Dua puluh empat

2.8K 330 17
                                    

Vote dan komentar sebanyak banyaknya 💗

Happy reading

⏱️⏱️⏱️

Setelah mendapat permata kehidupan dan menghabisi seluruh Rossler, Spincer kembali menunggangi kudanya.Pangeran Brilliance mengumpulkan sisa pasukannya. Mata tajamnya melirik Gelyn dan kedua orang paling berharga dalam hidupnya.

Luka di tubuh mereka semua begitu banyak berbeda dengan tubuhnya sama sekali tidak ada. Suara kuda berlari kembali membuat mereka was-was.

"Cepat rapatkan barisan!" Spincer memberi komando ke prajuritnya setelah tau siapa yang datang.

"SERANG!! AGRA ROSSLER MASIH ADA DI SEBELAH KIRI!"

Spincer terkejut melihat keberadaan Eren diikuti oleh pasukannya.

"CEPAT!"

GRUOAHHHHH~

Seakan tersadar, pria curtain itu kembali mengerahkan pasukannya sedangkan dirinya mencari tempat persembunyian yang aman membiarkan eren memegang kendali menggantikan posisinya. Lebih dari cukup dirinya mengetahui skill pertahanan Eren.

Spincer mengeluarkan permata kehidupan dari sabuk pinggangnya, mengelap nya pelan, manik mata biru itu menyoroti goa di depan sana.

Spincer menunduk kembali mengamati benda penyelamat planet crystabel sekaligus nyawa orang yang ia sayangi.

AGRA!!!

Spincer terkejut mendengar teriakan memilukan dan kesengsaraan Aleth meskipun begitu hatinya telah membeku, tidak ada niatan sama sekali menolongnya.

Telinga Spincer mendengar langkah kuda mendekat. "Kakak, kita telah berhasil ... Ayo kita berpesta?!" Tanya Dya.

Spincer kembali menyembunyikan sesuatu di balik sabuknya, menarik tali kudanya, Spincer mengangguk.

"Kita berpesta!"

⏱️⏱️⏱️

Spincer memacu kudanya ke arah tempat pembekuan, pria itu sengaja pulang belakangan, selain ingin memberikan ayahnya kejutan, ia ingin memeluk ketiga orang yang disayanginya.

Tangannya menarik tali kudanya agar berhenti. Pria curtain itu mendongak membuat rambutnya bergerak-gerak menutupi wajah tampan akibat angin malam, bintang-bintang diatas sana menaburi langit ditemani bulan sabit, bertepatan awan menutup sebagian tubuh bulan, Spincer tersenyum tipis setelah sekian lama harapannya akhirnya tekabul.

Sibuk menatap hamparan langit, tiba-tiba Spincer melihat wajah tersenyum seorang perempuan yang selama ini selalu didekatnya. Pria itu berdecih sebelum memasuki tempat pembekuan.

Di tangan kanannya tergenggam permata kehidupan, langkah kaki pria jangkung tersebut terus mendekati tiga balok es, tangan Spincer menyibak kain putih sebagai penutup es balok didepannya.

Menatap satu persatu orang-orang dalam es balok itu, Spincer mengulurkan tangan kanannya lalu menutup kedua kelopak mata.

"Permata kehidupan lambang pemersatu seluruh ras naga dan hewan-hewan didalamnya selamanya."

Tiba-tiba cahaya berwarna-warni membentuk akar tumbuhan membelit ketiga balok es di depannya. Kaki telanjang Spincer merasakan cairan dingin meleleh semakin banyak terus menerpa kedua kakinya.

"Kakak!!!"

Spincer membuka kelopak matanya menatap pemandangan yang selama ini ia inginkan.

Tes!

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Where stories live. Discover now