Dua puluh dua

2.6K 324 12
                                    

Jangan lupa vote, pencet tanda bintang di pojok kiri bawah!! 


Kalau ada typo mohon dimaklumi karena kesempurnaan hanya milik Allah.

Happy Reading cintaaa🥰🕊️

Matahari sudah terbenam menyisakan cahaya bulan yang baru saja muncul. Cahaya-cahaya kuning berterbangan di atas langit malam tersebut terlihat begitu indah seperti kunang-kunang yang berterbangan, semburan api panas berhasil mengenai sasaran, begitu banyak Rossler berterbangan sama sekali tidak membuat Spincer melemah, ia justru semakin membabi buta menyerang Rossler biadap itu.

GRUOAHHHHH

Dengan satu kali semburan api langsung melahap semua Rossler dan menambah cahaya-cahaya kuning di gelapnya malam. Spincer dalam bentuk naganya menghampiri Aleth yang tengah menutup mata. Mulutnya komat-kamit memunculkan cahaya putih menyilaukan mata dan dalam sekejap seorang pemuda berpakaian baju besi itu jongkok di depan Aleth.

Tangannya menepuk pelan kedua pipi lembut Aleth. "Inilah resikonya kita menyerang tanpa strategi dan persiapan yang matang "

Spincer menoleh ke belakang, ditatapnya Leonard tajam, Spincer semakin merengkuh Aleth dalam dekapannya.

"Gadis merepotkan! Apa kau masih sadar? Lihatlah hutan ini sudah gelap, kau tidak takut?"

"Percuma, Aleth sepertinya sudah tiada."

"Diam kau Leonard! Istriku masih bernafas! Ayo kita pulang! Tunggu!" Cegahnya membuat langkah Leonard terhenti.

Spincer kembali menyenderkan tubuh Aleth ke pohon. Laki-laki itu berdiri menepuk pundak Leonard. "Bawalah perempuan itu bersamamu."

"Hei Agra! Baru sedetik yang lalu kau mengakuinya sebagai istri sekarang malah meninggalkannya begitu saja?" Teriak Leonard murka.

Spincer menunggangi kudanya. "Aku meralat ucapanku. Dia sekedar pemuas nafsu bukan istriku."

"Jangan bilang kau menyukai Gelyn?" Tanya Leonard memandangi kasian wajah Aleth dalam pangkuannya.

"Aku lebih mengenal Gelyn lebih dulu daripada dia."

⏱️⏱️⏱️

Sudah lima hari Aleth masih belum membuka matanya, luka dalam yang didapati begitu banyak sedangkan ketersediaan obat saat ini tengah susah ditemukan. Itulah yang membuat kesembuhan Aleth lama.

Selama lima hari itu, Spincer tidak menemaninya melainkan selalu menghabiskan waktu bersama Gelyn yang baru saja kembali bersama Dya. Bukan hanya itu, Spincer sama sekali tidak memasuki kamar dimana Aleth dirawat. Selama Aleth pingsan hanya dua orang yang selalu sabar menunggunya siuman, dialah Dya dan Leonard.

Leonard yang membaca buku sedari tadi di pojok ruangan sekilas melihat Aleth menggerakkan kelopak matanya.

"Dya, Aleth sudah siuman! Cepatlah panggil tabib!"

Gadis berambut putih susu itu mengecek kedua kelopak mata Aleth lalu pergi keluar mencari tabib.

Dya berlari tergpoh-gopoh mencari tabib. Anehnya, biasanya tabib selalu berkeliaran di istana sekarang mendadak menghilang semua. Saat akan berbelok menuju taman istana badannya terpental ke tembok.

Bruk!!!

"Apakah kau sudah tertular bodohnya Aleth?"

Dunia Berbeda (END✅) [REVISI]Where stories live. Discover now