rumah sakit

43 6 1
                                    

Reza menunggu dokter menangani Alexio di IGD. Untung saja luka lelaki tersebut tidak begitu dalam sehingga tidak perlu di operasi. Alexio hanya mendapat beberapa jahitan dan semua luka di obati.

Karena Reza juga babak belur walau tidak separah Alexio, ia tetap diberikan penanganan oleh salah satu perawat.

Reza berterima kasih kepada perawat itu. Kemudian ia berdiri hendak menghampiri ranjang Alexio. Suasana IGD begitu ramai oleh pasien. Rata-rata mereka mengalami kecelakaan atau lain sebagainya.

Dokter membuka gorden pembatas. Ia telah selesai mengobati luka Alexio. "Dia harus di rawat beberapa hari. Kita carikan kamar kosong terlebih dahulu. Jika ada nanti bisa di urus administrasi nya." Dokter tersebut berbicara pada Reza.

"iya baik Dok." Reza mengangguk paham. Ia tak lupa berterima kasih pada Dokter yang telah mengobati luka Alexio.

Reza berjalan mendekat ke arah ranjang. Mata Alexio nampak tertutup rapat. Sepertinya lelaki tersebut masih belum sadar.

Sambil menunggu Alexio siuman, Reza duduk di kursi yang tersedia. Ia menyender di tembok lalu ikut memejamkan mata. Baru ia rasakan kalau dirinya juga begitu lelah.

Reza hendak menghubungi keluarga Alexio namun ia memutuskan menunggu orang yang bersangkutan sadar terlebih dahulu. Ia sudah mengabari Ayra dan Kanaya sebelumnya. Kabar terakhir yang Reza dapat, kedua gadis itu sedang dalam perjalanan.

Beberapa menit berlalu, Reza jadi terbawa suasana. Suara berisik dan kerusuhan di ruang IGD seakan tidak menganggu dirinya untuk tidur.

Di luar rumah sakit Ayra dan Kanaya berjalan tergesa-gesa. Mereka panik ketika mendapatkan kabar dari Reza kalau Alexio masuk rumah sakit. Dengan cepat mereka berdua menyusul ke rumah sakit yang diberitahu oleh Reza.

Kebetulan Kanaya tengah bersama Ayra. Jadi mereka berangkat ke rumah sakit bersama.

Sampai di ruang IGD, Ayra memperhatikan seisi ruangan. Ia mencari keberadaan Reza ataupun Alexio.

Mereka memutuskan untuk mengecek satu persatu lebih dekat. Kanaya agak ngeri karena kebanyakan pasien yang masuk ke IGD adalah korban kecelakaan.

Sampai akhirnya Ayra menemukan Reza yang tengah duduk lalu bersandar pada tembok. Di samping Reza terdapat kasur rumah sakit dan Alexio sedang berbaring di sana.

Ayra menarik Kanaya begitu saja. Ia mengarahkan Kanaya menuju tempat Reza berada.

Kanaya cukup terkejut melihat kondisi Alexio. Sepertinya ia mengalami luka yang parah. Ayra menatap Reza yang masih menutup mata. Wajah lelaki itu juga penuh dengan luka. Tetapi tidak sebanyak Alexio.

Ayra bergerak maju memeluk Reza. Ia menghela nafas tenang karena Reza tidak terluka parah.

Reza terbangun akibat guncangan kecil. Seseorang menariknya ke dalam pelukan. Sedetik kemudian Reza tahu siapa yang memeluk dirinya. Ia bisa mengenali Ayra dari wangi tubuh gadis itu.

Reza balas memeluk Ayra. Ia melingkarkan lengan di pinggang Ayra dan kepala Reza bersandar nyaman di perut Ayra.

Ayra menengok ke arah bawah. Rupa nya Reza terbangun. "Kakak gak papa kan?" Ayra melepaskan pelukan.

"Kakak gapapa. Yang jadi korban Ale." Reza mengalihkan pandangan pada Alexio yang berbaring. Ayra mengikuti pandangan Reza. Ia melihat Alexio yang nampak tidak berdaya.

"Kok bisa gini sih, Kak?" Kanaya mengajukan pertanyaan.

"Jadi tadi-"

"Nay?" Alexio membuka mata perlahan. Ia bisa melihat postur tubuh Kanaya walau sedikit buram.

Can I believe? √Where stories live. Discover now