FWB. 45

256 19 2
                                    

Ayo lanjut!!!!!
-----------------------------


Pagi ini Kana pamit. Dia pamit buat ke apartemen nya. Karena harus ke kampus dalam beberapa hari ini.

Tapi sayangnya itu cuma kedok Kana. Kana cuma lagi mau menenangkan diri dia sendiri, tanpa ada yang menggangu sama sekali.

"Loh, ngapain, dek?",

"Beberapa hari ini harus ke kampus, ma. Ada yang mau Kana urusin dulu sebelum wisuda",

"Oh. Ya udah hati hati. Naik mobil?",

Mamanya Kana percaya aja sama alasan yang Kana buat. Karena emang wajar mahasiswa bolak balik ke kampus setelah sidang.

"Enggak. Kana naik bis aja",

"Yakin? Atau minta anter mas mu aja",

"Enggak. Kana bisa sendiri",

"Ya udah. Hati hati ya, nak",

"Iya, ma",

Dan berangkatlah Kana entah kemana.

Kana gak mungkin ke apartemen dia, yang pasti siapapun bisa nemuin dia, bahkan Jaemin. Kalau ke tempat Mark, Kana gak mau bikin Mark kepikiran.

Saat ini pikiran Kana cuma pergi dulu. Nantinya gimana ya gampang.

Sebenarnya Kana gak pergi jauh. Dia masih ada di dalam kotanya, tapi tidak di dekat daerahnya ataupun dekat kampusnya.

Perasaan Kana benar benar kalut. Tapi ada satu hal yang terlintas di benak dia. Xiaojun.

Entah kenapa tiba tiba pikiran Kana itu soal Xiaojun. Kana merasa kalau dia harus meminta maaf ke Xiaojun. Karena waktu itu hilang gitu aja dari hidup Xiaojun. Bahkan tanpa kata pisah sama sekali.

Mungkin bisa aja hubungan mereka itu masih menggantung sampai sekarang.

Kana langsung menghubungi Xiaojun. Dan di sinilah Kana sekarang. Berakhir duduk di ruang tamu milik keluarga Xiaojun.

"Maaf ya, Na. Mama lagi sakit, gak bisa aku tinggalin",

"Iya, Jun. Gapapa",

Awalnya Kana minta ketemuan sama Xiaojun. Tapi Xiaojun gak bisa keluar rumah. Mamanya lagi sakit. Gak ada orang satupun selain Xiaojun di rumah.

"Oh bentar, Na. Aku bikinin minum dulu",

"Gak usah, Jun",

"Loh? Kok gak usah sih? Bentar kok. Cuma sebentar bikin minumnya",

Kana lagi menata perasaan dia dan ucapan yang mau dia ungkapin ke Xiaojun.

Gak lama Xiaojun datang dengan segelas jus, yang bisa Kana lihat kalau itu adalah jus strawberry kesukaan dia.

"Nih. Jus strawberry tanpa susu kesukaan kamu",

Kana menatap Xiaojun sendu. Bisa bisanya ada cowok sebaik Xiaojun. Yang udah Kana tinggalin gitu aja, tanpa kepastian apapun. Dan tiba tiba Kana datang lagi ke hidup Xiaojun tanpa malu.

"Na?",

"Ah iya, Jun?",

"Kok bengong sih? Lagi ada masalah ya?",

Lagi lagi rasa bersalah Kana makin memuncak. Bisa bisanya Xiaojun masih sama seperti dulu. Selalu perhatian ke Kana.

"Enggak",

"Syukur deh",

Xiaojun senyum manis ke Kana.

"Oh iya, Na. Apa kabar?",

"Jun",

"Iya, Na. Ada apa?",

"M-maaf. Maafin aku waktu itu",

"Hmm?",

"Maaf karena ninggalin kamu gitu aja",

Lagi lagi Xiaojun senyum manis ke Kana.

Entah udah berapa kali Xiaojun senyum teduh begitu ke Kana. Ke gadis yang pernah mengisi seluruh isi hatinya. Atau mungkin sampai saat ini?

"Iya, gapapa",

"Jun",

"Aku gak tau itu apa. Tapi aku yakin itu berat buat kamu",

Tangis Kana langsung pecah saat itu juga.

Xiaojun yang kaget karena Kana tiba tiba nangis. Dia langsung peluk Kana. Tangannya sambil mengusap punggung Kana, buat menenangkan Kana.

"Hey? Kok nangis sih? Aku gapapa kok. Jangan nangis ah",

"Kana jelek deh kalo nangis. Udah ah",

"J-jun. Maafin aku",

Tiba tiba ada satu orang yang masuk ke rumah Xiaojun.

"Bang. Katanya tan--",

Ucapan orang itu terhenti bersamaan dengan Kana dan Xiaojun yang menatap dia.

"Oh elo, Jae?",

Iya. Dia Jaemin.

"Kana?",

Mata Jaemin langsung tertuju ke Kana. Kakinya membawa dia mendekat ke Kana. Tapi sayang. Kaki Kana lebih dulu membawa tubuh Kana pergi dari rumah Xiaojun.

Kana lari setelah melihat Jaemin.

Dan dengan cepat juga Jaemin ngejar Kana. Begitu juga dengan Xiaojun.

"Kana. Tunggu, Na",

Kana lari dengan tangisan dia.

"Kana. Kita perlu bicara, Na",

Tapi tiba tiba lengan Jaemin ditahan sama Xiaojun.

"Jae. Ada apa ini? Kenapa Kana lari gitu waktu lihat elo?",

"Lepasin, bang. Gue perlu ngejar Kana",

"Tunggu dulu. Kalian ada masalah apa?",

Jaemin udah gak tahan. Dia dengan sekuat tenaga dorong Xiaojun sampai jatuh. Dan berlanjut mengejar Kana.

Jaemin langsung lari sekuat tenaga mencari Kana. Kesana kesini.

Dan dapat.

Jaemin berhasil menangkap tangan Kana.

"Kana",

"Lepas",

"Kita perlu bicara, Kana",

"Gak. Lepasin, Jaemin. Lepasin",

Sekuat tenaga Kana berusaha buat lepasin genggaman Jaemin. Tapi nihil. Tenaga Jaemin lebih besar dibanding Kana.

"Lepasin, Jae. Aku mohon",

Kana udah merintih. Tenaganya habis sejak kemarin.

Dan berujung Kana pingsan.

Tenaga Kana benar benar terkuras habis. Hampir dua hari ini seluruh tenaga dia benar benar dia pergunakan.

"Astaga, Kana!",

Jaemin panik, dan dengan cepat Jaemin mengangkat Kana, dan berdiri di tepi jalan buat nunggu taksi.

"Taksi!",

Jaemin langsung masuk ke dalam taksi setelah dia mendapatkan taksi.

"Tolong ke apartemen Rose, pak",

"Baik",

Jaemin sepanjang perjalanan terus terusan mengusap kepala Kana. Berusaha buat membangunkan Kana dari pingsannya.

"Na, bangun ayo, Na",

Gak lama Jaemin dan Kana sampai di tujuan. Di apartemen milik Kana.

Jaemin emang sengaja bawa Kana ke apartemen. Karena Jaemin juga gak tau harus bawa Kana kemana. Kalau ke rumah Kana pun itu gak akan mungkin.

Jadilah apartemen Kana adalah solusi paling tepat saat ini buat dia.

FWB : Na JaeminDonde viven las historias. Descúbrelo ahora