12

3.5K 302 67
                                    

"Tolong cari tahu asal-usul keluarga Karen," kata Dante pada dua anak buahnya.

Anak buahnya menyela, "Bukankah Pak Najib sudah memberitahu Anda semuanya? Bu Karenina adalah bagian dari keluarga Samad."

"Samad Group punya banyak perusahaan, kenapa dia hanya mendapat perusahaan tekstil yang tidak sebesar perusahaan-perusahaan lain?" Dante menarik napas kesal. "Pastikan dia anak kandung almarhum Ramli Samad atau bukan."

"Rasanya sulit, Pak, keluarga itu sulit ditembus.."

"Kalian membantah?!" bentak Dante marah. "Lakukan saja. Kalian sudah gagal mencari Indy, dan sekarang tidak bisa juga hanya mendapat informasi kecil seperti ini?!"

"B-baik, Pak!" jawab mereka serentak.

**

Karen masuk ke kamar anaknya namun tak langsung memanggil anaknya yang masih fokus belajar di dekat meja belajar. Diperhatikannya anaknya yang sudah memakai piyama dan beberapa kali menguap. Rasa bersalah menyelusup ke hati Karen. Anaknya tak bisa tidur nyenyak jika belum belajar. Sejak kecil Karen mengingatkan Valerie untuk tidak pernah berhenti belajar meski saat liburan agar dia tidak lupa dengan materi pelajaran di sekolahnya.

Hidupmu keras, Nak, gumam Karen. Mama saja sampai hari ini bingung menyelesaikan semua permasalahan di perusahaan. Mama tidak bisa menjanjikan selamanya kuat untuk menjagamu, karena itu Mama tidak mau membiarkanmu beristirahat sampai kau menjadi yang terbaik di sekolah.

Entah berapa lama Karen berdiri di dekat anaknya dengan kepalanya yang disandarkan di tembok sampai dilihatnya anaknya menutup bukunya. Karen menegurnya, "Kau sudah mau tidur?"

Valerie menoleh. Dia lelah tapi tak mau ditunjukkannya pada ibunya. Dipaksakannya dirinya untuk tersenyum di depan ibunya. "Iya, Ma. Mama dari tadi di sini?"

Karen mengangguk. "Bagaimana hari ini? Apa kau senang bertemu Oom Dante?"

Anak itu memberikan raut bahagia. "Tentu. Aku jadi tidak sabar bertemu lagi dengan Oom Dante."

"Ah, bukankah kau dekat dengan Oom Erik?"

"Ya tapi kan Oom Erik bukan calon suami Mama. Dan rasanya tidak mungkin dia menjadi suami Mama setelah sekian lama mengenal, kalian tak pernah menikah, jadi kenapa aku tidak dekat dengan Oom Dante saja kan, Ma?"

"Val," kata Karen. Dia memandang anaknya sendu. "Kau tidak boleh terlalu dekat dengannya. Kalian tidak punya hubungan sedarah, dan kita harus membatasi diri kita dari orang yang baru kita kenal, sekali pun orang itu akan menjadi suami ibumu."

"Kenapa, Ma? Bukankah itu artinya Oom Dante menjadi ayah Valerie begitu Mama dan Oom menikah?" tanya Valerie bingung.

"Jangan anggap dia begitu," sahut Karen meminta. "Dia hanya investor bagi Mama dan kau juga tidak akan terlalu dekat dengannya sebab kau kan sekolah di luar negeri."

Kau tidak boleh menjadi anaknya, pikir Karen gemas. Pria itu tidak tahu betapa sulitnya membesarkan anak dan Mama tidak mungkin membiarkan kau menganggapnya dia ayahmu! Dia tidak pantas disebut ayah setelah apa yang diperbuatnya pada ibumu, Val.

"Val tidak mengerti," jawab Valerie dirundung kecewa. "Val tahu pernikahan itu hanya untuk uang, tapi apakah pernikahan itu tidak akan ada artinya untuk Mama dan Oom Dante? Berapa lama kalian akan menikah? Apa pernikahan itu akan berakhir setelah kalian mendapat keuntungan? Dan keuntungan apa yang diperoleh Oom Dante dari Mama?"

"Kau..." Karen tersenyum masam. Anak ini memang terbiasa banyak bertanya dan Karen tidak pernah menyalahkan hal itu. "Kau tidak usah pusingkan hal ini. Bahkan, anggap saja pernikahan Mama dan Oom Dante sebagai bentuk kerjasama bisnis dan takkan mempengaruhi kehidupan pribadi kita."

Ex Wife's Revenge #CompletedWhere stories live. Discover now