Tiga belas

3K 382 18
                                    

Dimohon untuk memencet bintang di pojok bawah sebelah kiri sebagai bentuk apresiasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dimohon untuk memencet bintang di pojok bawah sebelah kiri sebagai bentuk apresiasi.


⏱️⏱️⏱️

"WOY MANUSIA JADI-JADIAN! TOLONGIN GUE ANJIR!"

Aleth sudah tidak bisa melangkah lagi apalagi melewati hutan berkerikil tajam tanpa memakai alas kaki. Sepanjang perjalanan, ia terus mengumpati Spincer, betapa teganya pangeran sialan itu menunggangi kudanya sedangkan ia berjalan kaki.

Kuda coklat yang ditunggangi Spincer berbalik menghadap seorang gadis yang rakus menghirup oksigen. Hari ini, mereka berdua berniat mengunjungi tempat pembekuan dimana Ibunda dan Adik-Adik Spincer beku dalam es balok. Memang sengaja Spincer menurunkan gadis itu saat sudah jauh dari kerajaan.

"Gadis merepotkan, bukankah kau ingin berjalan-jalan? Aku sudah berbaik hati kenapa mulut lemasmu itu selalu mengoceh tidak jelas?"

"Njing! Songong banget lo, gue doain bangkrut mampus!" Aleth menghampiri Spincer sambil sesekali menyeret kakinya yang kesemutan.

Menggapai pakaian rapi pangeran sialan itu, senyuman tipis muncul bersamaan dengan tangannya menarik kencang kaki jenjang Spincer.

BRUK!!

Ringisan terdengar dari laki-laki tersungkur di hadapan kakinya, Aleth tidak tinggal diam, ia menarik susah payah pedang di pinggang pangeran sialan itu.

Untuk yang ke-dua kalinya ia berani mengangkat pedang berat tersebut, matanya mendelik melihat wajah Spincer tidak menunjukkan rasa takut.

"Kali ini gue bener-bener ngebunuh lo, Gra! Gue nggak peduli mau dibilang pembunuh atau apapun, g-gue!" Ucapan Aleth terbata-bata merasakan hawa-hawa sekitar mulai tidak nyaman. Pedang dengan ujung lancip dan mengkilap itu bergetar, mata Aleth yang awalnya fokus ke laki-laki di bawahnya seketika mengamati sekelilingnya.

Mata dengan netra coklat tua itu menyipit melihat sekelibat orang berlari begitu cepat dan melebur begitu saja.

"Hey, gadis merepotkan, tidak jadi yang mau membunuhku?"

Aleth menunduk lalu menancapkan pedangnya di samping Spincer. "Gra, lo ngerasa sesuatu?"

"Kau takut?" Tanya Spincer tercetak jelas senyuman miring.

Aleth menggeleng. "Gue nggak takut tapi disini aneh, barusan kek ngeliat orang jalannya cepet banget sat-set-sat-set."

"Apa kau lupa kekasihmu ini bisa membaca pikiran? Aku tau isi pikiran kotormu itu gadis merepotkan."

Seketika kepulan asap hitam pekat mengelilingi mereka berdua. Spincer langsung berdiri dan mencabut pedangnya. Mata biru tua itu melirik asap hitam yang mengelilinginya, merasakan bajunya ditarik, tatapan kemarahan semakin menyelimuti dirinya. Berani-beraninya mereka membuat istri dari pangeran Brilliance ketakutan.

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang