Chapter 21. Closer Than Close

272 22 1
                                    

September 2021.

Harza sedang memandangi dirinya di depan kaca sambil menunggu Tarra yang sebentar lagi selesai di tata rambutnya.

"Ta, rambut gue bagus ga sih?" Tanya Harza.

"Lu tanya sama gue berharapnya apa sih, Za?" Ucap Tarra masih dengan raut terheran-heran.

"Lu ga tau, rambut gue sempet pink loh pas di Boston. Terus gue cat sebelum balik ke Indo." Balas Harza dengan raut bangga.

"Baru kali ini ada cowo pdkt sama gue tapi ngajaknya ke salon." Sahut Tarra sambil merapikan pinggiran rambutnya dan menggelengkan kepalanya heran.

"Coba ngadep sini." Ucap gadis itu lagi sambil melepas apron salonnya.

Harza segera membalikkan tubuhnya tapi malah dirinya yang terkesima dengan tampilan Tarra. Secara otomatis ia membelai dan merapikan rambut Tarra yang berjatuhan ke mukanya. "Lu cantik banget, Ta."

Tarra tidak menghiraukan kata-kata Harza dan masih sibuk menilai rambut baru pemuda itu. "Emm.. Setelah gue liat-liat bagus juga ini ijo botol kebiruan. Lu potong rambut juga?"

"Iya, gue undercut sama tipisin."

"Cakep kok."

"Nahh... gitu dong." Harza hanya tertawa sambil menggandeng Tarra keluar dari salon.

***

"Ta, lu dimana?" Tanya Bianca dari ujung telfonnya. "Gue nginep di tempat lu ya. Mau cerita. Besok gue nebeng ke kantor."

"Boleh. Tapi gue masih dijalan sama Harza. Bentar lagi balik sih soalnya Harza mau ke studio."

"Yah gue gangguin orang pacaran dong." Balas Bianca sambil terkekeh.

"Bi... Bener-bener." Tarra mengecilkan volume suara ponselnya, takut pemuda di sebelahnya mencuri dengar. Sayang sekali ia kalah cepat.

"Nanti gue kabarin ya kalo udah sampe apart. Bye, Bi." Tarra dengan cepat mematikan panggilan telfonnya dan menatap ke pemuda di sebelahnya.

"Mending nurut sama yang Bianca omongin barusan." Ucap Harza sambil menaikkan alisnya.

Tarra hanya melipat tangannya dan memandang lurus ke depan. Mukanya merengut siap-siap mengeluarkan omelan dari mulutnya.

"Iya, bercanda. Gue bakal tunggu lu siap." Sahut Harza sambil mengelus kepala Tarra pelan.

"Eh, Ta, gue besok mau nambah piercing lagi. Bagusan eyebrow apa nambah di telinga lagi ya?" Tanya Harza sambil berusaha mengalihkan pembicaraannya.

"Coba eyebrow. Tapi eyebrow sakit ga sih? Emang buat apaan?"

"Next week i'll fly to Boston. Gue diajak Brywilde buat ikut tampil di MV mereka."

"For real?" Mata Tarra ikut berbinar bahagia.

"Yash... Gue disana seminggu, paling lama dua mingguan sih. Mau ikut?"

"Ngarang emang lu tuh hidupnya." Ia terkekeh sebelum melanjutkan kalimatnya. "Eh, gimana rasanya perdana ngeluarin lagu?"

"Deg-degan. Soalnya ini lagu pertama gue." Muka Harza menggambarkan semuanya. Bahagia, cemas tapi bangga.

"You really overworks yourself and put your heart into it. I believe in you, Bes. Pasti bagus. Gue doain lancar ya." Tarra menepuk punggung tangan Harza sambil tersenyum ke arah pemuda di sebelahnya.

***

"Ta..... Gue udah jadian sama Hugo. Tadi siang." Ucap Bianca dengan binar di matanya.

Run Harza Run [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang