Chapter 8. From The Other Side

328 30 20
                                    

Akhir Mei 2021.

Harza menyalakan coffee maker di pantry dapurnya lalu meletakkan sebuah vinyl pada pemutar musik di ruang duduk. Lagu-lagu milik The 1975 berputar dan menggema halus pada ruangannya. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam tapi hari Harza baru saja dimulai.

Ia bergerak ke meja ruang makannya yang sering beralih fungsi menjadi meja kerja. Harza mendendangkan pelan The 1975 - She's American yang berputar dari piringannya. Sambil mengambil kopinya yang sudah selesai dibuat, senyumnya mendadak melebar ketika ia melihat layar ponselnya berkedip. Sebuah pesan masuk disana. Tarra ternyata mengajaknya makan bersama karena ia memasak cukup banyak hari itu.

Tingnong.

Bel apartemen Harza berbunyi dan pemuda itu segera berlari kecil ke pintu dan membukanya. Tarra membawa dua kotak wadah makanan dan satu buah wadah minuman. Kesulitan dengan barang bawaaanya, Harza segera membantu Tarra dan mempersilakan masuk.

"Tau gitu gue yang kesana. Ini kalo lu jatuh gimana? Gede-gede lagi wadahnya." Ucap Harza sambil membantu Tarra membawa kotak itu masuk ke dalam apartemen. Ia lalu meletakkan meletakkan wadah-wadah itu di meja makan sambil mengeluarkan piring dan gelas dari lemari.

"Gapapa, gue lagi males makan di apartemen. Gue lagi bosen." Ucap Tarra datar sambil membantu Harza menata meja makan dan mulai memindahkan makanannya.

"Tapi bedanya apartemen gue sama lu apa? Kan sama?" Harza menatap Tarra keheranan.

"Ya......Beda pemandangan." Tarra menjawab sambil menyeringai.

"Bilang aja kangen kan bisa." Ucap Harza yang seketika salah tingkah sendiri dengan kalimat yang keluar dari mulutnya.

"Ngarep." Ucap Tarra datar sambil masih menyiapkan makanan di meja makan. Harza hanya terkekeh sambil menyembunyikan semburat malu di wajahnya.

Situasi canggung yang sering mereka alami beberapa minggu lalu sekarang sudah mulai mencair. Kadang kala percakapan mengalir begitu saja diselingi tawa atau cubitan dan bunyi 'buk' kecil dari pukulan Tarra.

"Ta, mau pasang lagu apa? Gue lagi pasang The 1975 di player, tapi kalo mau ganti boleh kok." Harza bertanya sambil berjalan ke arah pemutar musiknya.

"Gue sambungin hp gue ke bluetooth ruangan lu bisa ga? Mau pasang Mild High Club, lagi suka banget sama lagu-lagunya." Tarra duduk di kursi meja makan sambil membuka aplikasi musik di ponselnya.

"Ga usah sambungin. Di gue udah ada kok. Tinggal gue puter aja playlistnya. Gue juga lagi suka. Jangan-jangan kita jo--"

"..Jomblo.." Tarra melanjutkan kata-kata Harza sambil tertawa.

Harza kembali ke meja makan setelah memasang lagu yang diminta Tarra. Ruangan di apartemen Harza saat ini dipenuhi lagu-lagu indie pop yang mengalun lembut, menemani Harza dan Tarra menikmati makanannya.

"Ini lu bawa apa di botol? Kok kayak enak?" Ucap Harza sambil mengocok-ngocok pelan wadah minuman yang dibawa Tarra.

"Coba deh. Gue buat koktail sendiri. Alkoholnya ga banyak kok, gue campur sama red wine jadi kayak red wine sangria gitu." Tarra menuangkan sedikit minumannya ke gelas yang sudah disediakan Harza.

Tarra lalu membuka sebuah kotak berisi buah-buahan. Belum sempat ia memindahkan isinya, terdengar suara teriakan Harza dari sebrangnya.

"TARRAAAA ITU BAWA BINATANG APA MERAH-MERAH??!!!"

Muka Harza memucat karena panik, rautnya terkesiap, tubuhnya otomatis beranjak dua langkah mundur dari posisi duduknya. Tarra yang melihat itu semua tertawa hanya terbahak-bahak.

Run Harza Run [completed]Where stories live. Discover now