FWB. 72

175 19 0
                                    

Setelah beberapa hari, setelah ucapan Doyoung pada Jaemin. Yang seakan semua ucapan itu adalah petir disiang bolong menurut Jaemin. Jaemin sendiri malah jadi bimbang dengan apa yang akan dia ambil ke depannya. Terus memperjuangkan Kana, atau malah menghilang dari hidup Kana selama lamanya, karena Jaemin takut akan melalukan hal seperti dulu lagi ke Kana. Hanya bersenang senang saja.

Jaemin memang mau berubah, dia sudah bertekad. Namun, kita sebagai manusia gak ada yang tau akan jadi seperti apa kita besok, atau bahkan lima menit ke depan saja mungkin kita akan menjadi pribadi yang sama, atau bahkan lebih buruk lagi. Dan Jaemin juga begitu. Dia gak mau jadi manusia sok suci, yang ujungnya tetap bersikap layaknya bajingan pada Kana.

Tapi jujur Jaemin gak bisa hidup tanpa Kana. Seakan Kana itu paru-parunya sebelah kira. Yang kalau itu hilang, maka Jaemin gak bisa bernafas lagi.

Tapi sejak hari itu, Jaemin belum juga menampakkan dirinya lagi di depan Kana. Jaemin benar benar sedang berfikir matang, untuk hal yang akan dia jalani.

Dan Kana masih sama. Masih dengan rutinitasnya di kantor. Sibuk dengan berkas berkas penting.

Sekarang Kana lagi sibuk mempersiapkan bahan untuk meeting nanti siang.

"Lea. Jangan lupa hubungi bagian keuangan ya. Soalnya kita butuh ijin dana dari mereka",

"Siap, mbak",

"Yujin. Ini kamu cetak ya. Cukup buat nanti meeting aja... Oh, sama buat bagian keuangan. Nanti kalo udah kasih ke Lea",

"Iya, mbak",

"Saya gak bisa nge-handle meeting kali ini. Saya ada janji meeting lain sama pak Doyoung. Jadi yang berangkat Jungwoo, Lino sama Lea ya. Bisa kan?",

"Bisa, mbak. Bisa kok",

"Oke... Kalo gitu nanti kalian keluar jam 11 aja. Makan siang dulu, habis itu lanjut meeting ya",

"Iya, mbak... Di star hotel kan, mbak?",

"Iya... Kalo gitu saya pergi dulu ya. Harus meeting sama pak Doyoung",

"Iya, mbak. Hati hati",

"Eh lupa...",

Kana mengeluarkan kartu kreditnya. Lalu dia arahkan ke Jungwoo.

"Nanti kalian makan siang pakai itu ya. Buat yang stay di kantor, kalian pakai uang kalian dulu ya. Nanti struknya kasih ke saya, biar saya ganti",

Kana itu royal. Banget. Dan royalnya Kana itu ajaran dari kakaknya.

Kana sama Doyoung itu mirip banget. Hampir keseluruhan sikap mereka itu sama. Salah satunya adalah rasa berbagi mereka ke yang lain.

Kana sering traktir tim-nya makan dan sebagainya. Makanya tim-nya betah banget ada di tim Kana.

Bahkan mereka minta langsung ke hrdnya  buat jangan dirubah rubah lagi bagian mereka. Udah cukup bareng Kana aja.

"Oh iya. Besok katanya ada pegawai baru. Masih training... Kalian sambut dengan baik ya",

"Eh? Oh iya, mbak. Siap siap",

"Ya udah ya. Saya pergi dulu",

"Hati hati, mbak",

Kana langsung menuju ruangan milik Doyoung.

Sebenarnya Kana itu gak tau mau meeting dengan siapa. Dia cuma diajak gitu aja sama Doyoung. Yang kata Doyoung, client nya itu penting banget, dan Kana harus ikut. Dan jadilah Kana nurut aja.

Sekarang Kana udah ada di ruangan kakaknya. Duduk manis di sofa ruangan itu.

"Meeting sama client mana, mas?",

"Nanti juga tau",

Kana bingung. Tadi kan bilangnya ini client penting, kalau misalkan Kana gak pelajari dulu bahan meetingnya, terus Kana gimana kalau misalkan client tanya tanya ke dia. Masa iya Kana bilang gak belajar dulu. Kan aneh jadinya.

Nanti yang ada client nya gak mau kerja sama bareng perusahaan mereka, kan ribet. Nanti papa Baekhyun sama papa Donghae ngamuk lagi.

"Loh, gimana, mas? Adek bingung dong nanti kalo ditanya client nya",

"Udah tenang aja. Kamu tinggal duduk anteng",

"Ih. Gimana sih",

Doyoung sendiri lagi sibuk selesaiin kerjaan dia yang ada di layar laptop nya.

Gak lama Taeyong datang.

"Taeyong udah dateng. Sana kamu masuk ruang meeting sama Taeyong dulu",

"Meeting nya di sini?",

"Iya. Emang kamu minta meeting di mana?",

"Ya aku kira di cafe atau hotel gitu",

"Pesen hotel sekarang, Yong",

"Doy?",

Kana dan Taeyong menatap tak percaya. Bisa bisanya Doyoung itu bersikap seperti itu.

Menurut Kana. Kakaknya itu dari kemarin kayak beda, bukan kakaknya yang biasanya hangat ke dia. Kakaknya sedikit aneh.

Kalau Taeyong sendiri, jujur dia udah tau kenapa Doyoung kayak gitu. Tapi dia tetep aja gak percaya sama apa yang barusan dia bilang ke dirinya.

Doyoung terlewat kasar ke Kana.

"Mas. Kalo Kana ada salah, Kana minta maaf. Tapi mas jangan ketus begini ke Kana. Kana ada salah?",

Doyoung cuma diam. Masih melanjutkan pekerjaan dia, yang entah kapan akan dia selesaikan.

Kana yang tadi masih duduk di sofa, sekarang beralih mendekati Doyoung.

"Mas. Adek salah ya ke mas Doyoung?",

Doyoung cuma menghela nafasnya.

"Yong. Jalan dulu. Pindah ke apartemen gue aja",

Udah. Final dari Doyoung.

Taeyong mau gak mau dia menuruti perintah Doyoung.

Walaupun dengan rasa kesal dan sedikit bersalah pada Kana.

Karena jujur Taeyong sendiri gak enak bikin Kana kayak orang bodoh gak tau apapun, gak tau dia sekarang akan diapakan oleh kedua kakaknya itu.

Taeyong segera membawa Kana menuju apartemen milik Doyoung.

Setelah Taeyong dan Kana pergi. Doyoung segera mengetik sesuatu pada hpnya, dan mengirimkan sebuah pesan ke seseorang yang akan dia ajak bertemu dengan Kana.

Message
Unknown Number

You
Pindah lokasi |
📍 Located |
Doyoung sand the location
Unit 127 lantai 17 |

Setelah sukses mengirim sebuah alamat ke seseorang. Doyoung langsung bergegas buat menyusul adik dan sahabatnya itu. Menuju apartemen milik dirinya.

FWB : Na JaeminWhere stories live. Discover now