Bab 44

25.6K 4.5K 106
                                    

"Kita berangkat setengah jam lagi. Aku tunggu di depan," ucap Gray saat kami keluar dari ruangan studio.

Aku melirik ke arah jendela kaca dan melihat matahari masih bersinar terik, pertanda siang masih menguasai hari. Ternyata proses rekamanku nggak memakan waktu terlalu lama.

"Apa nggak terlalu cepat? Kita mau makan malam, kan?"

Gray mengangguk. "Tapi jaraknya cukup jauh, jadi kita harus berangkat sekarang kalau mau tiba tepat waktu untuk makan malam."

"Memangnya kita mau makan di mana? Apa aku perlu memakai pakaian formal?" Memakai pakaian formal artinya aku harus memulas wajah dengan make up lengkap dan menata rambut. Waktu setengah jam nggak akan cukup.

Sejak menjadi pacar pura-pura Grayson King, aku mulai terbiasa memperhatikan penampilan. Jenny yang selalu memberiku wejangan panjang lebar tentang pentingnya tampil menawan di depan publik, apalagi kalau pergi ke tempat-tempat yang sering dikunjungi selebriti.

Kapan hari kami makan siang di The Ivy, sebuah restoran di LA yang tampaknya cukup terkenal di kalangan selebriti. Aku terpana melihat banyaknya paparazzi yang mangkal di depan restoran. Begitu kami turun dari mobil, mereka langsung mengerubungi untuk mengambil gambar. Belum lagi banyak fans Gray yang minta foto bareng. Dalam sekejap foto-foto kami sudah beredar di internet untuk dilihat dan dikomentari seisi dunia. Sebenarnya aku nggak terlalu peduli apa komentar mereka tentang penampilanku, tapi aku nggak ingin mempermalukan Gray, jadi aku berusaha menjaga penampilanku sebaik-baiknya.

"Kasual aja, aku sedang nggak ingin berurusan dengan paparazzi atau fans. Kita cari tempat makan yang orang-orangnya nggak akan mengenaliku," jawab Gray.

Aku mengangguk. Aku juga berharap kami bisa makan di tempat yang tenang dan nyaman. Hari ini ulang tahun Gray, aku ingin dia bisa menikmatinya tanpa gangguan sorot lampu kamera. Walau aku ragu ada tempat seperti itu. Setelah sebulan lebih jadi pacar pura-pura Grayson King dan ikut kemana pun dia pergi, aku mulai bisa mengerti kenapa dia syok saat aku nggak langsung mengenalinya waktu pertama kali kami bertemu. Semua orang yang kami temui, entah itu di jalan, di taman, atau di restoran tahu siapa dia. Dia memang seterkenal itu.

Aku membuka lemari besar yang ada di kamarku dan menatap deretan pakaian yang tergantung rapi. Stylish Gray menyiapkan sangat banyak pakaian untukku hingga kadang aku bingung harus memakai yang mana. Akhirnya aku mengenakan sweater rajut warna abu-abu, rok mini model lipit warna coklat muda dan sandal model tali dari bahan kulit warna coklat tua. Rambutku kubiarkan tergerai, wajahku kelihatan cukup fresh, jadi aku hanya mengoleskan sedikit pelembab, bedak dan lip gloss.

Aku memutar-mutar tubuhku di depan cermin, rasanya rok yang kukenakan terlalu pendek. Aku jadi kelihatan seperti anak sekolahan yang seksi. Aku tergoda untuk menggantinya, tapi saat melirik jam dinding, ternyata waktu tiga puluh menit sudah berlalu. Sial, padahal aku paling nggak suka terlambat.

Buru-buru aku mengambil tas lalu melangkah keluar kamar, tetap dengan mengenakan rok mini. Peduli amatlah. Lagi pula, salah satu hal yang aku pelajari dari LA setelah sebulan lebih hidup di sini adalah para wanitanya yang selalu terlihat modis dan seksi. Pakaianku sekarang nggak ada apa-apanya dibanding pakaian yang biasa mereka kenakan

Aku sedang menuruni tangga saat merasakan kehadiran Gray di belakangku. Aku menoleh dan melihat dia berdiri beberapa anak tangga di atasku. Kaos hitam, celana panjang jeans biru dan sneakers hitam membalut tubuhnya, pakaian standarnya jika ingin membaur dengan orang-orang. Walau menurutku, nggak ada pakaian yang bisa menyembunyikan aura seorang Grayson King. Tubuhnya yang tinggi tegap, wajahnya yang tampan, dan mata abu-abunya yang kelam akan selalu terlihat mencolok.

Mataku menyipit saat menyadari mata abu abu kelamnya tengah fokus menatap bagian belakangku, lebih tepatnya bagian belakangku yang terbalut rok mini. Aku berdeham. Sepasang mata itu sontak terangkat dan bertemu mataku.

Broken MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang