The Unwanted Queen || 39

11.3K 1K 48
                                    

Happy Reading Guys🖤
Don't forget to follow, vote, and comment on this story!
******

Kabar mengenai penculikan Alissya, Queen Crystal dan Charlotte telah didengar oleh seluruh pemimpin klan, termasuk Xavier. Raut wajah pria itu telah berubah dingin. Tangannya mengepal kuat dan siap menyerang siapa saja yang berani mengusiknya.

"Jika saja Evan pergi lebih cepat, ini tidak akan terjadi." ujar Xavier mengerang frustasi. Ia sangat khawatir terhadap istrinya yang juga menjadi korban dalam penculikan itu. Ia sangat menyesal karena harus meminta istrinya untuk menemui Alissya. Tetapi nasi telah menjadi bubur, ia tidak bisa mengulang apa yang telah terjadi.

"Percuma saja Lord, Kenzo memiliki kekuatan untuk mengubah dirinya menyerupai orang lain dan memanipulasi penglihatan mereka semua, sehingga mereka tidak menyadari jika terjadi peperangan di luar istana dan pria yang menghampiri mereka adalah Kenzo." Jelas Leonard.

"Dilihat dari pergerakannya, aku sangat yakin jika Kenzo telah mengetahui pengkhianatanmu Dom." Dominic menatap Leonard yang tengah menyilangkan kedua tangannya dan bersandar di salah satu sofa yang ada di sana. Dominic mengangguk setuju, namun ia tidak membalas ucapan Leonard dan tetap menatap lurus ke luar jendela. Otaknya terus berputar, memikirkan kemungkinan besar apa yang akan dilakukan oleh Kenzo. Dia sudah cukup lama melayani pria itu, sehingga ia cukup tahu jalan pikirannya.

"Aku yakin mereka akan segera melakukan ritual. Kita harus bergerak cepat." Sontak kedua pria yang ada di ruangan itu membulatkan matanya. "Kita hanya memiliki waktu delapan jam sebelum ritual itu dimulai."

*****

Bau lembab bercampur amis darah menyeruak masuk ke indra penciumannya, membuat Alissya perlahan membuka matanya. Alissya menyipitkan matanya saat sebuah cahaya menyilaukan penglihatannya. Setelah ia memfokuskan pandangannya, ia mengedarkan pandangannya dan melihat dirinya tengah berada di sebuah ruangan yang sangat gelap. Hanya ada sebuah lilin di pojok ruangan dan cahaya yang masuk melalui celah-celah atap terbuka yang menerangi ruangan tersebut.

Alissya membulat saat menyadari kedua tangan dan juga kakinya yang telah terikat dengan rantai besi. Ketakutan mulai menyerangnya, ia menyadari jika seseorang telah menculiknya dan mengurungnya di sebuah penjara.

Suara derap langkah kaki menggema di seluruh ruangan. Alissya yang menyadari langkah kaki tersebut mulai mendekat ke arahnya, menambah ketakutan wanita itu. Namun ia juga merasa sangat penasaran, siapa yang telah menculiknya.

Raut wajah Alissya yang semula menegang seketika berubah datar saat melihat sosok yang berdiri di hadapannya. Ia dapat melihat dengan jelas wajah wanita yang datang menghampirinya, meskipun pandangaan mereka terhalang oleh jeruji besi. Tangan Alissya mengepal kuat, ia berusaha tenang, walaupun ia sangat ingin meluapkan amarahnya. Tetapi ia tidak ingin bertindak gegabah yang nantinya akan merugikan dirinya.

"Bagaimana rasanya terkurung di dalam ruangan ini Alissya?"

"Tidak buruk, apa kau ingin merasakannya Livia?" Livia menatap Alissya tajam, namun tidak dengan Alissya yang menampilkan senyum seringainya.

Livia melangkah memasuki ruangan tersebut. Wanita itu menarik salah satu kursi dan duduk di hadapan Alissya. Entah apa yang akan wanita itu lakukan, tetapi Alissya harus tetap waspada.

"Wanita rendahan sepertimu memang cukup berani untuk melawanku Alissya."

"Rendahan?" Alissya terkekeh pelan. "Bukankah kau lebih rendahan daripada aku Livia? Seorang Putri Mahkota bahkan bermain kotor hanya untuk mendapatkan seorang pria yang bukan ditakdirkan untuknya. Bukankah dia lebih rendah?" Livia mengepalkan tangannya kuat mendengar ucapan Alissya.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant