reuni

312 30 0
                                    

Ayra masuk ke dalam kamar. Ia menaruh handuk di kursi yang biasa digunakan untuk belajar. Ayra mengambil laptop yang ada di meja belajar, kemudian ia duduk di kasur dan membuka laptop tersebut.

Ayra hendak mengerjakan tugasnya yang tertunda. Sudah dua hari ini ia sibuk mengerjakan semua tugas. Dan anehnya tugas tersebut tidak selesai juga, seakan-akan mereka membelah diri.

Ketika tengah fokus mengetik di laptop, ponsel Ayra terlihat menyala tanda ada notifikasi masuk. Ponsel ayra memang selalu dalam mode senyap. Hanya berjaga-jaga jika suatu hari di dalam kelas ia lupa mematikan nada notifikasi. Takutnya menganggu suasana kelas dan tentunya Ayra akan malu.

Ayra mengecek siapa yang mengirimkan pesan. Ternyata, itu adalah panggilan telfon dari Kanaya. Tanpa berfikir lebih lanjut Ayra mengangkat panggilan itu.

"Hm?"

"AYRAAAA." Suara Kanaya terdengar sangat frustasi dari arah sana. Dengan refleks Ayra menjauhkan ponsel dari telinga dikarenakan teriakan Kanaya.

"Lu mau bikin gua budeg?" Ujar Ayra setelah mendekatkan lagi ponsel ke telinga.

"Gua stress parah. Sejak kapan tugas kita jadi gak manusiawi kayak begini?" Kanaya tidak menghiraukan ucapan Ayra. Semua tugas yang diberikan dosen terasa mengerikan baginya.

"Sejak nemo pindah ke garut." Ayra menjawab asal.

"Emang kapan nemo pindah ke garut?" Dengan nada bingung Kanaya bertanya-tanya.

"Duh konslet nih anak."

"Ih gua stress banget. Lu gak mau kesini apa Ra?"

"Udah gila lo."

"Iya kayaknya gua gila Ra."

"Emang sih."

"Ya makannya kesini cepetan."

"Kok nyuruh?"

"Enggak deng, becanda hehe." Ayra menghela nafas. Saat ingin mengerjakan tugas, ada saja gangguan yang ia dapat.

"Besok ikut yuk ra." Kanaya berujar random.

"Kemana?" Ayra memilih untuk memakai earphone. Pegal juga memegang ponsel di telinga dengan satu tangan. Belum lagi ia harus kembali mengetik di laptop.

"Ke akhirat."

"Skip dulu"

"Ya enggak dong. Kita kencan buta."

"Hah? Ngapain? Lo aja gih." Tentu saja Ayra menolak, sangat membuang waktu.

"Masa gua sendirian."

"Kencan buta mana bisa sendirian. Kan nanti ada pasangan lo."

"Ya maksudnya, gua kesana sendirian gitu?"

"Lo mau bawa sekampung juga gak jadi masalah sih."

"Ngeselin banget."

"Lagian gua besok gak bisa."

"Kok gitu? Kan weekend."

"Mau ada reuni SMA."

"Ikut boleh?"

"Enggak."

"Jahat ih gak like."

"Masih ada yang diomongin gak? Gua mau nugas lagi nih."

"Sibuk banget temen gua. Jangan dimatiin telfon nya, temenin gua nugas juga biar gak frustasi sendirian."

"Hmm." Kanaya tersenyum senang di sebrang sana. ia paham betul maksud Ayra itu adalah iya.

Can I believe? √Where stories live. Discover now