teguran

72 17 2
                                    

Alexio menjadi tidak tenang setelah melihat postingan komentar yang berada di media sosialnya kemarin. Kenapa ia tidak tahu kalau Ayra sedang dekat dengan seseorang? Apalagi orang tersebut kakak tingkat fakultasnya.

Apa yang waktu itu mengantar Ayra ke rumah sakit saat Kanaya terkena maag adalah Reza juga? Saat itu Alexio tahu kalau Ayra tengah berbohong bahwa ia datang dengan ojek.

Alexio tidak mudah dibohongi. Mana ada ojek yang memakai helm bermerk mahal untuk penumpangnya.

Suara yang pernah Alexio dengar juga saat menelfon Ayra, apakah ia juga Reza? Lalu apalagi. Kenapa Alexio tidak pernah menyadari sama sekali.

Jangan bilang kalau kakak tingkat yang terkurung bersama Ayra adalah Reza juga. Kalau ia, berarti Alexio berhasil terkecoh. Bukannya ia tidak suka kalau Ayra dekat dengan orang lain, tetapi jika Ayra dekat dengan seseorang selain Alexio dan Kanaya tahu, bisa-bisa Kanaya pindah haluan.

Bagaimana pun Alexio masih mempercayai rumor mengenai Kanaya.

Alexio sedang mencari keberadaan Ayra di wilayah kampus. Ia sudah berkeliling bahkan bertanya pada Kanaya, namun gadis itu juga tidak tahu.

Mata Alexio akhirnya menemukan sesuatu yang sedari tadi ia cari.

Ayra terlihat sedang duduk berhadapan di bangku taman dengan Reza. Kebetulan sekali Alexio langsung menangkap basah mereka berdua. Jadi Ayra tidak akan bisa membantah.

Alexio bergerak cepat mendekati Ayra yang tengah asik mengobrol dengan Reza.

"Ayra!" Alexio memanggil. Bukannya melihat raut wajah terkejut, Alexio malah melihat Ayra yang tengah kebingungan atas kehadirannya.

"Loh, Al? Kenapa?" Ayra beralih pada Alexio yang baru saja datang.

"Ada yang harus gua omongin." Ujar Alexio.

"Yaudah di sini aja." Ayra mempersilahkan. Alexio heran, Ayra terlihat santai sekali seolah sedang tidak terjadi apa-apa.

"Jangan di sini." Alexio menolak.

"Yailah santai aja bro. Gua gak nguping kok." Reza ikut berbicara. Siapa tahu Alexio tidak nyaman atas keberadaan nya.

"Tuh, katanya Kak Eja gak akan denger." Ayra meyakinkan Alexio.

"Kata siapa gua gak akan denger?" Reza membantah perkataan Ayra.

"Lah tadi?"

"Gua bilang gak nguping. Soalnya kan langsung kedengeran tanpa harus nguping hehe." Reza memasang raut wajah polos andalannya. Ayra menghela nafas menahan sabar.

"Yaudah ayo." Ayra menarik tangan Alexio pergi menjauh dari sana.

Ketika Ayra dan Alexio pergi, Reza mengambil satu bungkus rokok di kantong jaket lalu menyalakan dengan korek. Ia merokok sejenak sembari menunggu Ayra selesai urusan dengan Alexio.

"Lo kenapa gak bilang lagi deket sama Reza?" Alexio langsung menanyakan inti yang akan ia bahas.

"Gak semua kehidupan gua harus cerita ke lo. Lagian, gua gak sedeket itu juga sama Kak Eja." Sudah Ayra duga Alexio akan membahas hal ini. Ayra sudah menyiapkan diri sedari ia memutuskan untuk berkomentar di postingan Reza kemarin.

"Tapi lo kan lagi terikat perjanjian sama gua." Alexio tidak menerima alasan Ayra.

"Di perjanjian itu gak ada istilah gua gak boleh deket sama yang lain." Ayra tidak mau disalahkan.

"Tapi harusnya lo paham, kalau lo deket sama Reza, otomatis usaha gua deketin Kanaya jadi sia-sia." Alexio mencoba untuk membuat Ayra mengerti.

"Karena apa? Karena Kanaya nanti bakal deketin Reza." Lanjut Alexio.

Can I believe? √Where stories live. Discover now