10

4.2K 305 41
                                    

Oom Najib menemui Dante di kamar pria itu. Dante sudah rapi dengan kemeja dan celana hitam panjang. Tadi siang dia mendapat telepon dari Dante yang memintanya untuk mendaftarkannya sebagai penerima donor kornea di Pusat Mata. "Dante, Oom sudah melakukan apa yang kau mau. Oom turut senang kau ingin melihat, tapi kenapa akhirnya kau ingin melihat?"

"Karen. Saya ingin melihat matanya," jawab Dante lirih.

Dia tahu Indy sangat membenci Jena. Pernikahannya dengan Indy dulu diwarnai dengan percek-cokan yang tak ada habisnya dan apa lagi sebabnya selain Jena. Dante pernah memergokinya menjatuhkan semua foto Jena dari lemari kamar Dante. Foto-foto itu disimpan rapi oleh Dante, dan tak mungkin orang bisa melihatnya, kecuali istrinya yang muak melihatnya mencintai perempuan lain tentu saja.

"Indy! Kau keterlaluan! Sudah kubilang, aku berusaha untuk mencintai kau, tapi bukan berarti kau merusak barang-barangku!"

"Berusaha apa! Saban hari pekerjaanmu hanya menemuinya!" raung Indy murka.

Dante menahannya dengan memeluknya erat. Terlalu erat sampai Indy merasa sesak. "Lepaskan aku! Biarkan aku menghancurkan kenangan yang kau miliki dengannya!"

Doanya terkabul saat rumah Dante terbakar hangus. Semua kenangan Jena termasuk Jena lenyap begitu saja dimakan api membara. Api itu seakan menunjukkan kemarahan yang dirasakan Indy pada Jena. Hanya foto itu, foto yang ada di dalam lemari kaca, yang menjadi kenangan satu-satunya bagi Dante. Tentu ada file di komputernya yang memuat foto Jena, tapi dia tidak mau mencetaknya lagi, membiarkan dirinya termotivasi untuk menjaga satu-satunya apa yang mengingatkannya pada Jena.

Sebelumnya dia tidak tahu ada Karen di dekatnya. Dipikirnya saat itu Karen menunggunya di taman namun saat dia mengendus parfum wanita itu, barulah diketahuinya Karen ada di dekatnya, dan tak lama dari itu didengarnya suara pintu lemari kaca yang dibuka. Dia bisa berasumsi Karen sengaja memindahkan foto Jena.

Alasannya karena dia adalah Indy.

Persetan orang-orang bilang dia Karen. Wajahnya tidak sama dengan Indy, tapi bagaimana dengan matanya? Matanya tak mungkin berubah, kan? Dante sangat mengenal Indy terutama mata perempuan itu.

Dante tidak bisa terus-terusan buta. Dia harus menatap sendiri Karen. Perempuan itu mungkin terlalu lihai untuk menyembunyikan identitasnya, tapi Dante sangat memercayai intuisinya yang terus-terusan memberitahunya bahwa Karen adalah Indy sehingga anak Karen adalah anaknya.

**

Valerie tidak tahu mengenai kebutaan yang dialami calon suami ibunya. Ketika dia mencari nama Dante Amran di internet, berita terakhir tentang pria itu hanya terkait kecelakaannya, tidak sampai akibat dari kecelakaan tersebut. Sebelum dia dan ibunya tiba di rumah pria itu, dia bertanya pada ibunya apakah Dante Amran ini berhubungan dengan Oom Erik yang punya nama belakang yang sama.

"Ya, dia kakak sepupunya, tapi kau tidak boleh memberitahu bahwa kau sudah kenal lama dengan Oom Erik ya, Val," kata Karen memberitahu.

"Kenapa?" tanya Valerie bingung. "Aku pikir Mama tahu pria ini dari Oom Erik.."

"Menurut saja pada Mama, ya?" sahut Karen mengelak. Tidak mungkin kan dijelaskannya pada anaknya bahwa dia dan Erik membenci Dante, dan dia punya rencana untuk membuat Dante percaya padanya hingga dia bisa meraup apa yang dimiliki pria itu pada anaknya? Sebagai orang yang hanya dimiliki Valerie, Karen tidak mau memusingkan Karen dengan masalahnya dengan ayah anak itu.

Tidak biasanya, malam itu Dante mengadakan acara makan malam di ruang makan rumahnya, bukan di taman. Di sana tidak hanya ada pria itu. Hadir juga Oom Najib dan istrinya serta Erik dan Vina.

Ex Wife's Revenge #CompletedWhere stories live. Discover now