The Unwanted Queen || End

14.1K 929 16
                                    

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Setelah mengunjungi ayah dan juga kakeknya, Evan berjalan cepat menuju kamarnya. Beberapa pelayan yang ada di dalamnya membungkuk hormat, kemudian keluar saat melihat kedatangan Evan. Di atas ranjang, ia melihat Alissya yang tengah bersandar di kepala ranjang sambil mengusap perutnya. Alissya tersenyum melihat kedatangan Evan, lalu menepuk ranjang disebelahnya memberi tanda untuk Evan mendekatinya.

Evan menaiki ranjang lalu membaringkan tubuhnya dengan kaki Alissya yang menjadi tumpuan kepalanya. Evan mengusap lembut perut Alissya yang ada dihadapannya dan sesekali menciumnya. Alissya yang melihat itu tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Ia tersenyum sambil mengusap lembut surai milik Evan.

"Bagaimana keadaan daddy dan grandpa?" Tanya Alissya.

"Beruntung lukanya tidak parah, jadi mereka hanya perlu beristirahat hingga beberapa hari ke depan."

Alissya yang mendengar itu dapat bernafas lega. Setelah ia menginjakan kaki di istana, ia belum sempat mengunjungi mereka. Tubuhnya sudah sangat lelah, bahkan untuk berjalanpun ia tak mampu.

"Lord," panggil Alissya dengan nada sedikit ragu. Evan yang mendengar itupun beranjak dari tidurnya dan duduk menghadap istrinya.

"Apa kau membutuhkan sesuatu Queen?" Alissya menggeleng dengan cepat.

"Itu... Untuk pesta nanti, apa aku boleh pergi ke pusat kota?" Ujar Alissya dengan sedikit pelan.

Evan terdiam, ia berpikir sejenak sebelum memberikan keputusan. Pesta perayaan kemenangan ini memang diadakan di dua tempat. Perayaan di pusat kota hanya khusus untuk rakyat biasa saja. Sedangkan para pemimpin klan akan berada di istana. Tentu Raja dan Ratu Kerajaan Demon harus berada di istana untuk menyambut mereka.

Alissya yang melihat Evan yang terlihat sangat berpikir keras langsung menghela nafas pelan. "Baiklah, aku akan tetap di istana. Padahal bayi kita ingin pergi ke sana." Ujarnya dengan nada sedih.

Evan yang mendengar itu langsung membulat, "Jika dia menginginkan itu, aku tidak punya pilihan lain selain mengikutinya. Kita akan pergi ke pusat kota, berbaur dengan yang lainnya."

Seketika mata Alissya berbinar cerah saat mendengar keputusan dari suaminya yang mengijinkannya untuk pergi ke pusat kota untuk melihat perayaan di sana. Alissya tak menyangka jika menggunakan bayinya sebagai alasan, Evan langsung menyetujuinya apapun itu.

"Aaa!! Terima kasih Lord, aku sangat senang." Sorak Alissya gembira membuat Evan terkekeh pelan.

"Apapun akan aku lakukan untuk kebahagiaan kalian."

Alissya terharu mendengar ucapan Evan. Ia tidak menyangka jika dipertemukan dengan pria yang mencintainya dengan segenap kekurangannya. Tanpa sadar air mata jatuh dari pelupuk matanya.

"Kenapa kau menangis sayang?" Tanya Evan wajah panik. Alissya yang melihat itu pun seketika tertawa sambil mengusap air matanya. Kemudian ia bersandar di dada bidang suaminya sambil memainkan jemari Evan yang ada di atas perutnya.

"Aku hanya sedikit terharu. Aku kira kehidupanku tidak akan sebahagia ini. Di pertemuan pertama kita, aku kira kau akan merejectku. Tetapi semua itu salah, kau malah membawaku ke tempat ini dan menjadikanku pendampingmu."

"Kau memang ditakdirkan untukku. Menjadi ratu di dunia ini dan ratu di dalam hatiku. Aku akan sangat menyesal jika dulu aku benar-benar merejectmu Queen."

"Tapi, kenapa kau dulu sangat dingin Lord? Bahkan wajahmu lebih dingin dibandingkan es di saat musim salju." Sontak Evan tertawa mendengar penuturan Alissya.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin