PVSA - 24

160 11 0
                                    

Malam ini, Ferdad dan rekan-rekannya makan malam di salah satu restoran. Mereka tampaknya begitu lapar. Tanpa mereka sadari, Mark juga berada di sana bersama Zack.

"Apa kita akan melakukannya di sini?" Tanya Zack.

Mark menggeleng. "Tidak, ini bukan waktu yang tepat."

Setelah makan malam selesai, Ferdad memasuki mobilnya. Dia mengernyit melihat kertas tempel di kaca mobil. Pria itu keluar dan mengambilnya. Dia membaca pesan dari note tersebut.

"Lebih baik menyerah dari kasus ini sebelum kau menyesal. Kita hanya akan saling membunuh tanpa ada pemenang. Mark Demetrio." Ferdad mengernyit.

Pandangannya tertuju pada mobil putih di depannya. Terlihat seorang pria berjas di kursi kemudi. Dia melambaikan tangannya. Pria itu adalah Mark. Setelah beberapa minggu kemudian akhirnya kedua pria itu kembali bertatap muka. Ferdad melajukan mobilnya ke arah Mark.

Mark tersenyum lalu meninggalkan tempat itu. Ferdad mengejarnya di belakang dengan kecepatan tinggi.

Polisi lalu lintas memberhentikan mobil Ferdad, sementara mobil Mark lolos begitu saja. Ferdad memukul stir.

"Pak, aku sedang mengejar buronan!" Gerutu Ferdad.

Polisi paruh baya berjenggot itu menghampiri Ferdad. "Bisa tunjukkan surat-suratnya?"

"Surat-surat...." Ferdad mengernyit, tapi dia menunjukkannya pada polisi itu.

Sambil menilang, polisi lalu lintas itu berbicara, "Kau melanggar batas kecepatan maksimal."

"Tapi, kenapa Anda tidak menghentikan orang di depanku? Dia bahkan membawa mobil seperti sedang kerasukan!" Ferdad menggerutu.

"Karena kau mengejarnya, mungkin dia ketakutan. Jadi, dia mengendarai mobilnya seperti itu," celetuk polisi lalu lintas.

"Pak, aku polisi." Ferdad menunjukkan lencananya.

"Kau polisi? Dari caramu bicara, kau seperti seorang berandalan. Coba telepon atasanmu," kata polisi lalu lintas itu.

"Aku pimpinan tertinggi di kantor," kata Ferdad.

"Kau pasti memiliki atasan yang jabatannya lebih tinggi lagi darimu, kan?" Polisi lalu lintas itu tampak keras kepala.

Ferdad membawa ponselnya kemudian meletakkan ponsel tersebut ke telinganya. Dia memperhatikan polisi lalu lintas itu.

"Anda bertugas sendirian?" Tanya Ferdad.

Polisi paruh baya itu tidak menjawab. Sebenarnya dia adalah Zack yang membunuh kedua polisi lalu lintas kemudian menyamar menjadi polisi lalu lintas. Kedua polisi yang dia bunuh diletakkan di dalam pos polisi.

Ferdad menarik janggut palsu Zack dan menghantam wajahnya dengan lutut. Zack segera kabur. Ferdad membuka pintu mobilnya untuk mengejar pria itu, tapi pintu mobilnya tidak bisa dibuka. Dia mengernyit.

Tidak pikir panjang, Ferdad melajukan mobilnya dan mengejar Zack.

Karena merasa dalam bahaya dikejar Ferdad yang menggunakan mobil, Zack berlari ke jalan sempit. Dia menuruni tangga untuk menyelamatkan diri.

Merasa sudah bebas dari kejaran Ferdad, Zack menghela napas lega. Tiba-tiba sebuah mobil mucul menabrak pagar kawat dan bak sampah. Itu mobil Ferdad. Mobil tersebut akan menabrak Zack, tapi mobil putih melaju dari sisi kiri dan menabrak mobil Ferdad. Ternyata Mark.

Mobil Mark mendorong mobil Ferdad. Tampaknya dia ingin memepet mobil Ferdad ke dinding. Ferdad bisa membaca situasi. Dia segera tancap gas dan berhasil melepaskan diri dari Mark.

Sementara Zack membawa senapan dan bersembunyi di atap bangunan. Dia menembaki mobil Ferdad. Mark juga membawa pistol dan menembaki Ferdad dari mobilnya.

"Kalian yang buronan, kenapa aku yang dipojokkan seperti ini?" Ferdad mengeluarkan pistolnya dan menurulan sedikit kaca mobil kemudian menembak ke arah Zack.

Zack berhasil menembak kaca mobil Ferdad beberapa kali hingga pecah.

☆★☆

08.00 | 21 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang