Bab 50

29.9K 4.7K 757
                                    

"Are you happy, Marsmelo?"

Itu pertanyaan yang dilontarkan Daddy beberapa minggu yang lalu. Waktu itu kami sedang makan malam di rumah Gray. Hanya kami berdua. Gray sengaja pergi agar kami bisa leluasa bicara. Pertama kali aku melihatnya setelah pembicaraan dari hati ke hati kami di apartemen. Dia selalu menelepon untuk menanyakan kabarku. Kami akan mengobrol sedikit, tapi aku masih menolak untuk bertemu. Aku belum siap. Hingga akhirnya beberapa hari sebelum berangkat ke London untuk shooting video klip, aku merasa aku harus pamit, jadi aku memintanya datang.

Pertanyaan itu membuatku merenung. Apa aku bahagia? Daddy menatapku serius, menanti jawabanku dengan sabar. Benakku menyusuri hari-hari yang kulalui belakangan ini, mencoba jujur pada diriku agar aku bisa memberi jawaban sejujurnya pada Daddy.

Aku masih sering merindukan Bunda, tapi seiring berjalannya waktu, keikhlasan itu terasa semakin nyata dan bukan hanya sekedar kata. Aku merindukan Bali, tapi aku juga mulai menyadari kalau Bali hanyalah sebuah tempat. Kembali ke sana sementara Bunda sudah nggak ada lagi di sana, nggak lagi terasa seperti pulang. Bali nggak lagi terasa sebagai rumah.

LA juga belum terasa seperti rumah, tapi aku mulai terbiasa tinggal di sini. Setidaknya, nggak ada lagi urgensi untuk pergi secepatnya dari kota ini. Tentu saja, hubunganku dengan Daddy berpengaruh besar dalam hal itu. Sejak dia memberi penjelasan tentang kepergiannya, aku mulai merasakan penerimaan. Menerima bukan berarti hubunganku dengan Daddy langsung baik-baik saja, tapi aku merasa hatiku membaik. Aku dan Daddy mungkin nggak akan pernah bisa punya ikatan kuat layaknya ayah anak pada umumnya, tapi setidaknya aku nggak lagi menganggapnya sebagai musuh.

Lalu tentu saja ada Gray. Dia penyelamatku. Dia selalu ada untukku. Dia mengembalikan musik dalam hidupku. Musik yang perlahan tapi pasti mengobati luka batinku, membilas kepahitanku, membangkitkan semangat hidupku.

Ya, jika dibandingkan dengan saat pertama kali aku menginjakkan kaki di LA, atau bahkan mungkin jika dibandingkan dengan beberapa tahun belakangan, hatiku rasanya jauh lebih ringan. Sejak Bunda sakit, aku seperti nggak mampu lagi merasakan kebahagiaan. Namun sekarang, aku menjalani hari-hariku dengan perasaan yang sangat mirip dengan bahagia. Atau mungkin aku memang bahagia. Aku tersenyum, sudah terlalu lama aku nggak merasakannya, hingga aku bahkan lupa rasanya.

"I think I am," jawabku akhirnya. "I choose to be happy. I mean, aku bisa saja terus-terusan mengasihani diri sendiri, tapi dampaknya hanya membuatku semakin menderita. Jadi aku memilih berdamai dengan keadaan dan melanjutkan hidup. Aku memilih untuk bahagia."

Daddy mengangguk pelan, senyum sendu terukir di bibirnya.

"Kamu benar-benar sudah dewasa, Dee. Aku tahu aku nggak pantas mengatakan ini...tapi..." Daddy menghela napas berat, wajahnya berubah kelam.

"I am so proud of you. Aku memang bukan ayah yang baik, tapi aku bersyukur...sangat bersyukur kamu tumbuh menjadi seorang gadis yang istimewa. Saras berhasil mendidikmu dengan baik. Dia ibu yang luar biasa. Kalian...kalian...membuatku malu pada diriku sendiri. Aku hanya laki-laki egois yang lari dari tanggung jawab demi mengejar kebahagiaanku sendiri. Aku...aku bahkan nggak pantas disebut sebagai seorang ayah." Suara Daddy semakin bergetar seiring kata-kata yang meluncur dari bibirnya.

Aku ingin menghiburnya, ingin mengatakan padanya kalau dia bukanlah laki-laki seperti itu, tapi itu sama saja dengan membohongi diri sendiri, kan? Bagiku, dia memang laki-laki egois, dia memang bukan ayah yang baik. Aku berusaha berdamai dengan keadaan, tapi bukan berarti aku menutup mata akan kenyataan. Aku nggak bisa mengucapkan kata-kata manis, tapi aku juga nggak mau lagi mengucapkan kata-kata pahit, jadi aku memilih diam.

Daddy menatapku lama, hanya menatapku. Sepasang matanya sarat akan perasaan. Cinta, rindu, bangga, duka dan juga sesal yang teramat dalam. Tatapan yang membuat hatiku nyeri karena intensitasnya.

Broken MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang