taman

49 8 2
                                    

Tangan Reza ditarik oleh Ayra untuk mengikutknya. Reza pasrah saja tidak memberontak. Entahlah gadis ini mau membawa Reza kemana, sedari tadi ia tidak memberitahu.

Dari arah berlawanan terlihat Kanaya yang juga tengah menarik paksa Alexio. Berbeda dengan Reza, Alexio nampak sedikit memberontak karena ia tidak ingin ikut.

Ayra dan Kanaya bertemu. Mereka berdua membuat Reza dan Alexio saling berhadapan.

Reza menantap bingung pada Ayra. Sedangkan Alexio melihat Reza yang berada di hadapannya dengan malas.

"Kalian saling minta maaf." Perintah Ayra.

Alexio dan Reza bertukar pandangan. Namun suasana hening tidak ada yang membuka suara.

"Woi! Minta maaf bukannya lomba tatap muka." Kanaya menyadarkan mereka berdua.

"Ini gua nunggu dia minta maaf loh." Alexio membuka suara.

"Dih. Gua nunggu lo yang minta maaf." Reza tidak punya salah pada Alexio. Semua pertengkaran mereka dimulai karena lelaki itu. Jadi Reza merasa Alexio lah yang harus meminta maaf lebih dulu.

"Pengen banget gua minta maaf sama lo." Alexio menatap sinis pada Reza.

"Yaudah, gua aja yang minta maaf duluan." Reza menghela nafas kasar. Ia mengalah agar dapat segera menyelesaikan permasalahan ini. "Gua minta maaf ya, Ale." Reza menjulurkan tangan.

"Oke gua maafin." Alexio menerima jabat tangan Reza. "Maaf udah bikin lo ngerasa tersaingi, maaf juga udah menang dari lo." Dengan raut wajah menyebalkan Reza berbicara lagi memperjelas atas dasar apa dirinya meminta maaf.

Alexio nampak kesal. Ia menghempaskan jabatan tangan dengan kasar. "Lo mau tanding ulang? Sini." Alexio berjalan maju hendak menantang Reza kembali. Kanaya bergerak cepat untuk mencegah. Ia menahan Alexio agar tidak kelepasan memukul Reza.

Bukannya ketakutan Reza malah tersenyum senang. Ia seperti menikmati amarah yang keluar dari Alexio. Ayra dengan cepat langsung melindungi Reza menggunakan tubuhnya. Namun karena ia tidak tinggi, Alexio dan Reza masih bisa saling bertatapan dengan bebas.

"Udah gak udah!" Ayra berteriak.

"Dia duluan, Ra." Alexio menyisir rambut dengan jari tangan. Ia menahan kesal.

"Kak Eja minta maaf nya yang bener." Ayra membalikan badan. Ia berhadapan langsung dengan Reza. Sedangkan Kanaya tengah berusaha mengajak Alexio berbicara.

"Itu udah bener Ayra. Kalau gua minta maaf ya selain atas dasar itu apalagi." Reza menjawab dengan santai. Ayra menghela nafas.

"Ale jadinya mau minta maaf gak nih?" Ayra berbalik. Ia menghadap pada Alexio yang terlihat sedang mengutarakan kekesalan pada Kanaya.

"Huft. Oke, gua minta maaf." Alexio merasa ini harus segera berakhir.

"Santai bro, gua maafin. Anggap aja kemarin olahraga." Reza dengan mudah memaafkan Alexio.

"Udah clear kan? Gua mau balik." Alexio tidak tahan berada lama di sana. Ia memutuskan untuk langsung pergi. Kanaya memutuskan untuk mengikuti Alexio. Takut saja lelaki tersebut melakukan hal aneh.

"Kak, lo ikhlas kan?" Ayra menatap Reza.

"Ikhlas kok. Lagian Ale kan masih muda. Emosi nya belum stabil." Reza memaklumi amarah Alexio kemarin. Memang cinta bisa membuat buta segalanya.

"Kakak juga masih muda." Apa bedanya, mereka berdua hanya terpaut umur dua tahun.

"Haha jelas. Gua kan awet muda." Reza mulai menunjukkan rasa percaya diri. Ayra pun terkekeh kecil mendengar ucapan Reza.

Can I believe? √Where stories live. Discover now