The Unwanted Queen || 36

13K 1K 7
                                    

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Livia berjalan menyusuri lorong penjara bawah tanah kerajaan demon. Ia memberanikan dirinya untuk menemui ayahnya. Meskipun ia tahu jika kedatangannya tidak akan membuat ayahnya senang.

"Aku ingin menemui ayahku." ujar Livia pada salah satu prajurit yang menjaga ruangan Lord Edgar.

"Anda harus meminta ijin pada Yang Mulia Raja terlebih dahulu Tuan Putri." sahut prajurit tersebut.

Livia menatap tajam saat mendengar penolakan dari pria itu. Namun tidak Livia jika akan menyerah begitu saja. Saat itu juga Livia langsung merapalkan sebuah mantra dan membuat prajurit tersebut merasakan sesak pada dadanya.

"Akh!"

Semua prajurit yang ada di penjara tersebut langsung berkumpul dan bersiap untuk menyerang Livia, sebelum sebuah suara menghentikan mereka.

"Hentikan Livia!" Saat itu juga mereka mendengar suara Lord Edgar dari dalam sana.

Pintu sel penjara terbuka menampilkan Lord Edgar keluar dengan raut wajah dinginnya. Livia yang melihat ayahnya langsung berjalan mendekati pria itu.

"Kenapa kau datang kemari nak?" Tanya Lord Edgar.

"Aku ingin menemui ayah," lirih Livia. "Semua orang tidak mempercayaiku, bahkan ibunda sekalipun. Saat ini aku hanya memiliki ayah di sisiku." Lanjutnya dengan menunduk sedih.

"Jika benar kau menganggap ayah penting untuk hidupmu, akuilah semua perbuatanmu nak. Dengan begitu ayah akan selalu ada untukmu." Sontak Livia mendongakkan kepalanya saat mendengar ucapan Lord Edgar.

"Tidak!" Ujar Livia dengan sedikit meninggikan suaranya. "Aku tidak akan mengakui kesalahanku!" Lanjutnya membuat Lord Edgar menghela nafas pelan.

"Baiklah, sebaiknya kau pergi dari sini nak. Ayah ingin beristirahat." Ujar Lord Edgar dan berbalik masuk ke dalam sel penjara. Namun langkah pria itu terhenti saat mendengar samar-samar suara yang berasal dari Livia.

"Jangan pernah melakukan hal bodoh lagi Livia. Jika kau berani melakukannya, maka ayah sendiri yang akan menghukummu." Ujar Lord Edgar dengan tegas sebelum menghilang dari balik pintu. Sedangkan Livia yang mendengar ucapan dari ayahnya langsung mengepalkan tangannya kuat.

"Aku tidak perduli!" gumam wanita itu sebelum akhirnya melangkah pergi menuju tempat yang ingin ia tuju. Tempat di mana ia bisa mewujudkan keinginannya.

*****

Kereta kuda yang mengantar Alissya telah berhenti di depan sebuah rumah yang cukup mewah yang ada di pusat kota. Di sana Charlotte sudah berdiri di depan rumah untuk menyambut kedatangan Alissya.

"Mommy!" teriak Alissya saat wanita itu sudah keluar dari kereta.

Saat itu juga Alissya langsung berlari berhambur ke dalam pelukan ibunya.

"Bagaimana perjalananmu nak?" Tanya Charlotte sambil mengusap surai panjang milik Alissya.

"Cukup melelahkan. Pinggangku sangat pegal karena harus duduk berjam-jam." Ujar Alissya dengan raut wajah kesal saat ia melepaskan pelukan dengan ibunya. Charlotte yang mendengar keluhan dari putrinya langsung terkekeh pelan.

"Baiklah, istirahatlah di dalam. Mommy akan membuatkan makan malam untukmu." Ujar Charlotte dan langsung dijawab anggukkan oleh Alissya.

Mereka pun masuk ke dalam rumah dengan beberapa pelayan di belakangnya. Tentu saja tidak lupa mereka memasukkan barang-barang milik Alissya.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Where stories live. Discover now