#46

56 26 173
                                    

"Soal Aurora dan cerita Papa, jadi ketika kakak sama papa bertengkar waktu itu. Perusahaan sempat mengalami penurunan. Papa gatau gimana lagi cara ngembaliin semuanya. Akhirnya suatu  ketika Papa ketemu sama Papanya Aurora dan berjalannya waktu, tiba tiba keluarga Aurora kerumah dan menemui kami, mereka mengatakan bahwa akan membantu mengembalikan perusahaan dengan berbagai cara asalkan Aurora akan dinikahkan dengan kamu." Jelas Beatrice.

Tangan Alden mengepal. Amarahnya mulai memuncak ketika ia harus menerima akibat dari perbuatan papanya.

"Jadi kalian mengiyakan semuanya?"ucap Alden.

Beatrice menundukkan kepalanya.

"Gue ga tau apa apa. Saat gue dateng sepulang kuliah papa tiba tiba cerita semuanya."

"Jadi ini alasan papa mengusik kehidupanku bersama Clarissa? Tidak merestui kami sampai berusaha melukai Clarissa karena ini semua?" Ucap Alden dengan penuh amarah.

"Nggak, nggak gitu!"

"Lalu? Apa alasannya?" bentak Alden

"Ingat Beatrice! Aku merawatmu dan menjagamu karena Clarissa, dia yang memintaku untuk menjagamu.Aku mencoba menyukaimu dan mencoba menjadikanmu seperti adik kandungku semuanya itu karena Clarissa. Karena gue sebenernya gaada rasa sayang ke lo sedikit pun. Lo coba pikir, lo udah sejahat itu sama Clarissa dan lihat dia masih baik sama lo!"

"Dan satu lagi, gue benci sama lo karena lo emang gabisa jadi baik sesuai yang gue harapkan!" ucap Alden lalu meninggalkan Beatrice sendirian diruang tengah.

Beatrice menatap kepergian kakaknya. Tak terasa bulir bening itu tiba tiba turun tanpa disengaja.

"Nona.. excuse me, are you okay?" Ucap seorang pembantu rumah tangga.

Beatrice tersenyum lalu masuk kedalam kamarnya.

------

Alden mengambil kunci mobilnya dan bergegas pergi meninggalkan rumahnya.
Sudah seperti kembali ke rumah baginya kegika pergi ke pantai dimana ia selalu berharap bisa menemui Clarissa disana.

Alden berjalan ke arah datangnya ombak dengan bunga mawar ditangannya. Kali ini ia membawa bunga mawar merah dengan pita bertuliskan " I really miss you "

"Selamat siang cantik. "gumamnya sambil melarungkan buket mawar merah tersebut.

"Maaf karena aku lama tidak mengunjungimu. Aku rasa aku seperti orang gila yang selalu membawa bunga dan melarungkannya dipantai ini. Terdengar konyol bukan. "

"Gue udah bilang sama diri sendiri untuk terus menjaga hati gue buat lo. Namun keadaan tidak selamanya berpihak kepada kita. Aku terus terusan berharap bahwa Tuhan bisa mengembalikanmu kepadaku. Aku yakin bahwa segalanya diatur oleh-Nya, tapi bolehkan permintaanku kali ini dikabulkan. Aku menginginkannya kembali."

"Sepertinya terdengar egois."jawab seorang perempuan yang berdiri dibelakang Alden tiba-tiba.

Alden membalikkan badannya dan menatapnya kaku.

"Gue tau lo bakal kesini, karena ini adalah rumahmu, Tempat kembalimu untuk berkeluh kesah."jawab Beatrice lantas mendekati gulungan ombak.

"Halo, Terimakasih sudah mengubah kakakku menjadi orang yang tergila gila padamu. Huhh.."

"Lihatlah dirinya! Kau selalu mengasihani diriku namun kau lupa untuk mengasihani kakakku. Kembalilah dan lihatlah bahwa kakakku sedang menunggumu, dia sudah menghabiskan uangnya selama satu tahun untuk membeli bunga dan melarungkannya disini. Apa kau tidak lelah mendengar ucapannya ketika datang kesini? aku rasa pasir pantai sudah bosan mendengarnya."

Something worthwhile Where stories live. Discover now