PVSA - 18

176 13 0
                                    

Di sebuah gedung terbengkalai, tampak 5 orang di dalam sana, Mark, Aquene, Brandon, James, dan Zack.

Mark menutup teleponnya. "Polisi pasti sudah kehilangan akal, karena tidak bisa menangkap kita. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kita."

"Apa yang akan kita lakukan sekarang, Bos?" Tanya Zack.

"Kita bawa Nevra dari rumah itu. Jika dia masih hilang ingatan, kita tunggu dia sampai mengingatnya. Jika tidak, kita harus pergi tanpa dia," kata Mark.

"Bos."

"Tapi, Bos...."

Mark mengangguk. "Aku tahu dia pacarku, tapi aku tidak bisa membahayakan nyawa anggotaku. Kalian sama berartinya seperti Nevra. Kematian Kevin dan Evan adalah pukulan besar untukku."

Sementara para polisi telah tiba di gedung terbengkalai tempat Mark dan anggotanya berkumpul. Para polisi mengepung tempat tersebut. Ferdad dan anggotanya masuk.

Marla memberikan peringatan dari luar melalui megafon. "Tempat ini telah dikepung. Keluarlah dengan tangan di belakang kepala."

Saat diperiksa, tidak ada siapa pun di gedung terbengkalai tersebut. Ferdad menemukan sebuah catatan yang ditempel di dinding.

"Kau masih sama leletnya seperti dulu." Ferdad yakin itu adalah tulisan Mark.

"Pak Ferdad!" Gunawan menunjukkan tabletnya. Titik merah bernama Rayna di lokasi peternakan menjauh. Sebenarnya ada alat pelacak lain yang menunjukkan keberadaan Rayna. Septiawan yang memasangnya entah di mana.

"Sial, mereka pasti pergi ke peternakan!"

Apa yang terjadi?

Saat Rayna menonton video di Youtube, terdengar suara langkah kaki menaiki tangga. Perempuan itu segera bangkit dan mengunci pintu kamar.

Gagang pintu bergerak sepertinya ada seseorang yang mencoba masuk. Tiba-tiba Aquene masuk lewat jendela.

Rayna berbalik melihat pada Aquene. "Kau lagi? Kenapa kau terus mengejarku?!"

"Karena aku rekanmu! Kau adalah anggota tim kami!" Jawab Aquene.

Rayna tertegun untuk sesaaat. "Kau pasti ingin memanfaatkanku, kan? Kau menyanderaku lalu menghubungi Ferdad agar dia menyerah tidak melanjutkan misinya. Iya kan?"

"Polisi itu yang berbohong, Nevra! Dia yang memanfaatkanmu untuk menangkap kami semua. Percayalah padaku!" Aquene sangat kesal.

Tiba-tiba pintu terbuka. Rayna terkejut dan menoleh ke pintu. Mark berdiri di pintu dan menatap Rayna dengan penuh makna.

Mark memanggil nama aslinya, "Gynevra Syakhlislamova."

Rayna mengingat wajah pria itu. Pria itu selalu muncul tiba-tiba dalam kepalanya.

** Flashback **

Mark mengecup bibir Rayna. "Aku mencintaimu, Gynevra. Mari kita hidup bersama. Setelah ARN dan BIN berhenti mengejar kita, kita akan pergi ke New Zealand dan memulai hidup baru dengan identitas baru."

Rayna tersenyum dan mengangguk.

** End Flashback **

Rayna terhuyung, Aquene menangkap tubuh Rayna dan menopangnya. Kepala Rayna menjadi sakit lagi. Dia akan mengambil obat di meja, tapi Aquene menahannya.

"Jangan minum racun itu, Nevra! Benda itu tidak akan membuatmu kembali mengingat semuanya! Benda itu membuat amnesia yang kau derita semakin menjadi-jadi," kata Aquene.

James, Zack, dan Brandon menaiki tangga menuju ke kamar. Mereka berdiri di belakang Mark.

"Nevra, tenanglah. Ikutlah bersama kami," kata James.

"Ah, obat itu membuatnya menjadi orang lain." Mark membuka satu persatu kancinya dan menunjukkan tato tulip yang sama di dada bidangnya.

Rayna berusaha mundur saat Mark mendekatinya, tapi Aquene menahannya. Mark membuka kancing baju Rayna. Merasa dirinya dilecehkan, Rayna meronta dan berusaha menyingkirkan tangan Mark darinya.

Pria itu mengambil pisau dan menusuk lengan Rayna membuat perempuan itu berteriak kesakitan. Darah segar mengalir dari luka tersebut. Ternyata Mark mengeluarkan sesuatu dari lengan Rayna.

"Ini alat pelacak dan bom. Kau dimanfaatkan oleh para polisi itu. Dalam waktu 10 menit, mereka akan tiba di sini. Mereka tahu kami datang mengunjungimu. Terserah padamu. Apakah kau akan kembali pada kami atau berakhir di balik jeruji besi," kata Mark.

Rayna tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bom itu bisa meledak kapan saja dan membunuhnya seketika.

Aquene membisikkan sesuatu ke telinga Rayna.

☆★☆

18.20 | 20 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS ASSASSINWhere stories live. Discover now