaudah Aleth ke sungai dulu ya. Semangat, Pak, kerjanya!" Pamitnya sembari melambaikan tangan meskipun hanya direspon anggukan.

Menceburkan kedua kakinya di sungai Tendre. Sungai ini terlihat tenang tidak ada arus, airnya lumayan dingin, soal kedalaman sepertinya Aleth harus menanyakan kepada Spincer.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Where stories live. Discover now