Chapter 17. Heartthrob

258 27 0
                                    

September 2021. 

"Ta, gue mau cerita. Tapi ntar aja di apart lu." Ucap Bianca di ujung telfon. Suaranya parau sisa menangis tadi malam.

"Bi, lu kenapa?" Tanya Tarra dengan nada khawatir.

"Nanti gue cerita. Can i sleepover tonight? Lu ga ada ngedate kan?"

"Hahaha. Pacar aja ga punya gimana caranya ngedate?" Jawab Tarra. "Kesini aja ya, Bi. I'm free and i'll be yours for the whole weekend."

Saat ini Tarra dan Bianca sedang duduk berhadapan dengan nyaman di sofa ruang duduk Tarra. Mata Bianca basah oleh air mata. Tarra hanya menyimak apa yang Bianca sampaikan sambil sesekali mengelus pundak Bianca.

"It's finally over. My three years relationship just ended like that." Bianca mengusap air mata dan hidungnya pelan dengan tisu yang disediakan Tarra.

Hatinya sebenarnya tidak sehancur itu tapi semua kenangan dan waktu ia habiskan bersama Nandra benar-benar membuat perasaannya tidak menentu.

"Tapi sebenernya gue udah ngerasa dari beberapa minggu lalu kalo kita bakal pisah. Hubungan gue ma dia udah bener-bener.. apa ya.. ga ada komunikasi. Cuma formalitas."

Bianca melanjutkan curahan hatinya. "Tapi satu yang bikin gue ga terima. Kalo emang dia udah ga cocok sama gue, kenapa dia ngga ngomong." Bianca mengelap hidungnya yang basah dan menarik nafas.

"Terus masak tadi pagi gue ngga sengaja buka-buka medsos dia. Akhir-akhir ini dia lagi sering jalan sama satu cewe. Temen kantornya."

"Dia selingkuh?" Tanya Tarra.

Bianca menggeleng. "Gue ga tau. Mungkin cuma deket aja. Ya gue paham sih, dia sibuk banget sama kerjaan dia dan dia lebih banyak ngabisin waktu sama temen kantornya daripada sama gue. Cuman kenapa harus kayak gini aja. Gue habisin umur gue sama dia, tapi dia malah kayak gitu. Gue ga terima."

Tarra memeluk Bianca yang saat ini mulai menangis lagi. "So, he doesn't deserve you, Bi. Lu bayangin kalo lu nikah sama dia. Terus dia bosen sama lu tapi malah milih ngabisin waktu sama temen kantornya. Lu harusnya bersyukur tau Nandra kayak gini pas pacaran."

Bianca berusaha menghentikan air matanya. Ia tahu sudah tidak ada gunanya lagi menangisi Nandra walaupun masih terbersit rasa sayang di hatinya. Toh sudah beberapa bulan ini hubungan mereka memang sudah sangat hambar. Bianca sudah lama menyadari bahwa hubungannya akan segera berakhir tapi tetap saja batinnya teriris ketika mengalaminya langsung.

Tarra hanya menepuk-nepuk Bianca. "Bi, masih mau nangis ga?"

Bianca hanya menggeleng. "Udah dari semalem gue nangis. Capek."

"Yaudah, kita pesen apa yuk? Atau mau ngapain? Mau jalan ga mumpung malem minggu? Club8 asik nih. Gue ajakin Hugo sama yang lain. Tapi itu kalo lu mau ya. Kalo ngga juga gapapa sih." Ucap Tarra.

Bianca berpikir selama beberapa saat dan mengangguk. "Tapi sejam lagi aja ya jalannya. Mata gue bengkak banget nih." Tarra mengangguk setuju.

"Pokonya lu harus cantik, Bi. Sayangin diri lu." Tarra memeluk Bianca erat dan menariknya ke kamar. "Ayo dandan."

***

Kesayangan Tarra

Joshua

Halo, halo

Joshua Maerick punya pengumuman penting

Tarra

Awas kalo ga penting ya, Mer

Run Harza Run [completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum