#47

42 22 130
                                    

Tanpa disadari jarum jam sudah berputar berulang kali.
Clarissa memang belum sepenuhnya pergi dari kehidupan keluarga Arman. Namun berjalannya waktu, satu persatu ingatan itu kembali. Kembalinya ingatan tersebut sangat dibenci oleh 3 orang yang sudah menyayanginya, terutama Septian.

"Aku rasa aku harus mengingat jalan pulang." ucap Clarissa sambil mengayunkan keranjang sayur.

"Untuk apa? kau ingin pergi secara diam diam?" jawab Septian yang berjalan berdampingan

Clarissa seketika menghentikan langkahnya lalu memukul bahu Septian.

"Sampai kapan kau akan berfikir negatif soal diriku?"ucap Clarissa.

"Gue cuma tanya, lu aja yang sensi."jawab Septian.

"Oh jadi sekarang ngomong nya lu gue, oke gue juga bisa."

"Ya trus mau manggil apa? aku kamu?"

Clarissa terdiam seketika.

"Terdengar kuno." celetuk Clarissa lalu berjalan lebih dulu.

Septian mendengus kesal setelah mendengar jawaban Clarissa.

"ini orang makin lama makin gaada sopan santunnya ke gue." teriak Septian sambil mengejar Clarissa.

"Yee emang lu orang tua gue harus sopan santun." jawab Clarissa

"Untung bukan temen."

"Dih gapapa bukan temen daripada friendzone."jawab Clarissa.

Septian tersenyum kaku.

"PAGI KU CERAHKU MATAHARI BERSINAR KU GENDONG TAS SAYURKU DILENGAN... PAGIIII IBU!" teriak Clarissa dari pintu ruang tamu.

"Clarissa.. jangan teriak teriak." jawab Jamila.

"Ouhh sorry." jawab Clarissa sembari mengeluarkan sayur sayuran dari keranjang.

"Kemana Septian?"

"Dia? Oh Septian ku buang dijalan."jawab Clarissa.

Jamila menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua anak angkatnya ini.

"Kau ingin membuang kakakmu yang tampan ini?" sahut Septian dari pintu.

Clarissa menoleh menatap Septian.

"Sayang sih, mending dijual aja."

"CLARISSA!!"teriak Septian.

"Diam diam, ibu pusing mendengar kalian bertengkar setiap hari. Septian!"ucap Jamila

"Iya bu?"

"Pulang kerumahmu!"

Septian seketika memegang dadanya.

"Ngapain coba?" tanya Clarissa.

"Sakit iga gue, baru kali ini diusir sama ibu gara gara lu." jawab Septian.

"Kalo gitu ayo ikut gue ke dentist."

"Ngapain?"

"Periksa iga."jawab Clarissa sambil memegang dada Septian

Spontan Septian mencubit pipi Clarissa.

"Ehh sakit tau."

"Biarin, gue ga peduli."

"ih nyebelin banget si. Ibu tolong buang anak ini." rengek Clarissa.

"Gausah dibuang, gue bisa jalan sendiri." jawab Septian lalu membalikkan badannya hendak pergi.

"Ehhhh.. Rambut gue!" teriak Clarissa sambil memegang akar rambutnya.

Septian tetap melanjutkan langkahnya dan diikuti oleh Clarissa dibelakangnya yang menarik baju Septian.

Something worthwhile Where stories live. Discover now