PVSA - 07

194 12 0
                                    

Perlahan Rayna membuka kedua matanya. Dia mendapati Ferdad yang tengah menatapnya. "Kepalaku sakit."

"Istirahatlah," kata Ferdad sambil menyelimuti tubuh Rayna.

"Apa aku boleh memelukmu?" Tanya Rayna.

Sebenarnya Ferdad agak keberatan, tapi dia tidak mungkin menolaknya. Dia pun merengkuh tubuh Rayna ke dalam pelukannya.

"Aku mencintaimu," kata Rayna tiba-tiba.

Ferdad mengusap rambut Rayna dengan lembut. "Aku tahu."

"Cuacanya sangat dingin," ucap Rayna.

"Aku akan memelukmu." Ferdad mengeratkan pelukannya meskipun sebenarnya dia enggan.

Malam ini Rayna tidur nyenyak dalam pelukan Ferdad. Sementara Ferdad masih tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia menatap wajah Rayna yang tampak tenang ketika tertidur.

** Flashback **

Ferdad baru pulang kerja. Dia memasuki apartemen tempat tinggalnya yang asli.

"Sayang." Seorang wanita cantik tersenyum menyambutnya.

"Rayna." Ferdad tersenyum lalu mengecup kening wanita yang merupakan istrinya yang sesungguhnya, Rayna yang asli.

Rayna menyajikan makanan ke meja. Mereka pun makan malam bersama. Saat menyantap masakan istrinya, ekspresi Ferdad berubah.

"Apa rasanya enak?" Tanya Rayna, istrinya.

Ferdad tersenyum kaku. "Iya, aku menyukainya. Rasanya lezat."

Mereka pun makan malam bersama.

Di tengah malam, Ferdad merasa sakit perut. Dia menoleh pada Rayna yang masih tertidur pulas. Dia pun pergi ke kamar mandi.

Saat kembali dari kamar mandi, dia melihat Rayna yang duduk di ranjangnya. Wanita itu terbangun saat Ferdad pergi ke toilet.

"Sayang." Rayna memeluknya dengan erat.

Ferdad membalas pelukan istrinya. Pria itu mengecup leher Rayna dengan lembut.

"Aku mencintaimu."

"Aku juga bisa mencintaimu."

Malam itu menjadi sedikit panas. Dan pagi harinya Ferdad berangkat ke kantor polisi seperti biasa. Dia mengecup bibir Rayna sebelum pergi.

Ferdad dan Rayna adalah sepasang suami-istri yang bahagia, tapi di suatu hari Ferdad mendapatkan panggilan dari rumah sakit.

Rayna masuk rumah sakit setelah karena dia pingsan saat berada di supermarket. Ferdad pun datang ke rumah sakit. Dia sangat cemas.

Dokter mendiagnosa penyakit kanker yang selama ini diderita Rayna. Wanita itu menyembunyikannya dari Ferdad.

Mendengar kabar tersebut, Ferdad sangat terpukul. Dia menemani Rayna hingga akhir hayatnya.

"Maafkan aku, Sayang. Aku terlalu takut untuk mengatakannya padamu. Aku sangat takut." Itulah kalimat terakhir yang dikatakan Rayna.

Ferdad menitikkan air mata untuk pertama kalinya. Air mata kehilangan wanita yang paling dia cintai. Sangat menyakitk.

** End Flashback **

Ferdad menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian tidur di samping gadis yang dia beri nama Rayna olehnya itu. Dia menatap langit-langit kamar. Pria itu belum tahu sampai kapan dia akan menjadikan Rayna sandera. Dia juga belum tahu di mana lokasi para penjahat itu.

Meskipun Ferdad tidak memiliki perasaan apa pun pada Rayna, tapi dia juga seorang pria. Dia tidak tahu sampai kapan dirinya mampu mengendalikan hasrat terhadap gadis yang tidur bersebelahan dengannya selama beberapa hari ke depan.

Selain itu, Dokter tidak bisa memprediksi sampai kapan Rayna mengalami amnesia. Bisa saja ingatan Rayna pulih dengan tiba-tiba dan menyerang Ferdad secara spontan. Kemampuan gadis itu sangat baik. Rayna bahkan mampu menghabisi rekan-rekannya sendirian, sehingga Ferdad harus mengantisipasi dan berwaspada terus.

Rayna bergulir menghadap padanya sambil agak memepet karena cuacanya dingin. Ferdad menoleh pada perempuan itu. Dia masih tertidur.

Pria itu menghela napas berat.

☆★☆

07.55 | 20 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS ASSASSINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora