Chapter 156 - 158

619 93 40
                                    

Jesse's POV

Ketika dia bangun itu adalah Istana Juliette. 

Chris berkata, 'Yang Mulia Pangeran baik-baik saja. Tahan kekhawatiranmu dan istirahatlah. Dia akan menjelaskan sendiri.'

Dua hari berlalu sejak peristiwa itu, dan hari ini adalah hari peresmian.

Eva mengkonfirmasi bahwa kostumnya akan siap pada tanggal 29, dan bertanya mengapa Jesse tertidur. Dia bertanya apakah latihan menari itu sulit baginya.

Jesse menjawab bahwa mungkin dia lelah tanpa disadari, dan dia menyukai selimut di Istana Romero.

"...Maksudmu kau berada di kamar Yang Mulia?"

"Betul sekali."

Eva merendahkan suaranya, jadi aku berbisik.

Ksatria kuil yang mengawal kami melirik ke sini. Baru kemudian aku pikir aku membuat kesalahan.

Aku adalah seorang sandera dari negara musuh sebelum menjadi seorang pasangan, jadi sepertinya tidak baik untuk berjalan ke ruangan paling pribadi sang Pangeran.

"Jangan khawatir. Aku tidak sendirian. Dame Sarnez bersamaku, dan David menunggu di luar."

"Ya Tuhan!"

Wajah putri kecil memerah seperti selai strawberry. Aku malu dan menatap wajah teman-temanku.

Ganael memberi isyarat dengan lehernya, memberi isyarat untuk berhenti. Benjamin memejamkan matanya.

Kemudian sebuah suara terdengar. Itu adalah Bakari (pria dari Fleur de Lis).

Benjamin dan Ganael menyuruhnya untuk menunjukkan rasa hormat kepada Pangeran dengan sopan. Eva juga menunjukkan permusuhan padanya.

Dia menyapa Jesse, tetapi mengatakan bahwa dia tidak menyesal karena dia menyatakan sebuah wahyu.

Jesse dengan ringan menyapanya, mengatakan, "akurasi yang  kamu berikan adalah 8 : 2, dan aku akan memperhatikan yang '2'. Apakah itu terbukti atau tidak?"

(Kurang paham maksudnya, mungkin ini lg ngebahas yg entah chapter brp itu, ttg ramalan fleur de lis. Rasio benar dan salah ramalannya itu 8 : 2)

Ganael bergumam bahwa dia meminum ratusan cidre, dan mereka memasuki kuil.

Natalie membawa Jesse ke tempat Kardinal. Para uskup yang dia lihat pada pertemuan doa tahunan terus berbicara tentang dia.

'Benar, entah bagaimana aku benar-benar bagian dari karakter utama. Jika bukan, maka aku akan *biip biip* pada penulis.'

Jesse menyapa Kardinal, dan melihat Permaisuri dengan Johann di sebelahnya. Permaisuri memanggilnya.

Pintu kuil terbuka, dan karakter utama masuk. Ksatria suci tidak memiliki seragam, jadi mereka memakai pakaian biasa. Mereka berjalan dengan kecepatan yang sama ke altar.

Sejak upacara diadakan seperti ini, ini seperti latihan pernikahan. Jika Marquis Duhem melihat ini, dia akan memberi mereka amplop ucapan selamat.

Upacara dimulai, dan Permaisuri melanjutkan percakapan.

Mereka berbicara tentang percobaan batu suci. Mereka mengatakan bahwa perlu bantuan Pendeta untuk menstabilkan batu itu. Ada dua cara seorang Pendeta bisa memberikan eter-nya,ndengan lingkaran atau kontak langsung.

Permaisuri bertanya apakah dia telah mencoba kontak fisik, dan Jesse mengatakan dia akan melakukannya di masa depan.

Mata Permaisuri menjadi tajam dan berkata, "Kalau begitu pilih Ksatria Suci dan lakukan. Aku akan berpura-pura tidak melihat apakah kamu berpegangan tangan atau berpelukan di Istana Kekaisaran."

SMPU/TWSB SummaryWhere stories live. Discover now