FWB. 44

266 20 0
                                    

Oke. Mari kita lihat, chapter ini akan ikut terlacak acak atau tidak.
Kalau tidak, berarti chapter chapter selanjutnya akan aku up.
------------------------



Sekarang, Kana udah duduk di sebelah Jaemin. Di sebuah taman yang gak jauh dari rumah Kana.

Kana duduk dengan pandangan dia lurus ke depan. Tanpa menoleh sedikitpun ke Jaemin.

Jaemin yang pertama buka suara. Setelah mereka saling diam cukup lama.

"Na",

"Na",

"Kana",

Kana diam. Dia gak tau harus respon apa enggak. Karena dengan ketemu Jaemin begini aja Kana gak tau. Dia gak tau apa yang dia lakuin sekarang ini bener apa salah. Kana gak tau.

"Na",

"Kanara",

Dan detik itu juga Kana langsung menoleh ke arah Jaemin. Dengan matanya yang melotot tajam ke arah Jaemin.

Kana paling gak suka kalau ada yang panggil dia dengan nama panjang dia.

Menurut Kana. Kalau ada orang yang manggil dia dengan nama panjang, seakan orang itu adalah orang asing, yang gak mau mengenal Kana.

Jujur. Jaemin sendiri paham kalau Kana nya itu gak suka dipanggil Kanara. Tapi itu satu satunya cara biar Kana mau merespon Jaemin.

"Aku tau, Na. Kamu gak suka aku panggil begitu",

Kana langsung memalingkan wajahnya lagi. Menatap lurus ke depan.

"Na. Boleh aku tanya sesuatu ke kamu?",

Kana kembali ke mode di mana dia gak mau respon Jaemin.

"Na. Aku harus tanya hal ini ke kamu, Na. Dan aku harap kamu bisa jujur ke aku",

Jaemin memutar tubuhnya, menjadi menghadap Kana. Menatap Kana, yang bahkan yang ditatap cuma menatap lurus ke depan.

"Na. Apa yang diomongin Haechan itu bener?",

Tubuh Kana menegang, waktu Jaemin menyebut Haechan, dan hal yang dibicaran Haechan.

"Apa bener kamu hamil anak aku? Dan sampai keguguran juga?",

Deg.

Tubuh Kana benar benar tegang sekarang. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dan tangannya mencengkram kuat rok yang dia pakai.

Gak pernah Kana bayangkan kalau Haechan bilang semuanya ke Jaemin. Kana gak pernah bayangin kalau Jaemin sampai tau soal itu. Soal kehamilan dia dan keguguran itu.

Jujur Kana sedih mengingat hal itu. Bahkan saat ini matanya mulai berkaca-kaca.

"Na. Jawab aku, Na. Apa itu semua bener? Aku harus denger semuanya dari kamu langsung, Na. Biar aku bisa ambil keputusan yang terbaik buat kita",

Kini, Kana mencoba buat memberanikan dan menguatkan dirinya.

"Keputusan apa?",

"Kamu jawab dulu, Na. Itu semua bener apa enggak? Aku mau tau kebenaran nya. Aku gak mau salah ambil keputusan kalo misal itu semua gak bener...",

Kana kaget dengar ucapan Jaemin.

Apa katanya tadi? Takut salah ambil keputusan kalau itu semua cuma kebohongan katanya?

Sakit banget pikiran Jaemin.

"Aku tau kalo Haechan udah tau masalah kita, Na. Dan aku tau kalo Haechan semarah itu. Dan bisa aja Haechan bohong soal kondisi kamu itu. Iya kan, Na?",

Cukup. Kana rasanya udah gak bisa nahan emosi dia yang terlalu berat.

Bisa bisanya Jaemin punya pikiran kalau kondisi Kana yang kayak gitu cuma ulah Haechan, yang berbicara omong kosong ke Jamein, buat bikin Jaemin merasa bersalah.

Kana berdiri dari duduk dia. Udah cukup Kana dengerin omongan Jaemin yang entah itu dia pikirin dulu apa enggak waktu ngomong ke Kana.

Jujur Kana sendiri merasa asing dengan Jaemin. Kana gak pernah tau kalau Jaemin bisa jadi orang asing seperti itu. Kana gak pernah tau kalau sikap Jaemin bisa serendah itu ke dirinya.

Sekuat tenaga Kana berusaha buat nahan air mata dia yang sebenarnya hampir banget jatuh. Tapi tetap Kana tahan tahan. Kana gak mau kelihatan lemah di depan Jaemin, setelah semua ucapan Jaemin yang gak pakai hati itu.

Kana melangkah kan kaki dia. Tapi sayangnya pergerakan Kana ditahan sama Jaemin. Tangan Jaemin menahan tangan Kana.

"Kita belum selesai ngobrolnya, Na",

Kana lagi berusaha mengontrol mimik wajahnya biar gak terlihat lemah di depan Jaemin.

"Itu semua cuma akal akalan Haechan kan, Na? Biar aku merasa bersalah sama kamu? Iya kan, Na?",

Plak.

Kesabaran Kana udah ada dibatasnya. Kana udah bener bener gak sanggup dengan semua omong kosong Jaemin.

Kana menampar Jaemin.

Dan bersamaan dengan itu, air mata Kana berjatuhan dengan bebas. Seakan gak ada bendungan lagi.

"Na?",

Kana merogoh saku roknya. Dan melempar sebuah surat ke wajah Jaemin.

"Itu omong kosong yang mau kamu ketahui",

Dengan cepat, Kana langkahkan kakinya menjauh dari Jaemin. Sampai langkah kakinya berhenti di sebuah gang kecil gak jauh dari taman. Tubuhnya dia sandarkan di dinding gang itu.

Tubuh melorot karena kaki Kana rasanya lemas banget. Kaki Kana benar benar bergetar.

Jatuh. Semua air mata Kana jatuh di dalam gang kecil itu. Kana nangis sampai suara isakan dia hilang.

Tangis Kana benar benar dalam dan perih.

FWB : Na JaeminWhere stories live. Discover now