FWB. 78

200 19 5
                                    

Doyoung sedang sibuk meeting dengan beberapa karyawannya. Dia sedang mempersiapkan sebuah proyek besar, yang akan dilakukan dengan sebuah perusahaan besar dari Amerika.

"Ini proyek besar. Saya gak mau ada kesalahan sedikit pun",

Sebenarnya bukan hanya karena ini proyek besar, dengan perusahaan ternama. Tapi memang ambisi seorang Doyoung itu terlalu tinggi. Dia gak suka dengan yang namanya kesalahan kecil, atau bahkan kegagalan.

"Jadi saya minta kalian buat fokus. Hp kalian silent dulu, kalau perlu off-in sekalian. Saya gak mau ada yang ganggu sama sekali sama meeting kita kali ini",

Sebenarnya semuanya berjalan lancar. Semua karyawan yang bekerja di devisi milik Doyoung itu udah tau kebiasaan Doyoung setiap kali memimpin meeting.

Namun semuanya terhalang karena tiba-tiba aja Kana membuka pintu ruangan meeting dengan kasar.

Brak.

"Heh! Kamu gak tau kalau ini ada meeting? Gak sopan banget kamu masuk tanpa mengetuk pintu begitu",

Doyoung itu gak suka diganggu kalau lagi mengerjakan sesuatu. Bahkan oleh adik kesayangannya sendiri. Terlebih ini ada di kantor dan pas jam kerja. Waktu yang tepat untuk bersikap profesional.

Gaya banget.

Padahal aja nanti di rumah kalau di ambekin Kana, Doyoung urung uringan sendiri. Dasar.

"Saya minta maaf sebelumnya pada anda, bapak Doyoung yang terhormat... TAPI ISTRI KAMU MAU LAHIRAN, MAS! ASTAGA. DITELFON GAK BISA BISA! HP KAMU MANA, MAS!!",

"Hah?",

Doyoung masih belum sepenuhnya paham dengan ucapan Kana.

Apa apaan adiknya itu.

Doyoung tau betul kalau istrinya itu belum waktunya untuk melahirkan, masih ada waktu sekitar satu minggu. Jadi gak akan secepat ini.

"Astaga! Kak Seje mau lahiran, mas Doyoung. Kamu denger gak?!",

Kana rasanya emosi banget lihat kakaknya yang masih bertanya disaat genting seperti itu.

"Astaga. Seje!"

"Cepet turun. Mas Taeyong udah nunggu di mobil. Cepet!",

Doyoung dengan cepat langsung berlari keluar ruangan meeting. Bahkan tidak mempedulikan acar meetingnya, dan mengabaikan adiknya juga.

"LARI, MAS. LARI!",

Doyoung semakin mengencang larinya.

Memang benar kalau meeting penting itu gak boleh ada gangguin sekecil apapun itu. Bahkan sebuah bunyi notifikasi dari hp. Tapi kalau kasusnya seperti Doyoung, yang istrinya akan melahirkan seperti ini kan susah jadinya. Malah repot sendiri ujungnya.

Kana yang masih ada di ruangan meeting. Langsung mengambil alih meetingnya.

"Sebelumnya. Saya minta maaf atas kejadian barusan. Itu sangat tidak terkendalikan... Em. Jadi. Ini meeting soal proyek dengan perusahaan Amerika kan?",

"Iya, mbak",

"Aduh. Gimana ya... Em. Ini biasanya yang gantiin pak Doyoung meeting siapa?",

"Pak Taeyong",

"Yang gantiin pak Taeyong?",

"Mbak Kana dong",

"Aduh. Saya?... Ini saya gak bisa nge-handle meetingnya, jadi kita tunda dulu ya. Sampai jam makan siang. Nanti yang mimpin pak Taeyong. Jadi kalian balik kerjain yang lain aja",

"Oh. Baik, mbak",

"Okay. Thank you ya",

Kana sama. Di juga buru-buru buat ke rumah sakit. Dia mau nyusul kakaknya buat menunggu kakak iparnya melahirkan.

FWB : Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang