PROLOG

152K 9.3K 552
                                    

Hai...hai...apa kabar kalian semua?? Aku datang lagi membawa cerita baru nih, udah lumayan lama juga nggak nulis, kaku juga rasanya hahaha. Semoga semakin banyak bab nulisnya jadi makin lancar. Cerita ini nggak ada hubungannya dengan cerita-ceritaku yang lain, jadi kalian bisa baca langsung tanpa perlu membaca cerita-ceritaku sebelumnya. Okay...selamat membaca yaaa, semoga kalian sukaaa...

Sepasang mataku terasa berat, menuntut untuk dipejamkan. Kantuk menguasaiku dengan begitu pekat. Namun setengah mati aku melawan agar tak terlelap. Suasana di sekelilingku sudah sepi. The Orchard, café yang ada di Seminyak Bali ini memang sudah tutup sejak setengah jam yang lalu. Yang artinya sekarang sudah jauh lewat dari tengah malam.

Saat ini hanya tersisa beberapa karyawan yang tengah sibuk membersihkan meja-meja dan beberapa laki-laki yang tengah berdiri di atas panggung, siap dengan alat musik mereka masing-masing. Tatapanku tertuju lurus ke sana, menanti...menunggu...nggak sabar untuk menikmati hal yang paling aku suka di dunia.

Laki-laki tampan yang berdiri di tengah panggung dengan gitar terkalung di pundaknya tersenyum ke arahku. Dia mengedipkan sebelah matanya lalu berucap tanpa suara. "I love you, Marsmelo."

Aku tersenyum lebar, menyentuhkan tanganku di bibir lalu mengibaskan tangan itu ke arahnya. Memberi ciuman jarak jauh. Dia tertawa, dan hatiku berbunga.

Dia lalu menunduk, fokus dengan gitarnya. Jantungku pun berdebar kencang, selalu seperti itu saat melihat pemandangan terindah di dunia. Laki-laki yang paling aku cinta dengan gitar terkalung di pundaknya. Dadaku berdesir saat jemari panjangnya memetik senar pertama. Suara melengking gitar elektrik menggetarkan ruangan yang hening. Lalu melodi yang familiar mengalun.

"Your favorite song, Melody James." Suara lembut diiringi kecupan di kening membuatku mendongakkan kepala. Wajah ayu dan senyum manis menyambutku. Wajah wanita yang paling aku cintai di dunia. Dengan penuh kasih sayang dia membelai rambut hitamku panjangku yang tergerai di pangkuannya.

"Iya, Bunda." Aku mengangguk senang sambil membenahi posisi kepalaku yang tengah berbaring di pangkuannya agar semakin jelas melihat panggung. Ya, lagu favorite-ku, Sleeping Child dari Michael Learns To Rock.

Suara serak yang sangat aku suka mulai menyanyi. Khusus untukku. Biasanya dia nggak pernah mau menyanyi. Nggak percaya diri dengan suaranya. Padahal menurutku dia punya suara yang indah. Walau mungkin nggak seindah Bunda. Menyanyi adalah pekerjaan Bunda. Bundaku, Saraswati, adalah vokalis home band The Orchard sementara dia gitarisnya.

Biasanya dia ada di latar belakang dengan gitarnya. Namun saat para tamu pulang, dia selalu menyanyi untukku. Karena dia tahu aku adalah fans nomor satunya. Ya, dia idolaku. My superhero. My knight in shining armor. My first love. My everything. My Daddy. William James.

Kantukku seketika hilang. Mataku berbinar penuh bintang. Suaranya yang serak menyentuh gendang telingaku. Mengalunkan lirik demi lirik lagu kesukaanku.

The Milky Way upon the heaven
Sang Bima Sakti di angkasa
Is twinkling just for you
Berkelap-kelip hanya untukmu
And Mr. Moon he came by
Dan Tuan Rembulan, dia datang
To say goodnight to you
Untuk mengucapkan selamat malam padamu

I'll sing for you I'll sing for mother
Aku 'kan bernyanyi untukmu aku 'kan bernyanyi untuk ibu
We're praying for the world
Kita berdoa untuk dunia
And for the people everywhere
Dan untuk semua orang dimana saja
Gonna show them all we care
Kita akan menunjukkan pada mereka kepedulian kita

Oh my sleeping child the world's so wild
Oh, anakku yang sedang terlelap, dunia begitu kejam
But you've built your own paradise
Namun kau telah membangun surgamu sendiri
That's one reason why I'll cover you sleeping child
Itulah satu alasan kenapa aku akan melindungi, anakku yang sedang terlelap

Broken MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang